Latest News

Showing posts with label Gerindra. Show all posts
Showing posts with label Gerindra. Show all posts

Friday, October 14, 2016

Adik Uje Akui Selama Ini FPI Berkoordinasi dengan Gerindra Demo Ahok




alirantransparan.blogspot.co.id - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Fajar Siddiq, mengakui bahwa selama ini aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) selalu berkoordinasi dengan partainya.

Namun, demo yang berakhir ricuh kemarin tidak ada koordinasi sama sekali.

"Sekarang saya enggak tahu, ini organ mana yang beraksi, saya bingung kenapa," kata adik almarhum Ustaz Jefri Al-Buchori itu kepada wartawan, di DPRD DKI Jakarta, Jumat (3/10/2014).

"Saya curiga, ini aksi bukan katup kekecewaan (FPI) terhadap Ahok (Basuki)," lanjut Fajar.
Ia menduga ada provokator yang sengaja agar aksi unjuk rasa berlangsung rusuh. Tujuannya, yakni menyudutkan umat Islam.

Selama ini, ia menambahkan, jika berkoordinasi dengan Gerindra, aksi unjuk rasa tidak berlangsung rusuh.

Kemarin, aksi unjuk rasa menolak Basuki sebagai Gubernur DKI untuk menggantikan Joko Widodo itu berujung rusuh.

Sebanyak 200 anggota FPI bentrok dengan pihak kepolisian. Mereka melempari Balaikota DKI dan Gedung DPRD DKI dengan batu bata dan kotoran hewan.(tribunnews.com)

Thursday, October 6, 2016

Polistisi Gerindra Ini Sudah Dipenjara Masih Jadi Otak Penyelundupan Tahu Isi Sabu ke Sel Tahanan

 
Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda


alirantransparan.blogspot.co.id - Masih ingat Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda, karena kedapatan membawa sabu di tempat hiburan?

Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kutai Kartanegara seakan tidak kapok berurusan dengan hukum.

Wakil rakyat yang tersandung kasus narkoba ini kembali berbuat ulah menyelundupkan sabu ke dalam sel tahanan.

Kini dia harus kembali berurusan dengan hukum. Robert malah buat ulah lagi.

Kali ini ulahnya tergolong cukup nekat. Kendati berada di dalam tahanan Polresta Samarinda, Robert nekat menyelundupkan narkoba ke dalam tahanan.

Lebih parahnya lagi, dalam kasus tersebut, sejumlah orang ikut terlibat, mulai tahanan Polres, kurir hingga tahanan dari Lapas Narkotika Klas III A Bayur.

Jauh sebelum kasus ini terjadi, Robert pernah berurusan dengan kasus pemalsuan sertifikat tanah.

Belum lama ini, ia tertangkap petugas kepolisian bersama rekannya saat sedang karaoke dengan dua teman wanitanya plus sedang pesta sabu di salah satu room tempat karaoke, di Jl Nakhoda, Samarinda.

Saat itu, polisi mendapatkan sejumlah barang bukti berupa sabu dan alat isap sabu.

Mungkin Robert sudah tidak kuat menahan untuk tidak mengonsumsi sabu.

Seakan menjadi bos di dalam tahanan Polres, Robert pun meminta sejumlah tahanan membelikan sabu.

Total yang terlibat dalam kasus penyelundupan sabu ke tahanan Polres Samarinda sebanyak 8 orang, termasuk Robert.

Teknik memesan sabu cukup rumit dan terstruktur. Masing-masing orang yang terlibat memiliki peran.

"Jadi terdapat delapan orang yang terlibat dalam kasus ini. Dan otak dari pemesanan sabu ini yakni oknum anggota dewan, dia yang membayar sabunya. Rencananya memang untuk digunakan ramai-ramai di tahanan," tutur Kanit Opsnal Satreskoba Polresta Samarinda, Ipda Edy Susanto, Rabu (5/10/2016)


Singkat cerita dari terungkapnya kasus tersebut, sekitar pukul 17.30 Wita, Selasa (4/10/2016), petugas penjagaan menerima kiriman makanan dari seorang pengantar atas nama Masrura (35), istri dari tahanan kasus narkotika atas nama Magfiransyah (40).

Kiriman makanan tersebut berupa tahu isi. Setelah diperiksa ternyata isinya dua paket sabu seberat 5,22 gram.

Mengetahui hal itu, petugas penjagaan di depan tahanan Polres mengamankan si pengantar makanan.
Aparat pun mengamankan kembali sejumlah tahanan, mulai Agusman (34) yang berperan sebagai pemesan sabu, Abdul Rahman (29) perantara menghubungkan ke narapidana di Lapas Narkotika Bayur.

Sedangkan yang menerima tahu isi berisi sabu yakni Achmad Fauzi (22), Ari Perdana (26) yang memiliki ponsel di tahanan Polres.

Selanjutnya, Magfiransyah (40), suami dari kurir, Robert Siburian (49) otak dari pemesanan sabu itu. Terakhir yang diamankan Betet (32), narapidana Lapas Narkotika, yang berperan mengatur pengiriman tahu isi sabu.

"Cukup tersistematis proses penyelundupan narkoba yang dimasukkan dalam tahu isi tersebut, masing-masing memiliki peran. Saat ini kurir juga telah kami amankan untuk dimintai keterangan. Kami juga sempat mengamankan tukang ojek si kurir, namun kami bebaskan karena dia memang tidak terbukti terlibat," urai Edy. (tribunnews.com)

Wednesday, September 28, 2016

Gerindra: Menteri Pratikno Datang ke Rumah Prabowo, Bawa Pesan Jokowi Dukung Anies



Presiden Jokowi dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno

alirantransparan.blogspot.co.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono mengatakan, kedatangan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ke kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan bentuk dukungan pencalonan Anies Baswedan.

Gerindra bersama Partai Keadilan Sejahtera mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017.

Ia membantah kedatangan Pratikno menemui Prabowo untuk menghalangi pencalonan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Justru sebaliknya, kedatangan Pak Pratikno ke Kertanegara untuk mendukung Pak Anies dan itu pesan dari Pak Jokowi. Pak Jokowi dukung Anies karena berhutang banyak di Pilpres 2014," ujar Arief, saat dihubungi, Selasa (28/9/2016) malam.

Arief menambahkan, Jokowi merasa berutang kepada Anies karena pada Pilpres 2014 telah dibantu saat kampanye.

Menurut Arief, kehadiran Anies turut mendongkrak citra Jokowi di mata pemilih muda.

Selain itu, Arief menyatakan, gaya berbicara Anies menjadi magnet bagi yang mendengar sehingga menarik simpati pemilih.

"Jadi tidak benar kalau Pak Jokowi dukung Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Yang benar Pak Jokowo dukung Anies," lanjut Arief.

Sebelumnya, beredar isu bila pihak istana mengintervensi proses pencalonan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI.

Melalui rilis resmi Setkab, Pratikno membantah bila kedatangannya menemui Prabowo untuk membujuk mantan Komandan Jenderal Kopasus itu agar tak mencalonkan Anies sebagai Gubernur.

Berdasarkan keterangan Arief, Pratikno mendatangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2016) sore.

Istana netral

Sementara itu, pada Selasa (27/9/2016) kemarin, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengatakan, Presiden Joko Widodo bersikap netral dalam menyikapi pemilihan kepala daerah.

"Presiden selalu sampaikan, Presiden netral berdiri di semua pasangan calon. Siapa pun, termasuk Anies Baswedan, itu adalah hak Anies sendiri untuk mengikuti pilkada mana pun dan dari partai mana pun," ujar Johan di kantornya.

Presiden, menurut Johan, juga tidak mempunyai kewenangan apa-apa untuk melakukan intervensi.

Johan melanjutkan, Presiden mendukung pilkada yang jujur, adil, dan demokratis. Presiden juga ingin pilkada serentak 2017 melahirkan pemimpin-pemimpin yang andal dalam bekerja.(kompas.com)

Wednesday, September 21, 2016

Anggota DPRD Kutai dari Gerindra Ditangkap Polresta Samarinda di Tempat Hiburan Malam Karena Nyabu

 
Politikus Partai Gerindra Robert Siburian (49 tahun), anggota DPRD Kutai Kertanegara


alirantransparan.blogspot.co.id - Kasus penggunaan narkoba oleh politikus kembali terjadi. Kali ini giliran politikus Partai Gerindra Robert Siburian yang menjadi pelakunya.
Anggota DPRD Kutai Kertanegara itu ditangkap jajaran Polresta Samarinda di salah satu tempat hiburan malam di Jalan Nakhoda, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda, Senin (19/9).

Robert merupakan anggota DPRD Kukar kedua yang ditangkap polisi kurun tiga tahun terakhir karena narkoba.

Pada 20 September 2013, Aji Dendy yang saat itu menjabat ketua Komisi III ditangkap di Tenggarong dengan barang bukti 0,5 gram sabu plus alat isap.

Politikus Partai Demokrat itu kemudian divonis satu tahun penjara.

Kini, Robert disangka kasus serupa dengan barang bukti 1,90 gram sabu plus alat isap. Robert menghadapi kasus itu bersama rekannya bernama Agustinus Karo-Karo (46).
Penangkapan bermula saat petugas berpakaian sipil dari Satresnarkoba Polresta Samarinda datang ke tempat hiburan itu pukul 17:00 Wita.

�Setelah kami dengar transaksi ternyata sudah selesai, makanya kami masuk,� kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Setyobudi Dwiputro.

Awalnya, petugas tak mengetahui bahwa yang diamankan adalah oknum anggota DPRD Kukar.

Namun,  Robert malah mengaku kepada petugas bahwa dirinya adalah salah satu pejabat di Kukar. Dia mengaku anggota Komisi IV sekaligus Wakil Ketua Fraksi Gerindra.

Sabu-sabu yang diamankan petugas ditemukan dalam bungkus rokok berisi paket sabu dibalut tissue.

Saat diperiksa petugas, Robert dan Agustinus baru saja mengonsumsi narkoba menggunakan alat isap sabu-sabu (bong) yang ditemukan di samping meja televisi dalam ruang karaoke tersebut.

Sempat terjadi adu mulut antara Robert dengan petugas saat penggeledahan. Polisi yakin, yang bersangkutan masih memesan kristal haram itu.

�Penjualnya sendiri masih kami selidiki, karena yang transaksi adalah rekannya (Agustinus, Red.),� tegasnya.

Ia menjelaskan, kamar karaoke tempat oknum anggota dewan tersebut pesta narkoba sudah dipasang garis polisi. Polisi langsung membawa keduanya ke Polresta Samarinda untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Kepada Kaltim Post, Agustinus mengaku bahwa dirinya mengonsumsi sabu-sabu bersama Robert.

"Beli dua gram, harga Rp 3 juta," kata Agustinus.

Dewan Pengurus Cabang Partai Gerindra Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, masih menunggu keputusan Dewan Pimpinan Pusat terkait kasus narkoba yang menjerat kader partai berlambang kepala garuda tersebut.

"Kami menghormati proses hukum dan apa yang kami dapatkan hari ini, termasuk salinan laporan polisi terkait penangkapan anggota DPRD Kutai Kartanegara dari fraksi Partai Gerindra akan kami sampaikan ke DPP," kata Ketua DPC Partai Gerindra Kutai Kartanegara Rudiansyah dihubungi Antara dari Samarinda, Selasa.

Ia mengaku terkejut dengan penangkapan kader Partai Gerindra yang juga merupakan anggota Komisi IV DPRD Kutai Kartanegara berinisial RS (49) itu.

"Para pengurus dan kader sangat terkejut, sebab selama ini RS dikenal sangat baik. Kemungkinan beliau berbuat seperti itu karena masalah pribadi yang menimpanya setelah belum lama bercerai dengan istrinya. Tetapi, jalan yang dilakukannya tentu salah," kata Rudiansyah.

Terkait pendampingan hukum dan sanksi kepada RS, DPC Partai Gerindra Kutai Kartanegara akan menyerahkan sepenuhnya kepada DPD dan DPP.

"Kami akan konsultasikan dahulu untuk memohon arahan dari DPD dan DPP. Apapun kebijakan DPP, kami akan patuhi. Kami hanya menyampaikan fakta dan kondisi yang sebenarnya, kemudian yang memutuskan adalah Dewan Kehormatan Partai, hasilnya paling lama satu bulan baru bisa diketahui," jelas Rudiansyah.

"Tetapi secara organisasi, kami tentu akan melakukan pendekatan dan pembicaraan kepada RS karena yang bersangkutan tentu pernah juga berjasa pada partai sehingga tidak mungkin kami melepas begitu saja," ujarnya. (rahasiakan.com & kaltim.antaranews.com)

Thursday, September 15, 2016

Gara-gara Sosok Ini, Gerindra Siap Tarik Dukungan untuk Sandiaga Asal Bukan Ahok




alirantransparan.blogspot.co.id - Petinggi Partai Gerindra Desmond J Mahesa menyatakan, siap menarik dukungan terhadap Sandiaga Uno bila Tri Rismaharini (Risma) dan Yoyok Riyo Sudibyo maju di Pilkada DKI Jakarta. Risma kini masih jadi Walikota Surabaya, Jawa Timur dan Yoyo Riyo Sudibyo merupakan Bupati Batang, Jawa Tengah.

�Jika Risma dibawa PDI Perjuangan ke Jakarta maka Gerindra tidak akan ragu untuk mendukungnya. Hari ini Risma menguat juga. Siapa pun, bagi Gerindra asal jangan Ahok. Kalau Risma maju, kita dukung kok. Pasangan enggak juga harus dari Gerindra,� kata Desmond, Kamis (15/9).

Pilkada DKI Jakarta,kata Desmond, harus memberikan manfaat lebih ke masyarakat Jakarta dibandingkan Ahok. Realitas politik jelang pendaftaran belakangan ini, lanjut dia, Sandi tidak didukung partai lain.

�Gerindra kan tak bisa mengusung sendiri. Kalau enggak ada parpol lain mendukung kami tidak bisa mengusung. Lebih baik kami juga cabut dan bergabung dengan yang lain,� katanya.

DPW PKB mengancam menarik dukungan terhadap kader Gerindra Sandiaga Uno di Pilgub DKI 2017 mendatang. Peringatan ini disampaikan menyusul dukungan dan usulan PKS agar kadernya Mardani Ali Sera menjadi wakil Sandiaga.

�Kami tidak khawatir dengan penarikan dukungan PKB untuk Sandiaga. Sandiaga pun belum menjadi bakal calon definitif dari Partai Gerindra,� kata Desmond.

Wakil Ketua Komisi III DPR itu menambahkan, Gerindra tidak akan memaksakan kehendak untuk mengusung Sandiaga. Pihaknya pun menyiapkan sejumlah opsi. �Opsi pertama mengusung calon bersama PKS. Opsi kedua mendukung calon yang diajukan parpol lain karena Gerindra tidak bisa mengusung calon sendiri,� katanya.(beritasatu.com)