Latest News

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Friday, October 12, 2018

Radikalisme: Antara Suriah dan Indonesia



Fakta dibalik #2019Gantipresiden

Berikut tulisan kesaksian dari Sekjen Ikatan  Alumni Suriah-Indonesia (ALSYAMI), Gus Najih Ramadhan yang pernah jadi korban perang Suriah karena harus evakuasi pulang sebelum masa kuliah yang semestinya masih berlangsung, dimuat di detik.com.

Bacalah dengan hati yang jujur (inshof), wahai Saudaraku sebangsa dan seiman..!!

Bila Anda sepakat dgn kami untuk bersama menghadang narasi radikalisme dan pemerkosaan idiom idiom agama untuk pelacuran politik maka bantu kami  menyebarkannya...

*********
Jumat 31 Agustus 2018, 11:20 WIB

Radikalisme: Antara Suriah dan Indonesia
Kolom: M. Najih Arromadoni

Krisis politik dan kemanusiaan yang bermula sejak 2011 telah meluluhlantakkan banyak negara Timur Tengah, seperti Libya, Tunisia, Yaman, dan Suriah.

Gerakan propaganda kelompok radikal yg mengatasnamakan revolusi (thaurah) ini sudah berkepanjangan dan gagal memenuhi janji-janji manisnya, berupa keadilan dan kesejahteraan.

Gerakan yang dimotori kelompok-kelompok pro-kekerasan ini memang awalnya memikat, karena dibungkus dan disembunyikan di balik kedok-kedok retorika keagamaan.

Media Barat sampai menyebut gerakan mereka sebagai Musim Semi Arab (Arab Spring/al-Rabi' al-'Arabi), digambarkan sebagai proses demokratisasi, berlawanan dgn kenyataan yg kemudian tampak, yaitu islamisasi versi khilafah atau khilafatisasi.

Berdirilah kemudian khilafah di Suriah, Irak, dan Libya.

Ikhwanul Muslimin saat itu memenangkan pemilu di Mesir dan Tunisia.

Demi kepentingan sesaat dan ketika sudah terdesak, mereka memang gemar menggunakan slogan-slogan demokrasi, semisal mereka akan mengerek tinggi-tinggi panji kebebasan ketika perbuatan melanggar hukum mereka ditindak, karena yg sedang dilakukan oleh mereka sejatinya adalah membajak demokrasi.

Sejak awal mereka meyakini bahwa demokrasi adalah produk kafir, maka kapan saja ada waktu mereka akan menggerusnya.

Keberhasilan kelompok radikal dalam membabakbelurkan Timur Tengah menginspirasi kelompok radikal di berbagai belahan dunia lain.

Jejaring mereka semakin aktif di Asia, Eropa, Afrika, Amerika sampai Australia, berusaha memperluas kekacauan ke berbagai wilayah, dengan harapan bisa mewujudkan cita-cita utopis mereka; mendirikan khilafah di seluruh muka bumi.

Wacana Syrianisasi kemudian sampai ke Indonesia, semakin ramai disuarakan pada tahun-tahun belakangan, paling tidak mulai tahun 2016.

Banyak pihak mensinyalir ada gerakan-gerakan yang berusaha menjadikan Indonesia jatuh ke dalam krisis sebagaimana yang menimpa Suriah.

Fakta-fakta kemudian bermunculan; banyak pola krisis Suriah yang disalin oleh kelompok radikal, menjadi sebuah gerakan-gerakan di Indonesia.

Jaringan-jaringan kelompok radikal di Indonesia juga semakin terang-terangan terkoneksi dgn aktor-aktor krisis Suriah.

Sebagai contoh Indonesian Humanitarian Relief (IHR) lembaga kemanusiaan yg dipimpin seorang ustaz berinisial BN, yang logistiknya digunakan untuk mendukung Jaysh al-Islam, salah satu kelompok teroris di Suriah.

Pola men-Suriah-kan Indonesia setidaknya tampak dalam beberapa pergerakan berikut;

Pertama, politisasi agama

Indikasi menguatnya penggunaan kedok agama demi kepentingan kekuasaan, sebagaimana pernah dilakukan di Suriah, terlihat dalam banyak hal, diantaranya adalah penggunaan masjid sebagai markas keberangkatan demonstran.

Jika di Damaskus masjid besarnya Jami' Umawi, maka di Jakarta Masjid Istiqlal.

Adakah yang pernah menghitung, berapa kali Masjid Istiqlal diduduki pelaku berangkat demonstrasi?

Pelaksanaannya pun kebanyakan di hari Jumat seusai waktu Salat Jumat, didahului dengan hujatan politik di mimbar kotbah, sehingga mengelabui pandangan masyarakat terhadap agama yg sakral dan politik yg profan.

Persis dengan apa yang pernah terjadi di Suriah menjelang krisis.

Masjid pun berubah menjadi tempat yang tidak nyaman, gerah, dan tidak lagi menjadi tempat 'berteduh'.

Hari Jumat, yang semestinya menjadi hari ibadah mulia, berubah menjadi hari-hari politik dan kecemasan, atas kekhawatiran terjadinya chaos.

Muncul kemudian istilah "Jumat Kemarahan" sebagai ajakan meluapkan kemarahan di hari Jumat --bukankah itu hanya terjemahan dari "Jumat al-Ghadab" yang pernah menjadi slogan politik pemberontak Suriah, diserukan oleh Yusuf al-Qardhawi, tokoh Ikhwanul Muslimin?

Kedua, menghilangkan kepercayaan kepada pemerintah.

Dilakukan dengan terus-menerus menebar fitnah murahan terhadap pemerintah.

Sesekali presiden Suriah Basyar al-Assad dituduh Syiah, sesekali dituduh kafir, dan pembantai Sunni.

Kelompok makar bahkan menghembuskan isu bhw al-Assad mengaku Tuhan, disebarkanlah foto bergambar poster al-Assad dengan beberapa orang sujud di atasnya.

Dalam konteks Indonesia, Anda bisa mengingat-ingat sendiri, presiden Indonesia pernah difitnah apa saja, mulai dari Kristen, Cina, Komunis, anti-Islam, mengkriminalisasi ulama, dan sederet fitnah lainnya.

Tidak usah heran dengan fitnah-fitnah tersebut, yang muncul dari kelompok yang merasa paling 'Islam', karena bagi mereka barangkali fitnah adalah bagian dari jihad yang misinya mulia, dan ciri universal pengikut Khawarij adalah mengkafirkan pemerintah.

Ketiga, pembunuhan karakter ulama.

Dalam proses menghadapi krisis, ulama yg benar-benar ulama tdk lepas dari panah fitnah, bahkan yang sekaliber Syeikh Sa'id Ramadhan al-Buthi, yang pengajiannya bertebaran di berbagai saluran televisi Timur Tengah, kitabnya mengisi rak-rak perpustakaan kampus-kampus dunia Islam, dan fatwa-fatwanya menjadi rujukan.

Begitu berseberangan pandangan politik dgn mereka, seketika dituduh sebagai penjilat istana dan Syiah (padahal beliau adalah pejuang Aswaja yang getol), hingga berujung pada syahidnya beliau bersama sekitar 45 muridnya di masjid al-Iman Damaskus, pada saat pengajian tafsir.

Beliau dibom karena pandangan politik kebangsaannya yang tidak sama dengan kelompok pembom bunuh diri.

Jika demikian yang terjadi di Suriah, kira-kira Anda paham kan dengan apa yang sedang dan akan terjadi di Indonesia?

Kenapa Buya Syafi'i Ma'arif dianggap liberal, KH. Mustofa Bisri juga dianggap liberal, Prof Quraish Syihab dituduh Syiah, Prof Said Aqil Siraj juga dituduh Syiah, bahkan KH. Ma'ruf Amin atau TGB Zainul Majdi yang pernah dijunjung-junjung oleh mereka, kini harus menanggung hujaman-hujaman fitnah dari kelompok yang sama, ketika propaganda politiknya tidak dituruti?

Setelah ulama yg hakiki, mempunyai kapasitas keilmuan yg cukup, mereka bunuh karakternya, maka mereka memunculkan ustaz-ustazah dadakan yg punya kapasitas entertainer yg hanya mampu berakting layaknya ulama.

Keempat, meruntuhkan sistem dan pelaksana sistem negara.

Misi utama kelompok radikal adalah meruntuhkan sistem yang ada, dan menggantinya dengan sistem yang ideal menurut mereka, yaitu khilafah atau negara yang secara formalitas syariah, meski substansinya tidak menyentuh syariah sama sekali.

Khilafah bagi mereka layaknya 'lampu ajaib' yang bisa memberi apa saja dan menyelesaikan masalah apa saja.

Itu karena tidak sadar bahwa berbagai kelompok saling membunuh dan berperang di Timur Tengah karena sedang berebut mendirikan khilafah, dan ujung-ujungnya adalah kebinasaan.

Saat kelompok makar di Suriah berusaha meruntuhkan sistem dan pelaksana negara, mereka mengkampanyekan slogan al-sha'b yurid isqat al-nizam (rakyat menghendaki rezim turun) dan irhal ya Basyar (turunlah Presiden Basyar).

Slogan dengan fungsi yang sama di'copy paste' oleh jaringan mereka di Indonesia; maka, jadilah gerakan dengan tagar '2019 Ganti Presiden!'

Syrianisasi (jelas) sudah digulirkan di negara kita.

Pola-pola yang sama ketika kelompok radikal menghancurkan Suriah sedang disalin untuk menghancurkan negara kita.

Bedanya Suriah sudah merasakan penyesalan dan ingin rekonsiliasi, merambah jalan panjang untuk membangun kembali negara mereka. Sedangkan, kita baru saja mulai...

Jika kita tidak berusaha keras menghadang upaya mereka, maka arah jalan Indonesia menjadi 'Suriah kedua' hanya persoalan waktu saja...

Semoga itu tidak pernah terjadi di negaraku Indonesia. Bersatulah bangsaku. Buatlah filter , supaya kita tidak mudah diadu-domba.

Tulisan: M. Najih Arromadoni alumnus Universitas Ahmad Kuftaro Damaskus dan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami)
(mmu/mmu)

Tuesday, September 18, 2018

Di Istana, Umat Budha Doakan Jokowi Dua Periode



Di Istana, Umat Budha Doakan Jokowi Dua Periode

Umat Budha yang tergabung dalam Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) mendoakan Presiden Joko Widodo agar bisa memenangi Pilpres 2019 dan memimpin Indonesia dua periode. 


Hal itu terjadi saat Presiden Jokowi membuka Musyawarah Nasional Permabudhi 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/9/2018). 

Ketua Permabudhi Arief Harsono mengatakan, seluruh umat budha yang hadir dalam acara tersebut mengucapkan terima kasih tak terhingga dan menyampaikan penghargaan tertinggi kepada Jokowi dan jajaran yang sudah menunjukan hasil kerjanya dalam empat tahun terakhir ini. 

"Kami menyaksikan infrastruktur terus dipacu dan dibangung di seluruh daerah di negeri tercinta ini. Pembangunan jalan, jembatan, irigasi, dan pelabuhan bandar udara, jalur kereta api, hingga tol laut telah menunjukan hasil yang sangat menggembirakan,

" kata Arief. Arief mengatakan, pembangunan yang sudah berjalan secara masif ini harus terus dipacu dan masih memerlukan waktu. Lima tahun pertama, menurut dia, adalah waktu yang teramat singkat untuk pemerataan pembangunan di negara yang besar dan luas seperti Indonesia. 

"Untuk kesinambungan di negeri tercinta ini, kami berdoa dan berharap semoga Bapak Joko Widodo kembali mendapat amanat rakyat demi kesinambungan pembangunan 5 tahun ke depan," kata Arief disambut tepuk tangan hadirin.

"Semoga Tuhan yang maha Pengasih dan Budha selalu menyertai Bapak Presiden dalam menjalankan amanah memimpin bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia menuju Indonesia damai dan sejahtera," tambah dia. 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Istana, Umat Budha Doakan Jokowi Dua Periode", https://nasional.kompas.com/read/2018/09/18/13205381/di-istana-umat-budha-doakan-jokowi-dua-periode
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Sandro Gatra

Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga


Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa ( GNPF) resmi mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dukungan itu diberikan usai Prabowo menandatangani pakta integritas yang diajukan oleh GNPF. 

"Telah terselesaikannya dengan baik ijtima ulama dan tokoh nasional II dan ditandatanganinya pakta integritas oleh paslon yaitu yang terhormat Bapak Prabowo Subianto dengan Sandiaga Salahuddin Uno," ujar Ketua GNPF Yusuf Muhammad Martak dalam konferensi pers bersama di Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9/2018). 

Sebelumnya, Yusuf juga menegaskan ada 17 poin yang termuat dalam pakta integritas itu. Ia membantah pakta integritas ini memuat permintaan posisi jabatan politik. 


Menurut dia, pakta integritas itu murni aspirasi dari para ulama GNPF untuk kepentingan umat Islam dan agama lainnya di Indonesia. 

"Tidak ada usulan minta maupun memohon jabatan apa pun, kita berbuat tanpa pamrih, tanpa ada conditioning tanpa ada bergaining. Kita berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara dan demi keselamatan umat islam di Indonesia," ujar Yusuf. 

"Jangan sampai menerima dan merasakan ketidakadilan. Kita butuh keadilan yang sama, baik kepada umat islam maupun kepada agama lain yang juga menjadi warga negara Republik Indonesia," sambungnya. 

Adapun 17 poin dalam pakta integritas yang ditandatangani adalah sebagai berikut: 

1. Sanggup melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. 

2. Siap menjaga dan menjunjung nilai-nilai religius dan etika yang hidup di tengah masyarakat. Siap menjaga moralitas dan mentalitas masyarakat dari rongrongan gaya hiduo serta paham-paham yang merusak yang bertentangan dengan kesusilaan dan norma-norma yang berlaku lainnya di tengah masyarakat Indonesia. 

3. Berpihak pada kepentingan rakyat dalam setiap proses pengambilan kebijakan dengan memperhatikan prinsip representasi, proporsionalitas, keadilan, dan kebersamaan. 

4. Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan umat beragama, baik umat Islam, maupun umat agama-agama lain yang diakui Pemerintah Indonesia untuk menjaga persatuan nasional. 

5. Sanggup menjaga dan mengelola Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), secara adil untuk menciptakan ketentraman dan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. 

6. Menjaga kekayaan alam nasional untuk kepentingan sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia. 7. Menjaga keutuhan wilayah NKRI dari ancaman separatisme dan imperialisme. 

8. Mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina di berbagai panggung diplomatik dunia sesuai dengan semangat dan amanat Pembukaan UUD 1945. 

9. Siap menjaga amanat TAP MPRS No. 25/1966 untuk menjaga NKRI dari ancaman komunisme serta paham-paham yang bisa melemahkan bangsa dan negara lainnya. 

10. Siap menjaga agama-agama yang diakui Pemerintah Indonesia dari tindakan penodaan, penghinaan, penistaan serta tindakan-tindakan lain yang bisa memancing munculnya ketersinggungan atau terjadinya konflik melalui tindakan penegakkan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

11. Siap melanjutkan perjuangan reformasi untuk menegakan hukum secara adil tanpa pandang bulu kepada segenap warga negara. 

12. Siap menjamin hak berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat secara lisan dan tulisan. 

13. Siap menjamin kehidupan yang layak bagi setiap warga negara untuk dapat mewujudkan kedaulatan pangan, ketersediaan sandang dan papan. 

14. Siap menyediakan anggaran yang memprioritaskan pendidikan umum dan pendidikan agama secara proporsional. 

15. Menyediakan alokasi anggaran yang memadai untuk penyelenggaraan kesehatan rakyat dan menjaga kelayakan pelayanan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. 

16. Siap menggunakan hak konstitusional dan atributif yang melekat pada jabatan presiden untuk melakukan proses rehabilitasi, menjamin kepulangan, serta memulihkan hak-hak Habib Rizieq Shihab sebagai warga negara Indonesia. Serta, memberikan keadilan kepada para ulama, aktivis 411, 212, dan 313 yang pernah disangkakan.
Penegakan keadilan juga perlu dilakukan terhadap tokoh-tokoh lain yang mengalami penzaliman. 

17. Menghormati posisi ulama dan bersedia untuk mempertimbangkan pendapat para ulama dan pemuka agama lainnya dalam memecahkan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga", https://nasional.kompas.com/read/2018/09/16/17591881/ini-isi-17-butir-pakta-integritas-gnpf-yang-diteken-prabowo-sandiaga
Penulis : Dylan Aprialdo Rachman
Editor : Sabrina Asril

Saham Sandiaga yang Melorot vs Saham Erick Thohir yang Meroket

Saham Sandiaga yang Melorot vs Saham Erick Thohir yang Meroket

Fakta Ekonomi yang Rakyat Perlu Tahu

Perbincangan Pilpres kini patut disyukuri karena isu SARA setidaknya dapat dinetralisir karena pilihan Presiden Joko Widodo yang kerap diterjang isu agama justru merangkul ulama untuk membangun negeri. Kini isu ekonomi mulai dihembuskan. Penantang Jokowi yang sulit menggunakan isu agama kini coba mencitrakan diri sebagai sosok yang ahli mengelola ekonomi. Benarkah demikian? Mari kita lihat dari bukti nyata performance perusahaannya.

Sandiaga Uno, cawapres Prabowo kerap dicitrakan ahli ekonomi, ia memiliki saham di PT Saratoga Investama Sedaya TBK atau yang tercatat di IHSG (SRTG). Sandi memiliki saham 27,80% di sana yang dalam iklim bisnis pemilik saham di atas 20% itu berstatus controlling share holder (dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan), seperti menggeser direksi, menentukan arah perusahaan, dll.

Per hari ini, Kamis (13/9/2018) faktanya saham SRTG terpantau melorot atau berada di zona merah (-4,87%) dengan nilai 3.910. Bahkan, jika dilihat sejak Januari 2015, saham SRTG cenderung terus longsor. Di awal tahun 2015 saja SRTG nilainya di atas 5.000, bandingkan dengan sahamnya hari ini yang hanya berada di kisaran 3.000.

Penurunan SRTG tidak sejalan dengan IHSG yang justru terpantau menguat 0,99% per hari ini. IHSG siang ini tercatat 5.855 setelah kemarin ditutup di angka 5.798. Perlu dicatat, naik turunnya saham dipengaruhi oleh kepercayaan investor atau pelaku bisnis terhadap prospek atau masa depan perusahaan.

Selain menakar peluang sukses atau tidaknya karir pemilik saham ke depan,  prospek dapat dinilai dari rekam jejak pemimpin perusahaan atau pemilik saham di masa lalu. Semakin pemilik saham dipercaya investor mampu mengelola ekonomi, maka saham itu nilainya akan naik.

Apa yang dialami SRTG milik Sandi justru kontras dengan yang dialami oleh  PT Mahaka Media TBK (ABBA), yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Erick Thohir, sosok yang baru-baru ini ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo di Pilpres 2019. Per hari ini, saham ABBA meroket hingga 30 persen. Bahkan, jika diakumulasikan sejak Senin (10/9/2018), lonjakan saham ABBA mencapai 91,66%.

Kalangan pebisnis dinilai lebih optimis melihat kesuksesan Erick ke depannya, khususnya dalam kontestasi politik Pilpres 2019 antara dirinya vs Sandi. Jokowi dinilai masih sangat dicintai rakyat. Erick pun dinilai lebih cakap mengelola perusahaannya berkaca dari berbagai bisnis olahraga dan media yang hingga kini terbilang sukses.

Jadi, inilah fakta sebenarnya, bahwa kalangan pebisnis justru lebih optimis kepada Presiden Joko Widodo yang dilihat dari figur Erick Thohir yang mendukungnya. Semua data di atas tentu saja real yang bisa dipantau dan diakses di www.idnfinancials.com media yang memantau pergerakan saham tidak hanya di Indonesia, tetapi dunia.

Rofiq Al Fikri
Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu

MENILAI BAIK BURUK KEADAAN DARI PERBANDINGAN SEJARAH

MENILAI BAIK BURUK KEADAAN DARI PERBANDINGAN SEJARAH


Tulisan ini tidak bermaksud menggurui apa lagi menghakimi. Anggaplah tulisan Ini sekedar berbagi cerita sejarah sebagai perbandingan. Selanjutnya biarlah kejernihan nalar dan pengetahuan masing masing kita menilai baik buruk keadaan hari ini dengan perbandingan sejarah untuk menjadi pandu patut tidaknya pilihan pilihan tindakan.

Sejarah mengajarkan bahwa setiap generasi memiliki masalahnya sendiri dan setiap generasi akan membuat prestasi sejarahnya sendiri tanpa terobsesi pada pilihan tindakan heroisme kesejarahan generasi sebelumnya.
--------

Aktivis 1998 menuntut turun Jendral yang berkuasa 32 tahun.

Aktivis 2018 menuntut turun tukang kayu yang baru berkuasa 4 tahun
---------

Aktivis 1998 meminta Soeharto turun karena dalam satu tahun Dollar naik 572 %

Aktivis 2018 meminta Jokowi turun sementara dalam satu tahun Dollar hanya naik 16 %
---------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena UMR Jakarta satu bulan hanya senilai 69 kg beras.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun padahal dengan UMR Jakarta satu bulan saat ini mampu membeli 364 kg beras
-------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun UMR Jakarta satu bulan hanya senilai 160 liter Premium.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun padahal hari ini UMR Jakarta satu bulan senilai 556 liter Premium.
---------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena 6 kali menjadi calon tunggal dalam 6 kali pemilu 6 kali ditetapkan MPR.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi bukan calon tunggal dan di pilih langsung oleh Rakyat.
--------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun tanpa dukungan elit politik.

Aktivis 2018 di salah satu Perguruan Tinggi menuntut Jokowi turun 1 minggu setelah di datangi Cawapres Oposisi.
---------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun 58 bulan sebelum Pemilu.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun 7 bulan sebelum Pemilu.
----------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena anak anak nya membangun kerajaan bisnis dengan 340 - an jaringan perusahaan.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara anak anak Jokowi hanya jual Martabak dan Goreng Pisang.
----------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena memiliki harta 30 Milyar Dollar (New York Times) atau setara dengan Rp 443 Trilyun.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara harta Jokowi Rp 50 Milyar.
---------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena menjual hak atas kekayaan alam pada perusahaan asing Freeport, Rio Tinto, Caltex, Inco, Newmont, Exxon dll

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi mengambil alih Freeport, Blok Mahakam dan Blok Rokan dari negara asing.
--------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena menculik dan atau membunuh puluhan aktivis Mahasiswa, Buruh dan Wartawan.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi memberi beasiswa pada 248.000 Mahasiswa tidak mampu.
-------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena menggusur ratusan ribu rumah Rakyat.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi sudah membangun 900.000 rumah untuk Rakyat.
--------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena merampas tanah-tanah Rakyat.

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi melindungi tanah Rakyat dengan 7 juta sertifikat.
-------

Aktivis 1998 menuntut Soeharto turun karena ketimpangan ekonomi dengan menjadikan Etnis tertentu membangun gurita bisnis bernuansa KKN antara lain :

1. Liem Bian Koen
2. Liem Sioe Liong
3. Liem Hong Sien
4. Oei Ek Tjhong
5. Oei Hwie Tjhong
6. Cai Daoping
7. Tjoa To Hing
8. Oei Hwie Siang
9. Lie Moe Tie
10. Poo Tjie Gwan
11. Tjie Tjien Hoan
12. Li Bai La
13. Tjia Han Poen
14. Liem Yu Chan.
15. Oei Suat Hong

Aktivis 2018 menuntut Jokowi turun sementara Jokowi tidak membangun konglomerasi bisnis berdasarkan etnis, kelompok atau keluarga.

--------

Masih banyak perbandingan yang tak tertuliskan tapi sedikit peristiwa pembanding diatas mungkin cukup menjadi masukan bagi kita.

Akhir kata bila aktivis 1998 menurunkan Soeharto semoga aktivis 2018 tidak dimanfaatkan politisi untuk menjadi alat Menantu Soeharto yang juga ayah kandung dari cucu Soeharto kembali berkuasa..... semoga.


Salam Hormat.
Jakarta 13 September 2018

Adian Napitupulu

Saturday, July 14, 2018

Indonesia Bakal Jadi Pemilik Tambang Emas Terbesar Sejagat



Induk usaha Freeport Indonesia setuju dengan persyaratan divestasi saham 51 persen kepada pemerintah.
Dream - Indonesia dipastikan bakal menjadi salah satu pemilik dari perusahaan tambang emas terbesar dunia, PT Freeport Indonesia. Kepastian itu diperoleh setelah Freeport-McMoRan Copper & Gold menyetujui rencana divestasi saham anak perusahaannya itu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diketahui telah mengundang Presiden dan CEO Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc Richard C. Adkerson untuk mengumumkan mengenai kesepakatan divestasi saham Freeport.

Jonan mengungkapkan ada beberapa kesepakatan terkait perundingan yang dibuat pemerintah dan perusahaan Amerika Serikat tersebut. Salah satu yang terpenting adalah Freeport menyetujui divestasi saham hingga sebesar 51 persen. Kesepakatan itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

" Nanti yang dibahas adalah timing, kalau harga itu negosiasi. Arahan Pak Presiden timing bisa diselesaikan dalam minggu ini. Apalagi CEO Freeport sedang berada di Indonesia," kata Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (29/8).

Kesepakatan kedua, kata Jonan adalah Freeport Indonesia berkomitmen membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian dalam waktu lima tahun sampai Januari 2022 atau 5 tahun sejak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) diterbitkan.

Terakhir, PT FI sepakat menjaga besaran penerimaan negara sehingga lebih baik dari penerimaan negara di bawah perjanjian kontrak karya.

" Pak Presiden juga karena Freeport menyetujui, berdasarkan UU No 4 tahun 2009 tentang perpanjangan operasi, maka maksimum itu 2x10 jadi 2031-2041 persyaratan ada di IUPK, perpanjangan pertama bisa diajukan segera. Nanti yang kedua akan diajukan sebelum tahun 2031," imbuhnya.

Jonan menambahkan, persyaratan tersebut termasuk tidak menunggak pajak, membayar royalti, juga masalah lingkungan hidup. Jika persyaratan tersebut dipenuhi, maka kontrak Freeport bisa diperpanjang.

Terkait porsi saham divestasi yang akan membuat Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas, Jonan memastikan saham itu akan dimiliki oleh pemerintah atau lembaga yang ditunjuk sehingga kita punya kepentingan yang sama.

" Kita harapkan ini untuk investasi diselesaikan pekan ini," katanya.

Sementara Presiden dan CEO Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc Richard C. Adkerson mengatakan, pihaknya berkomitmen mengikuti aturan hukum yang berlaku di Indonesia, demi berjalannya investasi di Tanah Air.

" Saya ingin menekankan kesediaan kami, kesepakatan kami, untuk melakukan divestasi 51 persen dan untuk membangun smelter. Kami menghargai kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Richard.

Tak hanya divestasi, induk usaha Freeport Indonesia itu juga berencana menambah investasi di Indonesia sebesar US$ 20 miliar. Sebagian besar dana dianggarkan untuk pengembangan tambang bawah tanah.

(Sah/Sumber: Merdeka.com)

PENGAKUAN TERBARU JOKOWI SOAL FREEPORT



PENGAKUAN TERBARU JOKOWI SOAL FREEPORT

Jokowi mengakui beberapa hal tentang kisruh Freeport itu :

“Ketika saya ngotot untuk mendapat kembali hak kita di Freeport, ada banyak orang menakut-nakuti saya”, aku Jokowi.  

_“Kata orang-orang, jika saya keras kepala soal Freeport, saya bisa jatuh. 

Bisa lengser saya. 

Jika saya melawan Freeport, Amerika bisa marah. 

Negara itu bisa membuat chaos di Indonesia. 

Jika melawan Amerika, maka siapapun presidennya akan jatuh. 

Jadi supaya aman, saya harus ikut maunya Freeport”,_  tutur Jokowi.

_“Tetapi saya tidak takut.

Mengapa ...?

Karena saya paham soal Freeport, yang tidak ada urusannya dengan negara lain, maka saya harus ngotot-ngototan. 

Berpuluh-puluh tahun, kita hanya mendapat royalti 1 persen. 

Padahal di bumi Papua itu, berton-ton emas ditambang dan dibawa keluar. 

Ini logika dari mana ...? 

Saya memerintahkan menteri saya. 

Kita harus mendapat royalty 10 persen. 

Sahamnya kita juga harus mendapat 51 persen. 

Apapun caranya, kita harus merebut hak kita”,_ tegas Jokowi.

_“Lalu selama dua tahun terakhir, kita sudah ngotot-ngototan bernegoisasi dengan Freport. 

Mereka juga ngotot, kita juga ngotot. 

Tetapi kita harus terus maju. 

Selangkah pun kita tidak boleh mundur. 

Kita harus mendapat hak kita. 

Saya memberi waktu kepada Menteri dan pihak Freeport sampai Agustus tahun 2018 ini. 

Jika tidak rampung dan masih berbelit-belit, saya akan memakai cara lain”,_ ungkap Jokowi.

_“Soal ditakut-takuti, saya sudah tiga kali makan bareng dengan Obama saat dia masih Presiden Amerika. 

Namun tak sekalipun dia mengungkit-ungkit soal Freeport. 

Pun sudah dua kali bertemu dengan Donald Trump. 

Sama juga, Trump tidak pernah menyinggung soal Freeport. 

Ternyata kita sendiri yang ribut soal Freeport. 

Obama dan Trump tenang-tenang saja. 

Mereka sama sekali tak pernah menyinggungnya. 

Jadi ini sebenarnya business to business. 

Tidak hubungannya dengan negara. 

Ini urusan bisnis”,_ beber Jokowi.

_“Lalu siapa yang menakut-nakuti saya itu ...? 

Ya mereka para mafia. 

Orang-orang kita sendiri yang menakut-nakuti kita. 

Mereka ciptakan ketakutan agar saya tidak mengganggu lahan basah mereka. 

Baca Juga : Indonesia Bakal Jadi Pemilik Tambang Emas Terbesar Sejagat
http://politikbaik.blogspot.com/2018/07/indonesia-bakal-jadi-pemilik-tambang.html

Dan itu harus dihentikan. 

Kita harus memakmurkan rakyat Papua dan Indonesia. 

Pemda Papua harus mendapat 10 persen saham. 

Biar Papua maju. 

Jadi kita harus menguasai saham Freeport 51 persen. 

Minimal 51%. Kalau bisa lebih”,_ kata Jokowi.

Dari pengakuan ngotot Jokowi di atas, saya semakin yakin bahwa Jokowi adalah sosok langka di republik ini. 

Dialah pemimpin Indonesia yang bernyali besar melawan ketidak-adilan. 

Ia benar-benar seorang pemberani demi rakyatnya. 

Ia rela ngotot dan berdarah-darah merebut kembali hak rakyat Indonesia yang telah digadaikan oleh pemerintah sebelumnya.

Jokowi mengaku bahwa dia mempunyai impian besar. 

Indonesia harus terus bekerja keras. 

Di tahun 2045, Indonesia akan masuk 4-5 besar sebagai negara terbesar perekonomiannya. 

Pendapatan perkapita 29.000 US Dollar atau Rp. 400 juta per tahun. 

Dan itu harus dicapai.

_“Untuk mencapai impian itu, saya harus menyingkirkan segala rintangan. 

Saya harus memberi etos kerja yang baik bagi rakyat. 

Jadi saya harus turun langsung. Bekerja, bekerja dan bekerja. 

Seiring dengan itu, saya harus berperang menghancurkan para mafia dan para koruptor. 

Lawan saya juga ada dimana-mana,”_ tegas Jokowi.

_“Sebenarnya setelah membubarkan HTI, saya masih ingin membubarkan ormas radikal lainnya. 

Mereka adalah penghalang kemajuan negara. 

Tetapi para menteri saya mengatakan : pelan-pelan Pak Presiden. 

Satu-satu Pak Presiden. 

Jadi bukan saya yang takut, tetapi orang-orang di sekitar saya”,_ tambah Jokowi.

Jokowi memang harus diakui sebagai pemberani. 

Nyalinya tinggi, Namun ia mengakui bahwa bernyali besar saja tidak cukup. 

 “Setiap keputusan yang diambil, selalu ada hitung-hitungannya”,  katanya.

Ungkapan Jokowi ini menggambarkan bahwa dia seorang pecatur yang handal. 

Dia selalu menghitung langkah-langkah yang diambilnya. 

 _“Ketika saya membuat keputusan mendadak, kita memang belum siap. 

Tetapi di sana juga belum siap. Jadi sama-sama tidak siap. 

Jika demikian kitalah yang mendapat keuntungan”,_  aku Jokowi sambil ketawa.

Selain berani, Jokowi juga dikenal dengan kesederhanaannya. Ia sangat merakyat, berjabat tangan dengan banyak orang. 

Ia juga bersedia selfi dengan siapa saja. 

Bukti kesederhanaan Jokowi bisa dilihat dari pengakuan para pelayan makanan baik saat dia menjadi gubernur DKI Jakarta maupun saat dia sekarang menjadi Presiden.

Saat sibuk di tempat kerjanya di saat makan siang atau malam, Jokowi sering menelepon para pelayan makanan.

Dia meminta agar makanannya diantar saja dalam satu piring.

 “Kasih nasi dan beberap lauk pauk di satu piring.

Jangan terlalu banyak”, pinta Jokowi. 

Makanan pun diantar di dalam ruang kerjanya. 

Lalu para pelayan kembali ke tempatnya seraya menunggu panggilan dari Jokowi. 

Para pelayan pun menunggu. 

Pasti Pak Presiden akan menelopon lagi. 

Mungkin kurang ini, kurang itu, tambah ini, tambah itu. 

Tetapi apa yang terjadi ...?

Jokowi sama sekali tidak menelopon lagi. 

Ia tidak pernah meminta tambahan makanan, bumbu atau yang lainnya. 

Artinya apa ...?

Dalam soal makanan, Jokowi amat sederhana. 

Ia memakan apa yang dihidangkan dalam satu piring. 

Ia tidak mengeluh, Ia tidak meminta tambahan ini dan itu. 

Dan itu kerap menjadi kebiasaan Jokowi. 

Luar biasa. 

Presiden yang amat sederhana.

Ah ternyata menjadi Presiden berat sekali. 

Seorang Presiden yang hebat, harus berani, ngotot, lihai berperang, mikirin selalu rakyat dan sederhana. 

Kalau begitu biarkan Jokowi saja yang tetap menjadi Presiden tahun 2019 mendatang 😄😄.
Tolong VIRALKAN niat orang baik,mengapa hrs memilih orang yg tdk pasti Dan belum teruji.

Thursday, June 28, 2018

Buta yang terburuk adalah buta politik



SETIAP WARGA HARUS MELEK POLITIK

Nasehat Pericles mungkin jadi akan terasa getir, “Hanya karena Anda tidak meng ambil minat dalam politik, tidak berarti politik tidak akan mengambil minat pada Anda,…"

Dan dalam praksis politik, tidak penting beda antara tidak berfikir, diam saja, atau pura-pura tak mendengar, berlagak netral dan sok filosofis. Dalam konsep one man one vote, ketidakhadiran adalah nihil.

Maka mereka yang mendiamkan, adalah mempercayai, atau setidaknya meloloskan politikus buruk lewat di depan hidung, Dan itu menyedihkan.

Dan setelahnya mereka terkejut, mereka berkuasa, tanpa persetujuan kita, dan mereka akan menentukan masa depan atau hajat hidup kita?.

Disitulah kita percaya omongan getir Will Rogers, Pelawak Politik. Bahwa politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun kita harus mengeluarkan banyak uang.

Biaya itulah yang kemudian kita tanggung, sebagai rakyat. Kita akan terkena imbasnya, bahkan sampai pada anak-cucu...jika buruk pemimpin yg kita pilih maka 5 tahun lamanya penderitaan yg kita alami sampai menunggu pemilihan pemimpin berikutnya

Celakanya, “Salah satu hukuman karena menolak untuk berpartisipasi dalam politik," kata Plato, "adalah bahwa Anda berakhir diperintah oleh bawahan Anda.” Siapa bawahan Anda? Yaitu orang-orang yg tidak memiliki kompetensi dan tidak memiliki integritas.

Berthold Brecht (1898 – 1956), seorang penyair Jerman, yang juga dramawan, sutradara teater nasehatnya penting kita renungkan; 

"Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional yang menguras kekayaan negeri."

Pemenang Pilgub 2018 Berdasarkan Hasil Quick Count



Pemenang Pilgub 2018 Berdasarkan Hasil Quick Count

Wednesday, June 27, 2018

Pemenang Pilkada berdasarkan Quick count, Pilkada Serentah 27 June 2017 - Indonesia

Pemenang Pilkada berdasarkan Quick count, Pilkada Serentah 27 June 2017 - Indonesia

1. Maluku = Murad (PDIP, PAN, PPP, PKPI, PKB, Hanura, Gerindra, dan Partai Nasional Demokrat).

2. Sulsel = Nurdin Abdullah (PDIP, PAN, dan PKS.)

3. Bali = Wayan (PDIP, PKPI, HANURA, PAN)

4. Jateng = Ganjar (PDIP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, PPP)

5. NTT = Victor L (Hanura, Golkar dan Nasdem.)

6. Sumut = Edy R (NasDem, Golkar, Gerindra, PKS, PAN, Hanura)

7. Jatim = Khofifah (PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, dan Partai Demokrat.)

8. Jabar = Ridwan K (Nasdem, PPP, PKB, Hanura)

9. Kaltim = Isran Noor (Gerindra, PAN dan PKS).

10. Lampung = Arinal (Golkar, PAN, PKB).

11. Kalbar = Sutarmidji (Golkar, PKB, Hanura, PKS, Nasdem )

12. Sumsel = Herman (Nasdem, Hanura, PAN)

13. NTB = Zulkieflimansyah (PKS dan Demokrat)

Friday, November 11, 2016

YESS!! Hasil Audit 34 Proyek Listrik Mangkrak Era SBY Akan Diserahkan Pihak Istana ke KPK




alirantransparan.blogspot.com - Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi Sapto Pribowo, mengatakan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah diminta mengaudit dugaan korupsi 34 proyek listrik mangkrak. Hasil audit itu, menurut Johan, bisa jadi akan diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau memang ada unsur korupsi nantinya bisa saja diserahkan kepada KPK," kata Johan di gedung KPK, Jumat, 11 November 2016. "Tapi saat ini kami sedang menunggu hasil evaluasi atau audit itu."

Johan menjelaskan, 34 proyek listrik itu berawal dari wacana membangun pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Sebagian proyek itu sudah dimulai sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Ketika itu dievaluasi ternyata ada beberapa proyek itu yang tidak berjalan," ujar mantan pelaksana tugas Wakil Ketua KPK itu.

Dugaan korupsi itu menguak setelah Jokowi meminta audit terhadap proyek-proyek mangkrak itu. Belakangan, KPK menyatakan sedang menelaah kasus tersebut.

"Kalau radar KPK sudah nangkap beberapa proyek, ya. Tapi kan kalau menurut mereka 34, nah itu kami belum nerima," kata Agus di gedung KPK, Kamis, 10 November 2016.
Agus mengatakan di antara 34 proyek tersebut, ada banyak proyek pembangkit listrik tenaga uap yang terindikasi korupsi. Menurut Agus, KPK juga menunggu audit BPKP.(tempo.co)

Soal Ahok, Gus Mus Ungkap Agama Dicatut untuk Kepentingan Politik



alirantransparan.blogspot.com - Mantan Rois Syuriah Nahdhlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri berpesan agar umat Islam berhati-hati dalam menyikapi kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Mustofa yang dikenal dengan panggilan Gus Mus, hujatan dan kecaman atas nama umat Islam terkait dengan perebutan kekuasaan dalam Pilkada DKI Jakarta. Kasus Ahok �digoreng� dengan mencatut agama untuk kepentingan politik.

"Umat harusnya melihat, ini pemimpin, bupati, gubernur, presiden sampai kapan. Apakah sampai kiamat, atau selamamya. Ini kan ada periodenya lima tahun,� ujar Gus Mus, sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Kamis, 10 November 2016.

Gus Mus menilai beberapa kelompok Islam sudah mengarah pada kebencian dalam menyikapi perkataan Ahok tentang Surat Al Maidah yang berujung pada laporan dugaan penistaan agama.

Menurut Gus Mus, ekspresi kebencian itu terlihat dari banyaknya hujatan dan makian. Namun, sikap ini hanya dilakukan oleh segelintir dan sekelompok orang yang mengatasnamakan umat Islam.

"Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jangan kita memuji orang tapi dengan menjatuhkan atau menghujat orang lain. Emosi di hati jangan sampai menciptakan kebencian yang berlebihan, itu pasti akan memunculkan masalah, seperti yang terjadi sekarang ini di mana umat sudah terpancing membenci Ahok yang berlebihan," ungkap Gus Mus.

Gus Mus menyatakan untuk menjadi manusia obyektif dan jujur memang tidaklah mudah. Emosi dan hawa nafsu yang tidak terkendali akan dapat membuat manusia goyah dalam menentukan sikap, hingga akhirnya bisa menghalalkan segala cara.

"Menjadi jejeg (tegak) itu memang tidaklah mudah. Kalau hati ini tidak kuat, akan bisa goyah ke kiri maupun ke kanan. Maka, janganlah mudah terhasut atau terpancing,� kata Gus Mus.

Seperti halnya Gus Mus, mantan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif berupaya menenangkan massa Islam yang anti-Ahok.

Syafii malah menilai Ahok tidak melakukan penistaan agama saat menyebut surat Al Maidah ayat 51. Ahok, ujar Syafii, hanya mengkritik pihak-pihak yang menggunakan ayat itu untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih Ahok.

"Walaupun saya dihujat karena melawan arus, saya santai saja. Anggap enteng dan mengalir saja," ujar Syafii seperti dilaporkan Detik.com, Rabu (9/11).

Syafii juga mengkritik Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa terkait kontroversi pernyataan Ahok. Semestinya sebagai lembaga yang kredibel, MUI harus mempertimbangkan fatwa-fatwa demi menjaga keutuhan bangsa.

Meski demikian, dia meminta perbedaan pendapat dirinya dengan MUI jangan terlalu dipermasalahkan.

"Ya nggak apa-apa (perbedaan pendapat) kan ada kutub utara dan kutub selatan, biasa itu. Kita saling melengkapi," ucap Syafii. (ml/CNNIndonesia.com)

Din Syamsuddin : Masalah Utamanya Bukan Ahok, Tapi Ada Naga Raksasa yang Mencengkram Indonesia





alirantransparan.blogspot.com - Polemik kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil ahok makin kesini makin jadi pembicaraan banyak orang. Bahkan menurut media, kasus ini juga banyak dibicarakan di dunia luar.

Ahok dianggap telah menistakan agama Islam karena telah mengutip ayat Al-Quran dalam pidato politiknya. Penyataan �Dibohongi pake surat Al-Maidah ayat 51� memang menuai kecaman yang sangat keras terutama dari kalangan ulama dan habib. Akibat pernyataan ini, demo 4 november kemarin pun tidak bisa dihindarkan. Karena itu adalah panggilan Allah SWT untuk membela agama Islam yang suci dan agung.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menilai bahwa masalah utama dari ini semua ini bukan ahok Tapi Ada Naga Raksasa yang Mencengkram Indonesia.

Dikutip dari pojoksatu.id, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menilai ada ancaman besar dibalik polemik Ahok.

Din menekankan, Ahok jelas telah memberi penilaian (judgement) terhadap pemahaman orang lain dengan kata pejoratif. Tapi karena dia sudah minta maaf, menurut Din selayaknya dimaafkan asal tidak mengulangi lagi. Namun permasalahan yang ada lebih besar dari kejadian di pulau kecil itu.

�Permasalahannya, bahkan ancaman nyata, adalah fakta adanya kekuatan uang (the power of money) yang tengah menguasai Indonesia,� kata Din, Minggu (6/11).

Din pun menganalogikan kekuatan uang itu bagaikan cengkeraman naga raksasa yang sedang melilit NKRI yang kaya raya, dan satu persatu kekuatan penghalangnya dilumpuhkan bahkan dimatikan dengan uang. 

Proses ini dicermatinya tidak terlepas dari perkembangan geo-politik dan geo-ekonomi global dan regional.

�Sayangnya, Indonesia tidak memiliki mekanisme pertahanan diri (self defense mechanism) karena infrastruktur nasional rapuh, sejak dari pemerintah, partai politik, ormas, sampai kepada pers, yang banyak terdiri dari orang-orang lemah baik iman, akal pikiran, dan komitmen kerakyatan,� ujarnya, miris.

Kondisi ini, menurutnya, akan membawa Indonesia mengalami malapetaka dan terjatuh dalam nestapa.
Sebelumnya mantan ketua MUI tersebut pernah meminta kepada umat supaya angan mudah terhasut apalagi anrkis.

�Saya minta, sampaikan pendapat dalam alam demokrasi.? Cuma tidak boleh anarkis. Jangan. Saya juga meminta masyarakat jangan terprovokasi. Jangan mudah dihasut. Hati-hati bisa jadi ada pelaku provokator. Sebaiknya persoalan ini jangan dikaitkan dengan pilkada apalagi kasus Ahok. Jangan dipolitisasi,� tandas Din.?(pojoksatu.com)

Thursday, November 10, 2016

Jika Terpilih, Sandiaga Janji Serap Aspirasi Warga Tiap Jumat. Berbeda dengan Ahok Setiap Hari Dengarkan Aspirasi dan Keluh Kesah Warga di Balai Kota




alirantransparan.blogspot.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno berjanji akan mengundang warga ke Balai Kota secara rutin apabila terpilih memimpin Jakarta. Undangan itu agar aspirasi warga bisa disampaikan.

"Iya akan dijadwalkan, minimal seminggu sekali pas hari Jumat. Karena kebetulan saya ingin mengunjungi masjid-masjid di seluruh pelosok Jakarta. Dan kita akan gantian dengan Mas Anies," kata Sandiaga di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, Rabu (9/11/2016).

Dia menjanjikan agenda rutin itu setiap Jumat. Bila ada hal yang mendesak, Sandiaga mengatakan akan turun langsung.

"Buka setiap hari Jumat ya. Rencananya kita ngumpul begitu ya ada makanan juga, di situ nanti sambil dengerin masukan warga," ungkapnya.

Menurut Sandiaga, selama ini warga merindukan tatap muka dari pemimpinnya. Dengan demikian, dia akan lebih sering turun ke masyarakat untuk menangkap aspirasi.

"Ini yang dirasa hilang selama 2 tahun terahir karena selama kita turun yang terakhir melakukan adalah Pak Jokowi. Jadi Insya Allah Anies-Sandi komit meneruskan program blusukan ini untuk mendengar masukan dari masyarakat. Dan kita tidak pernah merekayasa, masukan mereka sangat orisinil, betul-betul keluar dari lubuk hati mereka, ada yang curcol, dan memang betul-betul senang ketemu pemimpinnya," papar cawagub yang diusung PKS dan Gerindra ini.

"Sayangnya dua tahun terakhir tidak ada program dari Pemprov untuk menangkap aspirasi warganya. Makanya selama satu tahun ini saya lakukan," lanjut Sandiaga.


Setiap Hari, Warga Selalu Mengadu Kepada Ahok di Balai Kota


Setiap hari warga selalu mengadu berbagai keluhan kepada Ahok di Pendopo Balai Kota, tapi hal itu semua pasti Ahok akan meladeninya setiap hari. 

Setiap pagi, sebelum ahok datang di Balai Kota, sudah terlihat banyak warga yang menunggu kedatangan Ahok untuk mengadu suatu keluhan. Warga biasanya menggunakan alat map atau berkas untuk megadu kepada Gubernur DKI Jakarta ,


Dan Sebenarnya apa alasan Basuki Tjahaja Purnama selalu meladeni berbagai keluhan yang di adukan oleh warga ?
Basuki berujar namanya juga pejabat, pelayan. Ya begitu, mau gimana lagi.

� Kalau kamu tidak mau di temui dia, dia kan tetap nunggu kamu. Meskipun kamu tutup. Masalh mereka gak akan kelar, jadi mendingan ketemu,� imbuh Ahok.

Basuki Tjahaja Purnama juga mengutarakan, semua aduan warga sebenarnya bisa saja untuk tidak di ladeni jika saja berkirim surat ke pihak lain. Sementara itu, Basuki mengaku bahwa dirinya lebih suka bertemu langsung dang mendengar semua keluhan dari warga. Di bandingkan dengan harus membaca surat aduan ataupun keluhan yang di kirim melalui SMS.

�Kalu face to face dengan orang nya langsung kan, bisa tahu di bohong apa enggak. Dari mata nya ketahuan, laporan dia benar apa tidaknya nya kan juga ketahuan,� ucap Basuki.


(detik.com &lensaremaja.com)

Wednesday, November 9, 2016

Jokowi Ungkap Ciri-ciri Aktor Politik yang Tunggangi Demo Ahok, Begini Ciri-cirinya





alirantransparan.blogspot.com - Pernyataan Presiden Jokowi soal adanya aktor politik yang menunggangi demonstrasi 4 November yang berujung ricuh hingga kini masih menjadi misteri. Siapa aktor politik yang dimaksud belum diungkap Jokowi.

Namun, sedikit demi sedikit ciri-ciri siapa aktor politik yang dimaksud mulai terbuka. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, aktor politik itu tidak perlu dispekulasi, sebab sudah terlihat jelas saat aksi berlangsung pada Jumat lalu.

"Ya enggak usah ditanya (siapa aktor politik yang dimaksud). Itu dilihatkan, Anda lihat bahwa ada tokoh-tokoh politik yang masuk dalam arena demonstrasi. Itu kan muncul," ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/11).

Wiranto menuturkan, aksi unjuk rasa yang berujung ricuh itu seharusnya tidak terjadi jika masyarakat percaya kepada pemerintah. Apalagi sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menginstruksikan kepada Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk memproses hukum perkara dugaan penistaan agama Islam secara tegas dan cepat.

"Pemerintah tidak akan intervensi, tidak campur tangan. Berarti proses hukum itu adil, sesuai dengan proporsi hukum yang berlaku. Pas Jaminan itu muncul, kita harapkan masyarakat tenang dan menunggu dari proses hasil itu," jelas Wiranto.

Seperti diketahui, dalam demonstrasi 4 November lalu dua anggota DPR yang juga kader partai politik turut hadir yakni Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Fadli Zon dari Partai Gerindra. Selain itu, Amien Rais yang juga Ketua Dewan Kehormatan PAN ikut hadir.

Sementara itu, politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan aktor politik yang disebut Jokowi berasal dari pimpinan salah satu partai. Namun demikian, Ruhut enggan menyebut sosok yang dimaksud.

"Bukan hanya itu. Yang lain-lain banyak kalau kau lihat di dalam. Kita ada rekamannya semua. Kita tahu dia pimpinan partai. Jangan lah ku bilang enggak enak lah bos," kata Ruhut saat dihubungi, Selasa (8/11).

"Ya ketua-ketua partai macam-macam, kan kita lihat bos. Tapi biarin saja mereka, kalau enggak merasa jangan kebakaran jenggot," sambungnya.

Jubir tim pemenangan Ahok- Djarot ini setuju dengan Jokowi soal adanya keterlibatan aktor politik yang memicu kerusuhan demo kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok.

"Apa yang dikatakan Bapak Jokowi 100 persen betul. Begini deh, di lapangan kan terang benderang direkam semua. Siapa-siapa orang di lapangan itu benang merahnya kan ada partai politik itu kan. Ada dong, betul enggak bos," katanya.

Ruhut mengatakan elite parpol yang dimaksud mulai 'kebakaran jenggot' dan naik pitam atas temuan Jokowi. Hal itu terlihat dari pernyataan sejumlah elite parpol yang mengecam pernyataan Jokowi pada Sabtu (5/11) dini hari di Istana Negara.

"Kau lihat statement. Banyak kan yang marah-marah, mengecam Pak Jokowi. Kenapa mesti mengecam Pak Jokowi. Pak Jokowi 100 persen pernyataannya benar kata Ruhut sitompul. Aku kasih nilai 100 kalau tidak merasa jangan marah-marah, jangan kebakaran jenggot," katanya.(merdeka.com)


Monday, November 7, 2016

Antasari Bebas, Gurita Mafia Cikeas Bakal Terbongkar, SBY Was Was




alirantransparan.blogspot.com - Mantan Ketua KPK Antasari Azhari akan bebas setelah menjalani masa tahanan di Tangerang.

Loyalis Mantan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrus, Gede Masak ikut berkomentar tentang bebasnya Antasari Azhar di akun Twitter ?@G_paseksuardika. "Selamat. Sepertinya akan ada yang panas dingin," kicaunya.

Banyak followernya yang mempertanyakan maksud dari kalimat tersebut.

"Siapa bli @G_paseksuardika ? Mantan bos bli kah? ???????????? @edwardlekawael".

Tentu saja yang dimaksud Gede Maksud itu Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Selama ini ada opini publik yang beredar banyak Antasari masuk penjara merupakan konspirasi jahat pihak Istana saat SBY berkuasa. Pada saat Antasari Ketua KPK berkeinginan untuk membongkar dugaan kasus kecurangan Pemilu 2014.

Selama ini kasus Antasari penuh misteri dan ada dugaan keterlibatan Istana yang menyebabkan mantan orang nomor satu di lembaga antirasuah masuk penjara.

Publik pun masih ingat sosok wanita bernama Rani Juliani yang berprofesi sebagai cady golf. Sampai sekarang sosok Rani pun telah menghilang, kemungkinan diselamatkan orang-orang tertentu.

Dalam kasus Antasari, Rani ini dikabarkan selingkuh dan berada di kamar hotel bersama mantan Ketua KPK.

Sedangkan Antasari sendiri mengakui siap untuk membagi pengalamannya saat pernah menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Diakuinya, banyak pengajar yang tumbuh dari teori saja. Namun, dirinya memiliki pengalaman dalam bidang hukum serta ditompang teori. 


Antasari dipecat Susilo Bambang Yudhoyono

Harta dan jabatan seketika terenggut dari Antasari Azhar selepas kasus pembunuhan pengusaha Nasrudin Zulkarnen mencuat.

Dia dicopot oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari jabatannya sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Antasari juga harus mendekam di penjara karena divonis 18 tahun penjara. Hakim menganggap dialah otak di balik pembunuhan itu.

Semenjak tidak lagi bekerja dan disibukkan dengan kasus hukum, keluarga Antasari terpaksa menjual mobil dan berbagai perhiasan untuk bertahan hidup.

Cobaan itu dihadapi Antasari dengan santai. Dia mengaku, karena tak lagi mempunyai kendaraan, selepas bebas nanti, dia ingin pulang ke rumah menggunakan angkot.

"Sekarang nggak punya mobil. Sudah dijual. Gampanglah (setelah bebas), nanti saya naik angkot," kata Antasari dalam wawancara dalam program Aiman di Kompas TV yang tayang pada Sabtu (16/1/2016).

Antasari rupanya juga sudah mulai menyurvei angkot yang harus dinaikinya nanti ketika bebas. "Ada itu angkot jurusan BSD," seloroh mantan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan itu. 



baca juga : - FULL DI SINI!! Membongkar Rekayasa Kasus Antasari Azhar

- Bikin Nangis! Kisah Haru Antasari Azhar, Semuanya Terjual, Bahkan Sekarang Naik Angkot!

sumber: hatree.net