Latest News

Showing posts with label DKI. Jakarta. Show all posts
Showing posts with label DKI. Jakarta. Show all posts

Wednesday, November 9, 2016

Apartemen Neo Soho yang Terbakar Masih dalam Pembangunan, Tidak Ada Korban Kebakaran




alirantransparan.blogspot.com - Apartemen Neo Soho di Tanjung Duren, Jakarta Barat terbakar dan api belum padam. Gedung tersebut masih dalam konstruksi.

"Gedung masih dalam pembangunan. Masih kosong," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiono di lokasi, Rabu (9/11/2016).

Meski masih dalam pembangunan, tetap ada aktivitas di gedung tersebut. Polisi akan memastikan tak ada orang yang masih berada di gedung.

"Akan kita lakukan penyisiran," ucapnya.

Api di apartemen tersebut berawal dari sekitar pukul 20.30 WIB. Sebanyak 25 unit pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dengan dibantu alat hidrolik.

Hingga pukul 22.45 WIB, api belum padam. Api menjalar ke atas gedung dan puing-puing berjatuhan.


Apartemen Neo Soho di Tanjung Duren, Jakarta Barat terbakar dan api belum padam. Pengelola memastikan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini.

"Sudah disisir petugas, tidak ada korban. Sudah kita evakuasi," kata General Manager Podomoro Land, Selvyn di lokasi, Rabu (9/11/2016).

Dia mengatakan bahwa Apartemen Neo Soho ini masih dalam pengerjaan. Belum ada penghuni di dalamnya.

"Hanya pekerjanya saja, ini masih konstruksi," ucapnya.

Selvyn bicara didampingi Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiono. Ada pula Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi di lokasi.

Penyebab kebakaran belum diketahui. Api saat ini belum sepenuhnya padam.



(detik.com)

Saturday, November 5, 2016

Sampah Menumpuk! Dinas Kebersihan DKI Berhasil Kumpulkan 75 Ton Sampah Sisa Demo 4 November




alirantransparan.blogspot.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengumpulkan 75 ton sampah hasil dari pembersihan yang dilakukan seusai demonstrasi besar-besaran di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat. Sampah sebagian besar berupa botol, plastik dan batu.

"Penumpukan sampah ada di beberapa titik, seperti Masjid Istiqlal, Balai Kota, Istana Negara, Stasiun Gambir, Bundaran HI, Tugu Tani, Senen dan Jalan Hayam Wuruk. Sampah yang terkumpul sebanyak 75 ton, didominasi botol, styrofoam, kayu, batu dan plastik," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (5/11/2016).

"Semuanya dibuang ke TPA Bantar Gebang," lanjutnya.

Untuk membersihkan kawasan pusat Ibukota tersebut dari sampah, Dinas Kebersihan DKI menurunkan 500 Pekerja Harian Lepas (PHL), 31 roadsweeper, 7 truk compactor, 15 truk sampah, 8 kendaraan pikap, 11 bus toilet dan 4 toilet kontainer. Untuk sampah yang berada di kawasan Monas sendiri belum seluruhnya dapat dibereskan oleh petugas Dinas Kebersihan DKI. Alasannya karena kawasan tersebut menjadi otoritas pengurus Monas.

"Khusus kawasan Monas, belum sepenuhnya dibersihkan. Karena kawasan tersebut merupakan kewenangan otoritas Monas. Rencana akan dibersihkan kembali dibantu PHL Dinas Kebersihan," ujar Isnawa.

Kendala lain yang dihadapi oleh petugas dalam membersihkan sampah sisa aksi kemarin adalah petugas harus menunggu kendaraan taktis polisi dan TNI pindah terlebih dahulu. Namun, Dinas Kebersihan juga mengucapkan terima kasih kepada para pedemo yang memiliki insiatif untuk mengumpulkan sampah mereka sendiri.

"Kendala yang dihadapi adalah pelaksanaan pembersihan baru bisa efektif setelah pedemo pulang dan personel serta kendaraan-kendaraan seperti truk, water canon, dan barracuda berangsur-angsur pindah," tutur Isnawa.

"Kami juga berterima kasih, karena di beberapa titik ditemukan karungan sampah yang berasal dari inisiatif koordinator aksi unjuk rasa," tutupnya.(detik.com)



baca juga: - Benarkah Ustadz yang Bikin Sayembara Bunuh Ahok dan Berhadiah 1 Milyar adalah Kader Demokrat?? Lihat Fotonya dan Baca Di Sini 

Fahry Berorasi, tapi Malah Lebih Mirip Seorang Provokator 

SETUJU! KPK Didesak Usut Keterlibatan Ibas Yudhoyono dalam Proyek Hambalang

Friday, November 4, 2016

Astaghfirullahaladzim!! Penjarahan dan Penyerangan Terjadi Di Sejumlah Titik di Jakarta

 
Massa berkumpul di dekat Kampung Luar Batang, tepatnya di Jalan Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/11/2016) malam.

alirantransparan.blogspot.com - Penjarahan dan penyerangan terjadi di sejumlah titik lokasi di Jakarta, usai demo yang berakhir ricuh di depan Istana Negara, Jumat (4/11/2016).

Kapolda Metro Jaya, Irjen Mohamad Iriawan dan Pangdam Jaya, Mayjen Teddy Lhaksamana, mengakui hal itu ketika diwawancara wartawan, termasuk Wartakotalive.com, malam ini.

Teddy mengakui terjadi penjarahan gerai Indomaret di kawasan Luar Batang, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kemudian terjadi pula kerusuhan di depan rumah Ahok di Pantai Indah Kapuk, Pluit, Jakarta Utara.

"Tindak tegas saja kalau terjadi penjarahan," kata Teddy. Dia menelepon seseorang saat tengah diwawancara wartawan.
 
Selain itu, di kawasan Monas, total ada 7 mobil polisi yang dirusak massa pendemo Ahok.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Mohamad Iriawan, mengatakan rela mobil-mobil polisi dirusak.

"Biarkan saja rusak. Biar semua tahu massa ini anarkis. Demo ini sudah anarkis," kata Iriawan.

Malam ini, Kapolda dan Pangdam lekas melakukan patroli memutari Jakarta.

Mereka dikawal tim motor anti anarkis Polda Metro Jaya.(tribunnews.com)

Fahry Berorasi, tapi Malah Lebih Mirip Seorang Provokator




alirantransparan.blogspot.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyinggung soal penggulingan pemerintahan. Ia menyatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menjatuhkan presiden.

Hal itu disampaikan Fahri saat berorasi dalam "Aksi Bela Islam" di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Fahri berorasi di depan massa yang menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait dugaan penistaan agama.

"Jatuhkan presiden itu ada dua cara, pertama lewat parlemen ruangan dan kedua lewat parlemen jalanan," kata Fahri.

Karena itu, Fahri mengimbau agar Presiden Joko Widodo berhati-hati dalam menyikapi proses hukum terhadap Ahok yang kini tengah berlangsung.

Sebab, kata Fahri, dalam menyikapi proses hukum terhadap Ahok, Presiden dirasa mengintervensi.

 
"Jadi hukum harus ditegakkan seadilnya tanpa intervensi. Kalau tidak, parlemen ruangan bisa bertindak untuk menggalang mosi tidak percaya atau parlemen jalanan yang bertindak menuntut Presiden mundur," lanjut Fahri.

Saat jumpa pers di Kompleks Parlemen Senayan, Fahri mengaku ikut berunjuk rasa untuk memenuhi undangan.

"Karena kami diundang. Tugas anggota Dewan secara umum adalah memenuhi undangan masyarakat. Tentu kehadiran kami ditunggu masyarakat, baik konstitusi langsung maupun tidak langsung," kata Fahri.

Fahri hadir bersama Wakil Ketua DPR lain, Fadli Zon, dan beberapa anggota Dewan.

Sementara itu, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian berjanji akan cepat menyelesaikan penanganan kasus Ahok.

Janji itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla sesuai bertemu dengan perwakilan demonstran di kantor Wapres, Jakarta, Jumat petang.

"Kesimpulannya ialah dalam hal (kasus) Saudara Ahok, kita akan tegakkan, laksanakan dengan hukum yang tegas dan cepat. Oleh Kapolri, dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan yang cepat itu," kata JK.

"Sehingga, semua berjalan sesuai aturan, tapi dengan tegas. Itu aja," tambah JK.(kompas.com)

Ternyata Benar Demo Ahok Disubsidi 100 Milyar. Setelah Dapat Subsidi, Rizieq Meluncur ke Istiqlal Naik Mitsubishi Pajero Terbaru




alirantransparan.blogspot.com - Habib Rizieq Syihab selaku Pembina Gerakan Nasional Pengawalan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berangkat menuju Masjid Istiqlal dari Markas Besar (Mabes) Front Pembela Islam (FPI), Petamburan III, Jakarta Barat.
Mobilnya yang berplat B 1 FPI keluar dari jalan Petamburan III pukul 09.38 WIB, terlihat dirinya dibangku paling depan sebelah pembawa mobil.




Saat keluar dirinya membuka kaca dan sempat bersalaman dengan para anggotanya sebelum mobilnya melaju meninggalkan kerumunan.
Dirinya berangkat berasamaan dengan rombongan yang mengunakan mobil dan kendaraan roda dua

GNPF MUI: Demo Ahok ini Kami Disubsidi Lebih Rp 100 Milyar
KH. Bachtiar Nasir, selaku ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menyampaikan, total dana untuk demonstrasi kasus penistaan agama Ahok, Jumat (4/11/2016), mencapai Rp 100 miliar. 
Konfrensi pers GNPF-MUI di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
"Bukan hanya Rp 10 miliar, nyatanya, mungkin lebih Rp 100 miliar. Kami disubsidi lebih dari Rp 100 miliar," ungkapnya, dalam Konfrensi pers di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Menurutnya dana tersebut berasal dari seluruh rakyat Indonesia yang menjadi donatur untuk digunakan sebagai penyedia dapur umum dan penunjang kesehatan.


"Jumlah massanya ada seratus ribu, tapi saat ini diperkirakan akan mencapai dua ratus ribu orang," ungkapnya.


GNPF -MUI yang menjadi pengerak aksi tersebut menuntut agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ditangkap demi tegaknya supremasi hukum dan rasa keadilan dari kekecewaan terhadap pernyataannya.

 

sumber: tribunnews.com

Thursday, November 3, 2016

Warga Marah pada Pemuda FPI yang Hina Ahok dan Hampir Dikeroyok, Warga: FPI itu Apa Sih? Jangan Jelek-jelekkin Ahok Donk

 
Calon Gubernur (cagub) DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blusukan ke Jalan Tanjung Barat, Gang Langgar, RT 13/RW08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.


alirantransparan.blogspot.com - Hari ini, Kamis (3/11), Calon Gubernur (cagub) DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blusukan ke Jalan Tanjung Barat, Gang Langgar, RT 13/RW08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Ahok langsung disambut oleh warga dan dikerumuni warga. Selagi asyik menyapa warga, tiba-tiba ada seorang pemuda mengendarai sepeda motor melintasi jalan Gang Langgar menuju arah Jalan Tanjung Barat.

Pemuda tersebut mengeluarkan kata-kata yang membuat warga sekitar marah. "Ngapain nyambut Ahok di sini. Dia kan sudah menghina agama Islam. Buat apa disambut-sambut kayak begitu. Penghina agama Islam," kata pemuda itu sambil terus menjalankan motornya menembus barisan warga.

Sementara Ahok sudah berjalan di belakang pemuda tersebut.

Mendengar perkataan pemuda tersebut, sontak saja beberapa warga langsung mengejar pemuda yang naik motor itu.

"Woi, lu jangan hina-hina Ahok di sini. Jaga mulut lu ya," kata seorang bapak.

"Saya enggak takut Pak. Saya ini FPI. Saya FPI," kata pemuda itu.

Tak tahan dengan ulah pemuda itu, warga langsung meneriakkan, "Tangkap. Tahan motor itu."

Setelah berhasil dihentikan, beberapa warga yang ingin mengeroyok pemuda tersebut langsung dicegah polisi yang sudah berjaga-jaga di lokasi tersebut. Setelah diberikan peringatan selama lima menit agar tak mengulangi perbuatannya, pemuda itu langsung diminta segera meninggalkan tempat tersebut.

Seorang warga mengatakan pemuda itu bukan warga Gang Anyar. Karena semua warga Gang Anyar menerima kedatangan Ahok, tak peduli dengan isu SARA yang sedang menimpa mantan Bupati Belitung Timur ini.

"Ngaku-ngaku FPI. FPI itu apa sih. Jangan jelek-jelekin Ahok dong. Dia bukan anak sini, mungkin anak atas. Mulutnya itu loh. Sekarang sudah dapat pemimpin muslim yang amanah apa enggak? Kalau ada pemimpin muslim yang amanah kita juga pasti pilih yang muslim. Tapi jangan jelek-jelekin orang," kata Sri.

Warga lainnya, Tiara (35), mengatakan tadi ia menyampaikan kondisi lingkungan Gang Anyar yang sering banjir. Terakhir banjir terjadi pada 22 April 2016. Kepadanya, Ahok mengatakan akan memperbaiki drainase di sekitar permukiman agar mampu menampung aliran air hujan.

"Kata Pak Ahok, mau diperbaiki. Ya mudah-mudahan saja. Saya melihat Pak Ahok bagus. Dia tegas dan kerjanya bagus. Mudah-mudahan kalau terpilih lagi, bisa meningkatkan kesejahteraan warga di sini," kata Tiara.(beritasatu.com)

Warga Kampung Pulo Senang Semua 'Alat Tempur' untuk Hadapi Banjir tidak Dipakai Lagi, Kini Bisa Tidur Nyenyak






alirantransparan.blogspot.com - SAMBIL menyeruput kopinya, Muhammad Yusuf, 66, begitu menikmati sore hari dengan kongko di jalan inspeksi, persis di pinggir Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta Timur. Hujan deras baru saja berhenti sehingga membuat sejuk udara sekitar.

Bersama sejumlah tetangganya, Yusuf tengah menikmati pemandangan tingginya permukaan air Kali Ciliwung yang sedikit berombak.

�Kalau tinggi dan berombak begini, artinya di hulu sedang hujan deras. Kalau dulu, situasi begini sudah bikin kita enggak bisa tidur, tapi sekarang cukup jadi tontonan saja,� canda Yusuf.

Bertahun-tahun menetap di Kampung Pulo sejak lahir membuat Yusuf dan seluruh warga yang bermukim di situ sudah �akrab� dengan banjir. Saking akrabnya, di tiap rumah pasti telah tersiapkan berbagai �alat tempur� menghadapi banjir.

�Misalnya, tiap rumah pasti punya ban bekas. Jumlahnya sesuai dengan jumlah jiwa yang tinggal di rumah itu. Itu jadi sampan kalau banjir. Tapi sekarang sudah enggak terpakai semua itu,� kata Yusuf.

Tak cuma ban bekas, sambungnya, warga juga punya persiapan unik lainnya. Misalnya saja, hampir seluruh warga Kampung Pulo tak mau menempatkan sofa di ruang tamu.

�Kalau rumahnya berlantai dua, sofa pasti ada di lantai atas. Tapi kalau rumahnya cuma satu lantai, pasti semua kursinya dari plastik. Sofa itu paling sulit diselamatkan kalau banjir,� ujarnya.

Namun, kini, sejak Pemprov DKI Jakarta menormalisasi Kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo dan sebagian Kampung Melayu, semua persiapan dan �alat tempur� itu sudah tidak diperlukan lagi.

Tak cuma bebas dari banjir, sambung Yusuf, keberadaan jalan inspeksi juga berdampak pada perubahan perilaku warga. Keberadaan jalan inspeksi membuat kawasan bibir kali menjadi bersih sehingga warga enggan membuang sampah di situ.

�Dulu warga suka mambuang sampah di pinggir kali, bahkan banyak yang buang ke kali. Tapi sekarang, dengan adanya tempat-tempat sampah di sepanjang jalan inspeksi, warga jadi disiplin buang di situ, dan tiap hari ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah-sampah warga. Semuanya tak bayar alias gratis,� terang Yusuf.(mediaindonesia.com)

Friday, October 28, 2016

Terasa Bedanya! Saat Ahok Ada Balai Kota Begitu Ramai tapi Menjadi Sepi Saat Ahok Cuti





alirantransparan.blogspot.co.id - Jika biasanya Balai Kota Jakarta selalu terlihat ramai dengan warga Jakarta yang mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), atau sekadar hanya ingin meminta foto, maka hari ini berbeda. Jumat, 28 Oktober 2016, adalah hari pertama Ahok cuti untuk berkampanye di Pilkada DKI, dan ternyata terlihat sekali pengaruhnya.

�Tidak ada lagi keramaian, aduan, keluhan, dan permintaan berfoto warga dari seluruh lapisan pagi ini, dengan gubernur (Ahok) yang tidak membuat batasan pada warganya,� tulis fan page Teman Ahok yang turut juga menyertakan foto-foto Balai Kota Jakarta yang sepi, Jumat (28/10/2016).



Foto-foto sepinya Balai Kota Jakarta pun langsung mendapatkan komentar dari netizen. �Itu bukti bapak Ahok adalah pejabat yang di cintai rakyat dan berkerja setulus hati melayani rakyat. Bravo Bapak Ahok Salam 2 Priode. Rakyat Selalu merindukan kehangatan uluran tangan mu yang tulus dan tanpa pamrih,� tulis pemilik akun Facebook Eka Jaya.



Selama Ahok cuti, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soni Sumarsono bertugas menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta. Ia resmi menempati posisi tersebut setelah mengikuti acara peresmian dan serah terima nota pengantar tugas di Gedung Kemendagri, Rabu (26/10/2016) siang.(bintang.com)

Luar Biasa! Begitu Cepat Kerjanya di Bawah Kepemimpinan Ahok-Djarot, Lihat Saja Penampakan Kalijodo yang Sekarang




alirantransparan.blogspot.co.id � Tak ada lagi gemerlap kehidupan Kalijodo. Sejauh mata memandang, kini terhampar lahan luas yang tengah dalam pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo.

Pembangunan bekas tempat prostitusi terbesar di Jakarta itu mulai menunjukkan rupanya. Pantauan Kompas.com, Kamis (27/10/2016), Kalijodo di sisi Jakarta Barat mulai terlihat hasilnya, mulai dari lapangan futsal, taman, dan bangunan serbaguna.

Setiap sebidang taman ditanami satu pohon. Total ada sekitar delapan pohon yang ditanam. Pohon itu belum tumbuh dengan sempurna. 

Pembangunan arena skateboard di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Untuk menambah kecantikannya, terdapat rumput di sekitar pintu masuk dan lapangan futsal. Rumput itu juga masih dalam proses pertumbuhan dan belum sempurna.

Meskipun sudah menunjukkan wujudnya, lapangan futsal dan taman itu belum bisa digunakan. Sementara itu, bangunan serbaguna masih dalam tahap pembangunan di beberapa bagian.

Saat ini, pembangunannya baru sekitar 70 persen. Pihak pengembang masih mengerjakan atap dan sejumlah ruangan di bangunan tersebut. Nantinya, bangunan itu akan dijadikan tempat kegiatan anak-anak dan perpustakaan.

Pembangunan di Kalijodo sisi Jakarta Utara juga masih tahap pembangunan fisik. Koordinator teknik sipil pembangunan RPTRA Kalijodo, Hermawan, menuturkan, pembangunan di sisi itu baru sekitar 50 persen.

Kalijodo di sisi Jakarta Utara memiliki lahan lebih luas dibanding sisi Jakarta Barat. Oleh karena itu, beberapa fasilitas lebih banyak dibangun di Kalijodo sisi Jakarta Utara. 



Fasilitas itu berupa arena skateboard berstandar internasional, plaza, forest sculpture, dan area tamasya. Saat ini, pembangunan fisik plaza dan arena skateboard mulai tampak.

Untuk area plaza, sudah terlihat beberapa kerangka dan tiang bangunan. Area itu juga sudah ditinggikan dan dibuat rapi. Sementara itu, arena skateboard sudah mulai terbentuk. Para pekerja tengah menghaluskan lantai untuk arena olahraga ekstrem tersebut.

Selain dua fasilitas itu, pembangunan di Kalijodo sisi Jakarta Utara belum sepenuhnya terlihat secara fisik bangunan. Beberapa alat berat juga masih terlihat meratakan tanah.

"Pembangunan taman ini ditargetkan akan selesai akhir tahun 2017. Saat ini sedang dikebut untuk diselesaikan," kata Hermawan kepada Kompas.com di Kalijodo, Jakarta Barat. (kompas.com)



Pembangunan area plasa di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (27/10/2016).



Pembangunan area plasa di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Pembangunan area plasa di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Tuesday, October 25, 2016

TERKUAK!! Ada Aliran Dana Rp 10 Miliar untuk Mobilisasi Massa Anti Ahok dari Mantan Petinggi Negeri


Ilustrasi demo anti Ahok

alirantransparan.blogspot.co.id - Aksi unjuk rasa terhadap calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga menistakan agama dan menghina ulama terus menggelinding.

Bahkan, demonstrasi anti Ahok yang dimotori salah satu ormas keagamaan, bukan hanya berlangsung di Jakarta, tapi juga daerah lain di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Padang, dan Makasar.

Informasi yang beredar, Jumat (4/11), bakal ada aksi unjuk rasa yang melibatkan puluhan ribu massa di ibukota dengan tujuan Balaikota DKI Jakarta dan Bareskrim Polri.

Sayangnya dari rumor yang berkembang, aksi unjuk rasa anti Ahok itu ternyata ada yang memobilisasi.

Salah satu ormas keagamaan disebut-sebut menerima kucuran dana hingga Rp 10 miliar dari mantan petinggi negeri ini yang menginginkan Ahok tumbang sebelum berlaga dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.

Saat dikonfirmasi, Tim Pendampingan Hukum DPP PPP pimpinan Djan Faridz, Muara Karta mengaku sudah mengetahui informasi tersebut sejak beberapa hari yang lalu.

Menurut Karta, sejumlah pimpinan aliansi keagamaan yang ikut demonstrasi mengadukan ke dirinya terkait tidak meratanya distribusi dana Rp 10 miliar.

"Beberapa aliansi melaporkan tidak meratanya pembagian dana. Mereka mengaku hanya menerima Rp 500 juta," kata Karta saat dihubungi rmoljakarta, Selasa (25/10).

Atas temuan tersebut, Karta mensinyalir aksi unjuk rasa yang makin marak akhir-akhir ini bukan semata-mata untuk menjegal Ahok.


"Saya melihat sasaran utamanya menjatuhkan Presiden Jokowi. Kalau hanya menjegal Ahok sepertinya terlalu kecil," kata Karta.

Tanggapan dari pihak yang dituduh akan ditampilkan dalam berita selanjutnya. (rmoljakarta.com)

Saking Cintanya Pada Ahok, Nenek Warga Tangerang Ini Nekat Minta Baju Kotak-kotak Milik Ahok, Apa yang Terjadi Kemudian?




alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) akhirnya memberikan kemeja kotak-kotak pertamanya kepada seorang nenek di Balai Kota DKI Jakarta. Nenek tersebut menunggu mantan Bupati Belitung Timur itu semenjak pagi hingga akhirnya pulang setelah mendapatkan kemeja tersebut.

Nenek itu adalah Ariyati. Warga Tangerang ini sebenarnya hanya ingin meminta kemeja kotak-kotak yang kemungkinan menjadi seragam pasangan calon Ahok- Djarot pada Pilkada DKI 2017.

Dia menceritakan, awalnya sudah meminta kemeja tersebut kepada PDI Perjuangan. Namun ternyata jauh panggang dari api, mimpinya pupus. Perempuan asal Malang ini harus memintanya langsung kepada mantan Bupati Belitung Timur itu.

�Soalnya sama orang PDIP enggak dikasih, saya disuruh minta langsung ke Ahok. Kamu kira saya takut, ya sudah saya minta langsung,� katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (24/10).

Berdasarkan pantauan merdeka.com, salah seorang staf Ahok mengambil kemeja kotak-kotak dari mobil dinas. Setelah itu, kemeja yang awalnya masih bergagang tersebut diserahkan kepada Ariyanti. �Kemeja ini mau dipakai terus,� ujarnya.

Rencananya, Ariyanti akan kembali ke Balai Kota DKI Jakarta. Dia mengklaim akan terus mendampingi mantan politisi Gerindra tersebut hingga Pilkada DKI 2017 mendatang usai. 

�Saya kalau ke sini jangan dimarahin ya. Saya sekarang dampingin Ahok,� tutupnya.(merdeka.com)

Saturday, October 22, 2016

Tidak Main-main! Jika Hingga Akhir Oktober Polisi Tidak Menangkap Ahok, FPI Ancam Begini




Indohealinenews.com - Front Pembela Islam (FPI) akan terus mengawal kasus dugaan penistaan Alquran oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok.
Jika Polri tak segera memproses Ahok, maka FPI akan kembali menggelar aksi besar-besaran.

Menurut petugas di kesekretariatan FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, Syahroji, organisai massa keagamaan yang didirikan Habib Rizieq Shihab itu akan akan terus mengawal kasus Ahok.



Jika sampai akhir Oktober ini polisi belum juga menyentuh Ahok, maka FPI sebagai pelapor akan menggelar aksi besar-besaran pada 4 November mendatang.
�Tak ada alasan bagi Bareskrim untuk tidak menangkap Ahok. Jika lamban, insya Allah tanggal 4 November kita akan buat aksi serupa seperti di Balai Kota lalu dengan jumlah massa lebih besar," ujar Syahroji di kantor DPP FPI, Petamburan, Jakarta, Sabtu (22/10/16).

Ketika ditanya lebih lanjut soal sejauh mana FPI mengawal kasus itu, Syahroji tak bisa menjelaskan lebih rinci.

�Yang jelas FPI telah mendesak Bareskrim untuk segera menangkap Ahok," sambungnya.

Seperti diketahui, pada Jumat lalu (14/10/16) ribuan massa termasuk dari FPI menggelar aksi di depan Balai Kota DKI.

Tuntutan mereka adalah agar polisi segera menangkap Ahok yang diduga menista Alquran

sumber: jpnn.com

Thursday, October 20, 2016

Jika Tidak Ada yang Sanggup, Yusuf Mansur Sanggup Jadi Gubernur Begini Gagasan-gagasannya




alirantransparan.blogspot.co.id - Ustaz Yusuf Mansur sempat bercanda soal sanggup jadi Gubernur  DKI di sela-sela ceramah di Masjid Istiqlal Minggu lalu. Seperti apa ceritanya?

"Saya bercanda di Istiqlal, bercandanya itu jangan diartikan saya pengen maju. Ya namanya juga ceramah bercanda kan. Saya bilang kalau nggak ada yang sanggup gubernur saya sanggup," kata Yusuf Mansur saat berbincang santai dengan wartawan, Rabu (30/3/2016).

Yusuf Mansur kemudian sedikit membuka gagasannya untuk mengatasi macet di Jakarta. Macet dan banjir memang belum benar-benar terselesaikan di Jakarta.

"Jalanan ini menjadi macet karena memang ini dibangunnya jalanan ini bukan buat infrastruktur tapi memang buat semua pengguna, jadi berantakan. Misalnya orang mau beli makanan lewat jalanan ya jalanan macet lah. Padahal kalau online kan tidak perlu lewat jalan, jalanan itu hanya jadi alat angkut barang yang dibeli," katanya.

"Jalanan macet karena ribuan siswa itu harus diantar pada saat bersamaan dan banyak titiknya, gimana nggak mau macet. Kenapa SMP dan SMA tidak didorong full online, keren nggak tuh. Era digital, pakailah," kata Yusuf Mansur sembari memberi contoh lain di lingkungan pesantren dengan ribuan santri tidak terjadi kemacetan karena para santri tidak pulang pergi setiap hari.

Ustaz Yusuf Mansur kemudian melanjutkan candaanya soal gubernur.  "Saya bercanda lagi sama teman-teman. Kalau anda mau gratis sekolah tahun berikutnya tidak hanya 2012-2022, gampang caranya pilih saja lagi saya lima tahun berikutnya hahaha. Nanti Kalimantan Selatan ngiri, Kaltim ngiri, Sulawesi ngiri, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat ngiri. Saya bilang kalau ngiri saya nggak bisa pindah provinsi anda, kalau mau jadikan saya presiden. Selesai. Hahaha," canda Yusuf Mansur sembari tertawa.

"Kalau begini kan posisinya orang paham to, kalau langsung begitu saja (pernyataan serius maju Pilgub DKI) siapa yang nggak sebel sama saya, wah berarti ustaz nafsu. Nafsu gimana wong saya nggak dipilih aja saya bergerak kok," katanya.

Obrolan pun semakin panjang. Yusuf Mansur kemudian mulai mengungkap beragam program yang digagasnya.



"Masih ada terusannya nih, Jakarta ilmu, Jakarta adem, Jakarta kerja. Jakarta adem ini sebenarnya kalau orang Jakarta sibuk insyaAllah sudah adem sendiri dia. Kan yang bikin nggak adem banyak yang nganggur ini, makanya ini semuanya saling terkait. Makanya saya bilang kalau kemudian hadiah ini, sistem ini, program ini dijalankan oleh seorang gubernur apalagi seorang presiden, oh dahysat efeknya," katanya.

Ustaz Yusuf Mansur kemudian bicara bagaimana membangun MRT tanpa harus hutang. Ia punya konsep bagaimana para penumpang MRT dijadikan semacam pemilik saham.

"Ada berapa penggunanya misalkan 5 juta. 5 juta orang itu suruh beli tiket di muka tapi perlakuannya bukan deposit tapi sebagai saham. Kalau perlakuannya sebagai saham orang ridho bos. Sekarang sebagai deposit, jadi orang pakai bayar berkurang itu namanya deposit. Nah kalau bisa sebelum barangnya jadi you taruh duit jadi saham. Masak owner dicash. Kalau mau dicash nanti tahun keberapa, nikmati dulu lah," katanya.

"Satu hal ya bos, bahwa semua yang saya ceritakan ini bukan utopia, bukan di awang-awang," tegasnya.

Ustaz Yusuf Mansur kemudian mengungkap pemikirannya bagaimana mencetak generasi yang akan datang menjadi Jakarta Super. Jakarta super diterjemahkan sebagai manusia masa depan yang berakhlak tapi menguasai teknologi dunia.

"Yang paling gampang memang pakai power bos. Ambil dari semua sekolah rangking 1 sampai 10 kemudian terbangin dimulai SMA ke luar negeri dengan berbagai disiplin ilmunya. Pulang lagi dia diaspora, tapi kontrak jangan sampai jadi permanen residence di Singapura, Australia, Amerika, Jepang, lo pulang , lo punya kontrak nih," katanya.

"Bila jumlahnya signifikan maka Jakarta harus kerjasama dengan Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, kita bangun sekolah DKI di daerah. Anak-anak bikinlah sekolah supernya di mana yang sekolah di situ dari lima benua. Kerjasama dengan 7 kementerian. Gubernur DKI jadi Menko secara tidak langsung bos. Setingkat menteri kayak dulu," katanya.

Ide besar itu, menurut Yusuf Mansur, ia contoh dari negara Qatar. "Queen of Qatar itu menarik perguruan tinggi dunia buka di Qatar. Alhamdulillah dengan izin Allah Darul Quran sudah melakukan itu ada murid dari Amerika ada guru juga di Amerika, di Timur Tengah juga," imbuhnya.

"Jangan-jangan ada yang ngiri lagi nanti pengin Kaltim super, Kalbar super, yaudah 2019 nanti�hahaha saya bercanda," candanya lagi sembari tertawa lepas.

Lebih dari itu ustaz Yusuf Mansur sebenarnya tak punya ambisi politik. Dia hanya ingin menyaksikan Pilgub DKI yang damai dan menyenangkan.

"Tapi demi Allah nggak jadi ya nggak ada urusan kita jalani aja udah. Kita ngomongin Jakarta buat semua, yakni cerita tentang Pilkada yang tidak membully orang lain. Jakarta yang tidak bicara tentang kekurangan orang lain. Pilkada Jakarta yang tidak mengorek masa lalu orang lain, tidak bicara SARA dalam koridor permusuhan," ingatnya.

"Mengajarkan boleh, orang Hindu pilih orang Hindu, orang Kristen pilih orang Kristen, Budha pilih orang Budha, tapi tidak dalam spirit permusuhan. Orang Islam juga pilihlah muslim, tapi tidak dalam aura permusuhan yang satu menyerang yang lain. Padahal di lapangan banyak pemimpin perusahaan non muslim tapi karyawannya muslim. Sebaliknya banyak juga perusahaan muslim yang karyawannya non muslim. Jadi jangan dirusak, melainkan dibangun lebih intensif, gegap gempita, sehingga Jakarta bisa jadi super city bagi negara lain, buktikan bahwa kita tetap berdampingan," pungkasnya.(detik.com)

Warga Petamburan Tetap Dukung Ahok, Tidak Peduli dengan FPI yang Berbasis di Wilayahnya



alirantransparan.blogspot.co.id - Wilayah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, selama ini dikenal sebagai basis pendukung Front Pembela Islam. FPI merupakan ormas yang sikapnya sering berseberangan dengan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Muncul pertanyaan, benarkah semua warga yang tinggal di Petamburan tidak akan mendukung Ahok di pilkada Jakarta periode 2017-2022? Ternyata warga yang ditemui Suara.com, menyatakan masih menginginkan Ahok menjadi gubernur.

Salah satu warga yang menginginkan Ahok menjadi gubernur lagi ialah Holmes Lumban (34). Holmes mendukung Ahok karena dia merasakan hasil kerjanya. Dulu, kata dia, sebagian wilayah Petamburan sering banjir, tetapi sekarang tidak banjir lagi jika hujan turun.



"Pokoknya Ahok jadi gubernur lagi mas. Selama Pak Ahok pimpin Jakarta, berangsur - angsur Petamburan nggak ada banjir mas. Tahun ini, nggak ada warga kebanjiran. Bahkan bersih dari sampah - sampah," kata Holmes kepada Suara.com di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2016).



Holmes tidak mempersoalkan karakter kepemimpinan Ahok yang keras. Menurutnya asalkan tujuannya untuk perbaikan Jakarta dan untuk warga, tidak masalah.

"Jadi kenapa saya setuju dia keras, memang untuk pimpin Jakarta harus berkarakter seperti itu. Profesional kerja itu tandanya. Kerjanya nyata dirasakan warga Jakarta," ujar Holmes.

"Jadi, nggak ada pilihan lain, untuk pilih Ahok jadi gubernur lagi," Holmes menambahkan.

Holmes menceritakan perubahan pelayanan di kelurahan dan kantor wali kota. Sejak dipimpin Ahok, pelayanannya jauh lebih baik.

"Sekarang mas ngurus- ngurus apa - apa di kelurahan atau wali kota sudah berubah mas cepat, jadi nggak susah dan ribet kaya dulu," ujar Holmes.

Warga Petamburan yang tadinya tidak menganggur, kata dia, sekarang banyak yang mendapatkan pekerjaan. Di antaranya, mereka ikut bergabung dengan Petugas Prasarana dan Sarana Umum atau pasukan orange.

"Warga yang nggak kerja, banyak jadi PPSU sekarang mas, program yang bagus dari Ahok, Petamburan juga bersih sekarang mas," kata Holmes.

Senada dengan Holmes, warga Jalan Petamburan bernama Winarno (44) juga mengakui Ahok bekerja secara konkrit. Dia yakin Ahok akan kembali terpilih jadi gubernur untuk lima tahun mendatang.

Menurutnya hampir program kerja yang pernah dijanjikan Ahok berjalan dengan baik dan hasilnya dirasakan langsung oleh warga.

"Dia (Ahok) harus naik lagi. orang kalau berpikir normal ya, pasti layak, Ahok jadi Gubernur lagi. kan sudah terbukti ya kerjanya. Orang Jakarta ya harusnya mendukung ya dengan program programnya, kan dirasakan sama warga pastinya," kata Winarno.

Winarno mengaku dapat memahami karakter komunikasi Ahok ceplas - ceplos.

"Memang Ahok kan, seperti gitu mas. Karakternya keras, untuk hadapi warga Jakarta yang susah diatur ya harus gitu," ujar Winarno.

Warga bernama Didik Mardianto (55) juga mendukung Ahok kembali maju menjadi gubernur Jakarta.

"Sangat setuju Ahok jadi gubernur lagi, jadi saya nilai masyarakat Jakarta selama dipimpin Ahok, sudah merasakan Jakarta berubah. Jadi lebih baik, biarkan dia memimpin lagi, ini untuk semua warga Jakarta kok" ujar Didik.

Soal cara berkomunikasi Ahok, bagi Didik itu soal gaya saja. Baginya yang penting kerjanya nyata.

"Itu kan, karakternya dia mas, warga Jakarta kan banyak yang nggak patuh juga, wajar kalau sikapnya keras. Intinya selama mengubah Jakarta kami dukung," ujar Didik.(suara.com)

Wednesday, October 19, 2016

Demo Anti Ahok Jumat Kemarin Membuat Tuti Kesal, Taman yang Dirawatnya Diinjak Hingga Rusak




alirantransparan.blogspot.co.id - Tuti, pekerja harian lepas (PHL) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI kesal saat melihat taman yang biasa dirapikannya di depan Balai Kota DKI dirusak pendemo pada Jumat (14/10/2016). Dia bahkan mengusir dan memarahi pendemo.

Meski demikian, karena yang berdemo berjumlah ribuan orang, Tuti akhirnya hanya bisa pasrah.

"Perasaan ya kesal (taman) diinjak orang banyak begitu. Saya marahi dan usir tapi (pendemo) datang lagi," ujar Tuti saat membersihkan taman di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (15/9/2016).

Pendemo yang dimarahi Tuti sempat berucap. "Ya gimana lagi Bu, namanya juga ribuan gini," kata Tuti mengutip ucapan pendemo.



Meski memaklumi tindakan pendemo tersebut, Tuti tidak mengizinkan peserta aksi itu merusak taman di titik lainnya. Tuti menjaga taman dari pendemo.

"Saya juga usaha larang mereka nggak masuk ke titik lain biar nggak rusak (sambil menunjuk ke sebelah lokasi taman yang rusak)," ucap Tuti.

Tuti juga harus berjibaku memperbaiki taman yang rusak bersama dengan 14 rekannya sejak pagi. Tuti memilah tanaman hias yang rusak dan menggemburkan tanah yang diinjak-injak pendemo.

Aksi Tuti yang 'keras' pada pendemo juga pernah dilakukannya pada (22/3/2016) lalu. Tuti memarahi pendemo sopir taksi yang menginjak taman di Balai Kota. Tuti bahkan memukul pendemo dengan gagang sapu.

Nah sikap Tuti ini terdengar oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok lantas memanggil Tuti untuk santap siang bersama dan memberikan ponsel.(detik.com)

Tuesday, October 18, 2016

Sylviana Murni Sebut RPTRA Sama Saja dengan Taman Interaktif Era Bang Yos & Foke, Begini Jawaban Mematikan Ahok




alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama tak terima konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) disamakan dengan Taman Interaktif. Taman Interaktif digagas dan dikembangkan pada era kepemimpinan Sutiyoso (Bang Yos) dan Fauzi Bowo (Foke).
Ahok mengungkapkan pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni keliru. Menurut dia, RPTRA bukan persalinan rupa Taman Interaktif.

Ahok mengatakan, saat Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman 2004-2008 dipegang Sarwo Handayani memang ada rencana membuat Taman Interaktif. Namun, kata Ahok, program itu tidak benar-benar berhasil.

�Dulu zamannya Bu Yani, zaman Foke, Bang Yos, kepingin bikin Taman Interaktif tapi itu betul-betul hanya taman kecil di pojok dan itu pun tidak pernah direalisasikan. (Jumlahnya) 50 pun enggak ada lokasi seperti itu,� kata Ahok di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Selasa (18/10/2016).



Taman Interaktif jarang terlihat perwujudannya. Padahal, kata Ahok, Taman Interaktif dibuat seluas 200 meter untuk tiap RW. �Tapi sekarang saya tanya, pernah enggak lihat taman itu di Jakarta?� ujar Ahok.
Ahok menegaskan, RPTRA berbeda dengan Taman Interaktif. Pertama, Taman Interaktif hanya wacana. Sedangkan, RPTRA yang sudah diresmikan di Jakarta mencapai 53. Ke depan bakal ada lebih 100 RPTRA lagi yang akan diresmikan.

�Jadi pejabat kalau cuma ngomong mau, mau, mau, mau, itu mah gampang banget. Sekarang pertanyaan kita, mau saja belum tentu terealisasi,� ungkap Ahok.

Kedua, RPTRA berkonsep jelas. RPTRA dibangun bukan hanya untuk taman, tapi juga tempat bagi warga untuk saling berbagi kesulitan dan saling membantu.

�Komunitas ini butuh tempat. Tempat ini untuk siapa? Taman ini tempat bernaung, ini harus ramah buat yang hamil sampai yang lansia hingga seluruh keluarga betah main di taman yang sama,� ujar Ahok.

Ahok mengklaim, konsep RPTRA merupakan konsep asli yang diciptakan di masa kepemimpinannya. Ia menciptakan konsep RPTRA bersama Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta Dien Ermawati.

�Zaman Bang Yos sudah ada koran. Kalian baca saja search di Google, ada konsep RPTRA seperti yang kami lakukan? Enggak ada. Ini orisinil dari pertemuan yang kita ciptakan,� kata Ahok.


Sumber: metrotvnews.com