Latest News

Showing posts with label Hanura. Show all posts
Showing posts with label Hanura. Show all posts

Saturday, October 29, 2016

Hanura Sarankan Rizieq Sebagai Tokoh Agama Harusnya Memberi Contoh yang Baik, dan Tidak Menghasut




alirantransparan.blogspot.co.id - Partai Hanura menyarankan Rizieq Shihab, petinggi Front Pembela Islam (FPI), tak memperpanjang perkara dugaan pelanggaran suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura, Dadang Rusdiana, permasalahan yang dituduhkan kepada Ahok sudah dilaporkan dan diproses hukum aparat Kepolisian. Seyogianya semua pihak memercayakan proses hukum itu kepada aparat penegak hukum.


Rizieq sebagai tokoh agama, kata Dadang, sebaiknya memberikan contoh yang baik untuk menciptakan suasana damai dan tidak menghasut atau memperkeruh keadaan.

�Sebaiknya semua pihak menahan diri, jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan memperpanjang urusan SARA. Ini bisa bahaya dan mengganggu keutuhan kita sebagai bangsa,� kata Dadang saat dihubungi VIVA.co.id pada Sabtu, 29 Oktober 2016.

Dia mengingatkan bahwa Ahok sudah meminta maaf atas kekhilafannya yang menyitir dan menyalahpahami ayat suci Alquran pada Surat Al Maidah. Sebaiknya pula semua pihak memberikan maaf, sebagaimana ajaran Islam. �Mari kita beri contoh (yang baik),� katanya.

Dadang mengatakan itu menyusul pernyataan Rizieq Shihab yang menuding sejumlah indikasi intervensi Presiden Joko Widodo atas kasus Ahok. Dia mengatakan itu kepada Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon.


Indikasi utama, kata Rizieq, pernyataan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri yang mengatakan pemanggilan Ahok untuk diperiksa harus seizin Presiden.

Fadli menegaskan bahwa siapa pun, termasuk Gubernur Ahok, tidak bisa menghindari proses hukum. Proses itu juga tidak berkaitan dengan Pilkada DKI tahun 2017.(viva.co.id)

Friday, October 21, 2016

Hanura Semprot PKS yang Singgung SARA Saat Rapat Paripurna


Anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf


alirantransparan.blogspot.co.id � Ketua DPP Partai Hanura, Dadang Rusdiana meminta kepada anggota DPR tidak membicarakan hal sensitif saat melakukan rapat paripurna terutama mengenai SARA seperti yang disampaikan anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf. ?�Jangan bicara yang sensitif seperti larang-larang orang memilih pemimpin karena perbedaan agama, itu SARA yang sensitif,� kata Dadang di Jakarta, Kamis (20/10).

Ia menjelaskan kalau berbicara suku, ras, agama dan antargolongan bisa panjang bahkan bisa membahayakan situasi keamanan negeri ini. Padahal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah disepakati para pendiri bangsa dari berbagai agama dan suku.

�Pancasila adalah kesepakatan, jadi kita harus bicara dalam perspektif Pancasila ketika berbicara di wilayah publik, maka agama yang kita bicarakan adalah sebagai moralitas dan akhlak,� ujar Sekretaris Fraksi Hanura di DPR ini.

Sementara Juru Bicara Tim Sukses Ahok-Djarot, Miryam S Haryani menilai wajar apa yang disampaikan oleh anggota DPR Fraksi PKS Almuzammil Yusuf mengenai toleransi. Namun, Miryam mengaku Fraksi Hanura tidak akan meniru hal tersebut.

�Pernyataan yang dibacaka PKS di paripurna sesuatu yang wajar, karena semua berharap toleransi selalu jadi pegangan kita dalam berbagai kondisi tidak hanya pilkada,� kata anggota Komisi V DPR Fraksi Hanura ini.

Ia mengatakan tensi politik yang meninggi merupakan sesuatu yang perlu disikapi dengan bijaksana oleh setiap pihak, segala sesuatu terjadi karena merupakan bentuk reaksi atas aksi yang muncul sebelumnya sehingga setiap orang harus bisa saling menahan diri.

�Bagi kami Partai Hanura tidak akan meniru hal yang sama di paripurna, karena yang jauh lebih penting adalah substansi dan pelaksanaan dari toleransinya itu,� jelas dia.

Sebelumnya, anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf membuat situasi ruangan rapat paripurna bergemuruh karena membacakan surat terkait pernyataan Gubernur DKI soal Al-Maidah ayat 51? pada Rabu (19/10).
?
�Saya hanya ingin menyampaikan satu hal yang menjadi hak saya sebagai dewan. Saya ingin menyampaikan soal suara seseorang tentang makna toleransi,� kata Muzammil.


Di samping itu, Muzammil mengingatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menegakkan hukum. Kemudian, ia juga menyinggung pernyataan yang disampaikan oleh mantan Kepala BIN Hendropriyono.

�Saya ingatkan kepada Presiden, Kapolri, negara kita negara hukum, hormati hukum. Pernyataan kami kalau ada anggota mari didukung, kita hanya tuntut jalur hukum,� ujarnya.

Oleh karena itu, Muzammil meminta kepada masyarakat tidak perlu takut dengan peringatan yang dilontarkan Hendropriyono mengenai situasi keamanan menjelang pilkada.

�Tak perlu ditakutkan seperti apa yang dikatakan Hendropriyono. Tak perlu. Karena kita tak ingin onar. Kita hanya menjalankan Pancasila. Saya ajak takbir. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilham,� kata Muzammil yang diiringi gema suara takbir.(indopos.co.id)