Latest News

Thursday, October 20, 2016

MEMANAS!! Begini Sajak 'Raisopopo' dari Fadli Zon di 2 Tahun Jokowi-JK, Dibalas Oleh Eva Sundari dengan Sajak Begini





alirantransparan.blogspot.co.id - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai belum banyak hasil yang bisa dirasakan rakyat selama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memimpin 2 tahun ini. Sajaknya berjudul 'Raisopopo' yang ditulis tahun 2014 silam dirasa masih relevan untuk dibacakan saat ini.

"Sikap kritis itu bukan karena benci atau dendam, tapi kita memberikan analisis masukan kritik ke pemerintah agar bisa memiliki pegangan," kata Fadli Zon di awal pembicaraan saat berkunjung ke redaksi detikcom, Jalan Warung Jati Barat Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).

Fadli mengatakan bahwa sudah tugas DPR untuk melakukan check and balance. Dia sendiri sudah langsung bertanya kepada warga yang dia temui tentang kondisi setelah dipimpin Jokowi selama 2 tahun.

"Saya ajukan 2 pertanyaan. Apa hidup sekarang lebih mudah atau lebih susah. Rata-rata jawab lebih susah. Saya juga tanyakan apakah cari pekerjaan di era Jokowi makin mudah atau susah. Jawabannya makin susah," ucap Waketum Gerindra ini.

"Pemerintahan Pak Jokowi selama 2 tahun ini belum banyak hasilnya dibanding yang dijanjikan dan ekspektasi yang begitu besar," sambungnya.


Banyak hal yang disoroti oleh Fadli, mulai dari perpecahan partai politik, harga daging yang tetap tinggi, hingga kondisi perekonomian yang terlalu tergantung pada China. Ada satu aspek yang dinilainya paling parah selama Jokowi memimpin negera ini.

"Hukum, yang menjadi alat kekuasaan dan alat politik. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Sesuai selera atau pesanan. Hukum kita jadi alat kekuasaan yang membahayakan. Itu salah satu yang terburuk," tegas Fadli.

President Global Organization of Parliaments Against Corruption (GOPAC) ini juga merasa pemberantasan korupsi belum maksimal dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Menurut Fadli, banyaknya jumlah operasi tangkap tangan (OTT) bukan jadi ukuran.

"Korupsi tinggi di eksekutif legislatif yudikatif. Belum terlihat pemberantasan korupsi sudah mencapai perbaikan. Keberhasilannya bukan berapa banyak yang ditangkap tangan, tapi berkurang korupsinya. Sekarang masih tetap merajalela di semua kamar," ungkapnya.

Jokowi juga dinilai masih terlalu banyak pencitraan di 2 tahun pertamanya. Fadli pun mengingatkan bahwa Pilpres 2019 masih jauh.

"Terlalu banyak pencitraan. Pencitraan tidak bisa dipisahkan dari politik. Tapi ini terlalu banyak, overload," papar Fadli.

Di ujung perbincangan, detikcom menantang Fadli Zon untuk membuat sajak terkait 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Dia akhirnya memilih sajak lamanya yang dirasa masih relevan.

Sajak itu berjudul 'Raisopopo' yang pertama kali dia bacakan pada 16 April 2014 silam. Dengan sedikit modifikasi, Fadli lalu membacakan sajak tersebut.

Raisopopo

Aku raisopopo
Seperti wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Melenggok tanpa tujuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan
Diantara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima

Sudah kubilang dua tahun lalu, aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo


Balas Puisi Fadli Zon, Eva Sundari: Raisopopo Mung Kerjo





Sementara itu politisi PDIP Eva Kusuma Sundari membuat puisi untuk 2 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Puisi berjudul 'Raisopopo Mung Kerjo' yang dirakit Eva di kantor DPP PDIP pada Rabu (19/10/2016) malam kemarin itu untuk 'membalas' sajak Fadli Zon.

Menurut Eva 'serangan' bahwa Jokowi-JK hanya bisa memberi sejuta janji tanpa kenyataan harus dijawab dengan kerja. Dengan bekerja, Jokowi-JK bisa menumbuhkan harapan di tanah Papua, antar provinsi di Pulau Sumatera saling terhubung.

Tanpa bermain kata-kata, Jokowi-JK berhasil mewujudkan masyarakat Indonesia di bagian timur untuk mengejar keterpisahan. Nelayan-nelayan Indonesia yang sempat terpinggirkan, kini kembali menjadi penguasa.

"Indonesia Timur tumbuh mengejar keterpisahan. Nelayan juga kembali menjadi penguasa samudera," kata Eva.

Eva pun meminta pengkritik pemerintahan Jokowi-JK menggunakan data valid saat ingin mengkritik. Dari data yang dia miliki, pemerintahan Jokowi-JK cukup bagus di 2 tahun usianya ini. "Dua tahun Jokowi-JK apresiasi masyarakat cukup signifikan meski dapat tekanan fiskal. Kita ada terobosan tax amnesty tersukses di dunia yang mendapat apresiasi IMF," tambah Eva yang juga Sekretaris Badan Latihan Pusat DPP PDIP itu.

Berikut ini puisi balasan Eva untuk Fadli Zon.

Raisopopo mung Kerjo

Katamu
Sejuta harapan
mimpi tanpa kenyataan
dendam yang harus terus ditabuhkan

Hanya bisa kujawab dengan Kerja
Aku memilih kerja
daripada bermain kata

Masih 2 tahun, kuhanya bisa
mengajak rakyat bekerja

Sehingga

Papua dalam benderang dan
kemudahan
Sumatra saling terhubung dan
tersambung

Indonesia Timur tumbuh mengejar
keterpisahan
Nelayan kembali menjadi penguasa
samudra

Petani mensyukuri berkah bumi yang
memberi panen raya
Kesejahteraan tidak dirampok inflasi
Pariwisata, rupiah, neraca kompak
menjadi perkasa

Kuakan lanjut bekerja sehingga
Sabang sama rasa dengan Merauke;
Muslim, Nasrani, Hindu, Budha,
Konghucu, penghayat tenang berdoa
untuk menyudahi sulutan kebencian
atas persatuan dalam keberagaman

Aku mung bisa kerjo

Maka,
tetaplah lantang bicara
Tapi sebaiknya dengan mata terbuka
Sehingga katamu bersambung fakta

Buka pula telinga
Sehingga katamu
Bersambung suara gebrakan
perubahan
bukan suara fatamorgana yang kau
ciptakan

Bukan pula dari keinginan atas
kegagalan yang kau bunyikan

Monggo makaryo..

Jakarta, 20 Oktober 2016

Eva Sundari
 
(detik.com)

No comments:

Post a Comment