Latest News

Showing posts with label Partai. Show all posts
Showing posts with label Partai. Show all posts

Sunday, October 16, 2016

Wanita Emas Sudah Habiskan Rp 20 Milyar, Tapi tidak Diusung. Demokrat Disebut Picik dan Licik




alirantransparan.blogspot.co.id - Mischa Hasnaeni Moein atau yang akrab disapa wanita emas ini mengatakan, telah menghabiskan dana sebesar Rp 20 miliar selama promosi jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Hasnaeni pun mengaku ikhlas meski tidak ada satu partai pun yang mengusung dirinya untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, termasuk partainya sendiri, Demokrat. Baginya, dana yang habis itu dianggap sebagai bagian dari investasi dan sedekah.

"Sudah hampir sekitar Rp 20 miliar untuk biaya operasional dan wara wiri (sosialisasi)," ujar Hasnaeni, dikutip suara.com, Jumat (14/10).

Meski tak merasa sakit hati dengan partai sendiri, Hasnaeni menilai, partai yang dikepalai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak menghargai kader yang telah berjuang keras. 

Sebab, bukan dirinya yang diusung, melainkan putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Sylviana Murni.

"Kalau sakit hati sih enggak, tapi saya melihat bahwa apa yang dilakukan itu (usung Agus-Sylvi) tidak menghargai orang (Hasnaeni). Saya kira Partai Demokrat picik, licik, menurut saya harusnya diberitahukan saja," ungkap Hasnaeni.

Menurut Hasnaeni, SBY ingin memajukan anaknya sendiri, padahal orang lain sudah berjuang habis-habisan untuk mendekati masyarakat.

"Saya juga enggak lihat Agus itu dicalonkan Partai Demokrat bersentuhan langsung dengan masyarakat. Yaa cuma bikin acara ngumpulin orang. Saya kira rakyat itu butuh sentuhan," imbuh Hasnaeni. (Suara/jitunews/suaranetizen)

Saturday, October 8, 2016

Parah! Ruhut Sindir Roy dengan Ucapan yang Tidak Disangka-Sangka

 


alirantransparan.blogspot.co.id - Politisi Partai Demokrat (PD), Ruhut Sitompul, mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengetahui bahwa dirinya masuk ke dalam daftar tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Ruhut pun mengklaim bahwa SBY tak keberatan terkait keputusannya tersebut.

"Dia bapak demokrasi. Aku tetap loyal sama Pak SBY. Aku masih tetap sayang sama Agus Yudhoyono," beber Ruhut di Jakarta, Rabu (5/10).

Adapun mengenai sejumlah kader PD yang mengkritik pedas dirinya karena kerap berbeda sikap dengan partai akan dibiarkan saja. Salah satu contohnya adalah Wakil Ketua Umum PD Roy Suryo yang terus menyudutkannya.

"Aku anggap mereka, Roy Suryo ngomong seenak udel. Aku kasih lah balasan. Sekarang kalian lihat aku. Jangan main-main sama aku. Jangan bangunin harimau tidur," tegasnya.

"Tapi jangan hina-hina aku. Semut pun kalau diinjak menggigit, apalagi Ruhut. Ruhut kan anjingnya Pak SBY, anjingnya partai," kata anggota Komisi III DPR itu.

Ruhut bahkan tak segan menyebut Roy bukanlah kader PD berprestasi. Pasalnya, kata dia, mantan Menpora itu tak terpilih pada pemilu legislatif pada Pemilu 2014 meski maju dari daerah asalnya di Yogyakarta .

�Ruhut ini laki-laki macho. Gak kayak mereka (Roy Suryo). Mantan menteri, nomer urut satu, kalah," pungkas Ruhut.(jitunews.com)

Maaf Bang Haji, Partai Idaman tak Lolos Verifikasi, Netizens: Bang Rhoma Nyanyi Saja



alirantransparan.blogspot.co.id � Partai Islam Damai dan Aman (Idaman) gagal mendapatkan status badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM. 

Partai yang dipimpin pedangdut Rhoma Irama tersebut tidak lolos dalam seleksi administrasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Partai Politik.

"Sebagian besar partai tidak lolos karena terganjal dalam syarat administrasi kepengurusan," ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dalam jumpa pers di Gedung Kemenkumham Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Menurut Yasonna, salah satu syaratnya, kepengurusan partai politik harus mencakup semua provinsi.

Kemudian, kepengurusan pada setiap provinsi paling sedikit 75 persen dari jumlah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Selain itu, kepengurusan paling sedikit 50 persen dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan.

Ketentuan tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik.
"Bukti keberadaan kantornya di setiap kepengurusan juga harus diverifikasi," kata Yasonna.

Dalam tahap ini, terdapat lima partai politik yang mendaftarkan badan hukum. Kelima partai tersebut adalah Partai Islam Damai dan Aman (Idaman), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Rakyat, Partai Rakyat Berdaulat, dan Partai Kerja Rakyat Indonesia.

Dari kelima partai tersebut, hanya PSI yang dinyatakan lolos verifikasi dan mendapatkan status badan hukum.

Tanggapan Netizen

Kegagalan Partai Idaman lolos verifikasi Pemilu 2019 ikut ditanggapi netizens.

Ada netizen yang menyemangati, ada pula yang seolah menyindir Ketum Partai Idaman Rhoma Irama.

"Nyanyi saja pk haji....gk usah bikin partai...party saja lebih sip peminatnya banyak," demikian tulis Reno Zaky.

"Saya lebih suka bang haji berjuang lewat lagu karena suaranya lebih indah pakek bernyanyi daripada pakek berpolitik," tulis Zxavier Edemler.

"Mari lanjut berkeeelaaaanaaaa.. lagi, saya suka lagu pak. haji, tapi politik..no," ujar Mohammad Agus Romdoni. 

"Tidak!!! Biarkan bang haji tetap melegenda,dan menjadi legenda hidup raja dangdut tanah air,tanpa terkontaminasi virus2 busuk para politikus negeri ini," tulis Purnomo Purbo.

Seperti diketahui, Kemenkum HAM mengumumkan hasil verifikasi pendaftaran partai politik baru yang akan ikut dalam Pemilu 2019.

Tim verifikasi menyatakan hanya satu partai memenuhi syarat dan akhirnya memperoleh badan hukum yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sedangkan empat partai lainnya gugur. Yakni Partai Idaman, Partai Rakyat, Partai Rakyat Berdulat, dan Partai Kerja Rakyat Indonesia.(kompas & jpnn)

Thursday, October 6, 2016

Polistisi Gerindra Ini Sudah Dipenjara Masih Jadi Otak Penyelundupan Tahu Isi Sabu ke Sel Tahanan

 
Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda


alirantransparan.blogspot.co.id - Masih ingat Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda, karena kedapatan membawa sabu di tempat hiburan?

Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kutai Kartanegara seakan tidak kapok berurusan dengan hukum.

Wakil rakyat yang tersandung kasus narkoba ini kembali berbuat ulah menyelundupkan sabu ke dalam sel tahanan.

Kini dia harus kembali berurusan dengan hukum. Robert malah buat ulah lagi.

Kali ini ulahnya tergolong cukup nekat. Kendati berada di dalam tahanan Polresta Samarinda, Robert nekat menyelundupkan narkoba ke dalam tahanan.

Lebih parahnya lagi, dalam kasus tersebut, sejumlah orang ikut terlibat, mulai tahanan Polres, kurir hingga tahanan dari Lapas Narkotika Klas III A Bayur.

Jauh sebelum kasus ini terjadi, Robert pernah berurusan dengan kasus pemalsuan sertifikat tanah.

Belum lama ini, ia tertangkap petugas kepolisian bersama rekannya saat sedang karaoke dengan dua teman wanitanya plus sedang pesta sabu di salah satu room tempat karaoke, di Jl Nakhoda, Samarinda.

Saat itu, polisi mendapatkan sejumlah barang bukti berupa sabu dan alat isap sabu.

Mungkin Robert sudah tidak kuat menahan untuk tidak mengonsumsi sabu.

Seakan menjadi bos di dalam tahanan Polres, Robert pun meminta sejumlah tahanan membelikan sabu.

Total yang terlibat dalam kasus penyelundupan sabu ke tahanan Polres Samarinda sebanyak 8 orang, termasuk Robert.

Teknik memesan sabu cukup rumit dan terstruktur. Masing-masing orang yang terlibat memiliki peran.

"Jadi terdapat delapan orang yang terlibat dalam kasus ini. Dan otak dari pemesanan sabu ini yakni oknum anggota dewan, dia yang membayar sabunya. Rencananya memang untuk digunakan ramai-ramai di tahanan," tutur Kanit Opsnal Satreskoba Polresta Samarinda, Ipda Edy Susanto, Rabu (5/10/2016)


Singkat cerita dari terungkapnya kasus tersebut, sekitar pukul 17.30 Wita, Selasa (4/10/2016), petugas penjagaan menerima kiriman makanan dari seorang pengantar atas nama Masrura (35), istri dari tahanan kasus narkotika atas nama Magfiransyah (40).

Kiriman makanan tersebut berupa tahu isi. Setelah diperiksa ternyata isinya dua paket sabu seberat 5,22 gram.

Mengetahui hal itu, petugas penjagaan di depan tahanan Polres mengamankan si pengantar makanan.
Aparat pun mengamankan kembali sejumlah tahanan, mulai Agusman (34) yang berperan sebagai pemesan sabu, Abdul Rahman (29) perantara menghubungkan ke narapidana di Lapas Narkotika Bayur.

Sedangkan yang menerima tahu isi berisi sabu yakni Achmad Fauzi (22), Ari Perdana (26) yang memiliki ponsel di tahanan Polres.

Selanjutnya, Magfiransyah (40), suami dari kurir, Robert Siburian (49) otak dari pemesanan sabu itu. Terakhir yang diamankan Betet (32), narapidana Lapas Narkotika, yang berperan mengatur pengiriman tahu isi sabu.

"Cukup tersistematis proses penyelundupan narkoba yang dimasukkan dalam tahu isi tersebut, masing-masing memiliki peran. Saat ini kurir juga telah kami amankan untuk dimintai keterangan. Kami juga sempat mengamankan tukang ojek si kurir, namun kami bebaskan karena dia memang tidak terbukti terlibat," urai Edy. (tribunnews.com)

Tuesday, October 4, 2016

Mantan Kader Demokrat ini Sindir Habis-habisan SBY dan Agus Sama-sama Jual Tampang, Roy Bilang Gini


Mantan kader Partai Demokrat, Tridianto

alirantransparan.blogspot.co.id - Agus Yudhoyono menjadi salah satu calon Gubernur DKI Jakarta yang dinilai memiliki wajah ganteng. Kelebihan itu disebut bisa menjadi faktor kemenangannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Penilaian itu sebelumnya dikatakan oleh Inisiator Agus Fans Club, Sirajuddin Abdul Wahab. Menurutnya, Agus merupakan orang yanggood looking, tampan, ganteng, dan enak dilihat.


Mantan kader Partai Demokrat, Tridianto, mengungkapkan bahwa �jualan� ganteng bukan kali ini saja digunakan oleh partai berlambang bintang Mercy tersebut. Saat Pilpres dahulu, SBY juga menggunakan cara yang sama.

�Dulu zaman kampanye Pilpres Pak SBY, salah satu jualannya adalah pilih yang ganteng. Itu tak salah tapi tak mendidik,� kata Tridianto saat berbincang dengan VIVA.co.id, Minggu, 2 Oktober 2016.

Tri menilai memilih pemimpin yang menjadi dasar seharusnya adalah kemampuan. Bukan soal fisik atau tampang seseorang.

�Jadi, pilihlah yang mampu. Ganteng kalau tidak mampu, ya malah jadi beban rakyat. Ganteng kalau mampu, itu lebih mantap,� kata sahabat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tersebut.
Tri melanjutkan, mayoritas warga atau para pemilih di Jakarta berasal dari kalangan terdidik. Oleh karena itu, dia yakin mereka akan memilih pemimpin berdasarkan kemampuan.

�Jualan tampang itu tidak pas untuk jadi pemimpin. Kalau mau jualan tampang, itu pas untuk pemilihan model. Maju Pilkada harus siap jualan kemampuan dan komitmen,� tutur dia.\

Sementara itu, politikus Partai Demokrat tak membantah ganteng adalah salah satu faktor yang dimiliki anak sulung mantan Presiden yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa hal itu bukan faktor utama.

�Itu bonus saja bukan poin utama. Utamanya adalah track record di militer dan juga pendidikannya,� kata Roy kepada VIVA.co.id.

Menurut Roy, ganteng hanya bumbu saja. Namun, yang terpenting adalah kelebihan lain yang dia nilai dimiliki oleh Agus yaitu tegas, berani, santun dan jujur.

�Sering ada dikotomi, Jakarta butuh pemimpin yang tegas, berani, keras, tapi kurang santun. Nah, ini ada contoh, tegas, berani, sekaligus santun dan jujur. Lalu tambah ganteng, kata cewek-cewek,� kata pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut.(viva.co.id)

Wednesday, September 21, 2016

Duh Sinisnya Permadi! Mantan Politikus PDIP Ini Sindir Megawati Begini




alirantransparan.blogspot.co.id - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi, menilai keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta merupakan langkah yang salah.

Menurutnya, keputusan Megawati tidak sejalan dengan kehendak rakyat bawah.

"Mengusung Ahok adalah keputusan tidak benar karena ikut selera orang atas," kata Permadi, Rabu (21/9).

Orang bawah lanjut dia, kebenciannya sama Ahok sangat luar biasa dan makin mengental.

"Kok Megawati tega-teganya mengecewakan orang kecil, padahal partainya diklaim sebagai partai wong cilik," ujar mantan politikus PDIP itu.

Karena itu, Permadi yakin di internal Fraksi PDIP DPRD DKI dan di DPP pasti terjadi perpecahan.

"Saya tahu persis orang-orangnya yang pecah itu. Cuma mereka tidak berani bicara," ungkap Permadi. (jpnn)