Latest News

Showing posts with label Daerah. Show all posts
Showing posts with label Daerah. Show all posts

Thursday, November 10, 2016

Warga Kupang Demo Tuntut Rizieq FPI dan Ahmad Dhani Ditangkap




alirantransparan.blogspot.com - Sekelompok warga Kupang yang menamakan diri Brigade Meo menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Kamis, 10 November 2016. Dalam aksinya, mereka menuntut kepolisian, TNI, dan pemerintah menangkap Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab serta musikus sekaligus calon Wakil Bupati Bekasi, Ahmad Dhani.
Selain Rizieq dan Dhani, Brigade Meo juga meminta Buni Yani dipidanakan. Buni Yani adalah pengunggah video dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Video ini yang kemudian memantik demonstrasi umat Islam pada Jumat, 4 November 2016. Berikut ini dua alasan Brigade Meo melancarkan aksi unjuk rasanya tersebut

1. Pecah-Belah dan Intimidasi

Massa Brigade Meo menganggap Rizieq telah menghina Pancasila dan presiden serta melakukan provokasi yang bisa memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Tangkap dan proses hukum Habib Rizieq," kata Ketua Umum Brigade Meo, Pendeta Ady Ndiy.

Selain menuntut penangkapan Rizieq, Brigade Meo meminta pemerintah membubarkan FPI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan ormas-ormas radikal lain yang mereka klaim telah mengintimidasi, membuat keonaran, serta menghancurkan kedamaian di Indonesia.



2. Penghentian Diskriminasi

Brigade Meo  juga menyerukan masyarakat untuk menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap kaum minoritas dan nonmuslim di negeri ini. "Indonesia milik semua anak bangsa yang mempunyai hak yang sama di negeri ini," ujarnya.

Brigade Meo memberi tenggat paling lambat dua pekan bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka. "Zaskia Gotik yang dinilai menghina Pancasila saja di proses hukum. Kenapa Habib Rizieq cs tidak diproses hukum? Jika didiamkan, hal itu akan menimbulkan konflik horizontal."(tempo.co)

Tuesday, November 8, 2016

Ibas Yudhoyono Kunjungan Kerja ke Trenggalek Disambut Hujan Deras dan Puting Beliung

 
Warga berusaha mencari perlindungan saat angin puting beliung melanda Desa Sukorejo, Trenggalek, Jawa Timur, 7 November 2016. Belasan rumah dilaporkan rusak dan satu orang luka berat akibat tertimpa atap rumah yang roboh saat angin puting beliung yang menyertai hujan deras melanda wilayah tersebut. 


alirantransparan.blogspot.com - Hujan deras disertai angin puting beliung menerjang wilayah Kota Madiun dan Trenggalek, Jawa Timur, Senin  7 November 2016. Angin kencang itu terjadi saat Edhie Baskoro Yudhoyono sedang kunjungan ke Trenggalek.

Di Madiun, sejumlah rumah rusak setelah dihantam angin dan tertimpa pohon yang tumbang. "Ada tiga rumah yang bagian atapnya rusak,�� kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Suwarno.

Menurut dia, pohon tumbang juga menghambat arus lalu lintas di enam jalan seperti di wilayah Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo dan Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman. Fenomena alam itu juga mengakibatkan sejumlah sepeda motor di pelataran parkir pertokoan Suncity ambruk. "Juga ada satu menara radio amatir di Jalan Biliton ambruk," ujar Suwarno.

Hingga berita ini ditulis, pihak BPBD belum menerima informasi tentang adanya korban luka-luka maupun meninggal dalam peristiwa tersebut. Kejadian serupa diprediksi bakal berlangsung hingga sepekan ke depan. Hal itu, Suwarno menuturkan berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) yang diterima BPBD setempat.

Staf Humas Suncity Madiun, Doni Prasmitasari Hardono, membenarkan adanya sejumlah sepeda motor yang roboh disapu angin puting beliung. "Paling banyak yang diparkir di depan (klinik kencantikan) Naavagreen karena hujan deras dan angin sangat kencang dari arah timur ke barat," kata dia.

 



Akibat lain dari hujan deras disertai angin kencang, Doni melanjutkan, plafon gypsum di beberapa kios rontok. Ia belum dapat memprediksi nilai kerugian akibat kerusakan tersebut karena masih menunggu hasil penghitungan yang dilakukan petugas teknis pertokoan tersebut.

Di Trenggalek, angin puting beliung menyebabkan sejumlah rumah di belasan desa di tiga Kecamatan. Seorang warga, Maikun, 91 tahun, menderita luka di kepala dan bahu karena tertimpa atap rumahnya yang roboh.

Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Agung Widodo,  angin kencang itu juga menyebabkan banyak pohon tumbang di jalan maupun menimpa rumah warga.

Peristiwa bencana angin puting beliung terpantau sempat melanda di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugu saat anggota Komisi X DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono sedang kunjungan kerja.





Akibatnya, kegiatan pertemuan Ibas dengan warga terpaksa dialihkan ke dalam ruangan dari semula berada di tempat terbuka dengan penutup tenda. Ibas usai kegiatan sempat melihat dampak puting beliung dan menyapa sejumlah warga.(tempo.co)

Sunday, October 30, 2016

MIRIS! Atas Desakan Ormas, Patung Buddha Di Vihara Tri Ratna Diturunkan Paksa. Begini Reaksi Keras Buya Syafii

 

alirantransparan.blogspot.co.id - Keputusan Walikota Tanjung Balai Sutrisno Hadi memerintahkan penurunan Patung Buddha Amitabha dari bangunan Vihara Tri Ratna di Tanjungbalai asahan telah mencederai hak sipil dan melukai rasa keberagamaan pemeluk Buddha.

Demikian dinyatakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif. Ia juga meminta perintah itu dipertimbangkan kembali.

Menurut dia, alasan adanya desakan dari ormas tertentu untuk menurunkan patung tersebut tidak bisa dijadikan pembenar bagi lahirnya keputusan yang menggoncangkan sendi-sendi pluralisme itu.

Terlebih, bangunan Vihara Tri Ratna adalah legal karena sudah mengantongi IMB dari Walikota dengan Nomer 648/237/K/2006.


Veryanto Sitohang, Direktur Pelaksana Aliansi Sumut Bersatu, menemukan bahwa surat dari Yayasan Vihara Tri Ratna Tanggal 12 Juni 2010 No. 05/YVTR-VI/2010 dan dari Pengurus Daerah Majelis Budhayana Indonesia Tanggal 16 Juni 2010 No. 085/MDI-Sumut/VI/2010 yang ditujukan kepada Dirjen Bimbingan Massal Umat Buddha menjadi bukti kuat bahwa masyarakat Buddha sangat keberatan dengan keputusan Walikota tersebut.

"Menurunkan secara paksa sebuah simbol suci yang sangat dihormati oleh pemeluk Buddha jelas sangat melukai," kata Fajar Riza Ul Haq, Direktur Eksekutif Maarif Institute.

 "Ini bukan persoalan mayoritas dan minoritas. Tapi persoalan bagaimana kita menghormati sebuah simbol sakral agama sebagaimana kita menjaga kehormatan agama kita sendiri." ujar Fajar Riza Ul Haq

Video detik detik penurunan paksa Patung Buddha Amitabha Di Vihara Tri Ratna di Tanjungbalai Asahan : (sumber: viva.co.id)

Tuesday, October 25, 2016

Wagub Jawa Barat Heran Bandung Baru Dapat Piala Adipura Tapi Tiba-tiba Kena Banjir Besar




alirantransparan.blogspot.co.id - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku terkejut dengan banjir besar yang melanda beberapa kawasan di Kota Bandung.

Deddy mengakui, sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Barat itu, kerap banjir setiap kali hujan deras.

Namun ia heran banjir kali ini cukup besar bahkan menyebabkan seorang warga tewas. Ia mengaku akan bertanya langsung ke Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Emil perihal banjir tersebut.

"Saya juga mau tanya sama Emil kenapa begitu, baru dapat Adipura kok tiba-tiba banjirnya besar," kata Deddy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/10/2016).

Deddy pun meminta wartawan yang mewawancarainya untuk menanyakan langsung ke Ridwan Kamil soal penyebab banjir.

Sebab, ia juga tidak mengetahui pasti penyebabnya. Namun ia menduga musibah banjir ini terjadi karena drainase.

"Drainase itu pasti, di samping pembangunan yang sangat padat dan daerah resapan air berkurang. Drainase tidak bertambah," ucap Deddy.

Deddy mengaku akan segera meminta Ridwan Kamil mencari solusi agar Kota Bandung tak lagi kebanjiran saat hujan deras mengguyur.

Namun ia mengaku Pemprov Jawa Barat juga akan siap membantu apabila Pemkot Bandung tidak bisa menanganinya.(kompas.com)

Monday, October 24, 2016

Kota Bandung Dikepung Banjir Jadi Trending Topic Twitter

 

Kondisi banjir di jalan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, 24 Oktober 2016. (Istimewa)



alirantransparan.blogspot.co.id - Banjir yang terjadi di Jalan Pasteur Kota Bandung, menjadi trending topic Twitter Indonesia.  Hingga Senin (24/10) pukul 14.45 WIB mencapai 2.564 tweet.
 
Sejumlah netizen menginformasikan tentang banjir di Jalan Pasteur Kota Bandung.

"Hati2 belakang mall BTC Pasteur Bandung banjir. Lalin macet," tweet pemilik akun twitter@GalihTakayuki.

"Semoga gak ada korban jiwa dengan musibah Banjir Pasteur ini #PrayForBandung", tweet pemilik akun twitter @_aih.

"Telah dibuka. hari ini. Kolam renang pasteur ='( ='(", cuit pemilik akun twitter @MandaOctaviani.

Kota Bandung Dikepung Banjir, BPBD Belum Dibentuk

Hujan berintensitas tinggi mengguyur Kota Bandung pada Senin siang (24/10) sehingga menyebabkan jalan utama di Kota Bandung terendam banjir. Kawasan Pasteur yang paling parah terkena dampaknya. Air sudah menutup jalan utama seperti sungai hingga ketinggian 160 cm. Begitu juga di Jalan Pagarsih tinggi banjir hingga 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm.



Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BPBD Provinsi Jawa Barat bersama TNI, Polri, Tagana, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan relawan masih melakukan pendataan. "Pemerintah Kota Bandung hingga saat ini belum membentuk BPBD," kata Sutopo dalam keterangannya, Senin (24/10).

Banjir mengalir dengan cepat menyusul semua drainase perkotaan meluap. Saluran drainase ini tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir. Adapun kendaraan bermotor banyak yang terendam, termasuk kendaraan yang parkir di BTC Mall. Bahkan beberapa mobil terseret banjir seperti layaknya diterjang tsunami kecil di jalan.

Berdasarkan laporan awal BPBD Provinsi Jawa Barat, Sutopo menjelaskan, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam. Ada rumah yang rusak akibat tergerus banjir di bantaran Kali Cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga merendam ruang kelas dan ruang guru sekitar 90 cm. "Saat ini sebagian banjir telah surut," kata Sutopo.

Dia mengatakan, kondisi topografi yang miring menyebabkan banjir cepat surut. "Masyarakat membersihkan rumah dari lumpur. Pendataan masih dilakukan," kata dia.

Sutopo mengatakan, masyarakat dihimbau meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir dan longsor mengingat Badan Metereologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan akan terus meningkat. Fenomena intensitas La Nina lemah diprediksikan akan meluruh pada Desember 2016, sedangkan Dipole Mode masih menguat sehingga curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan meningkat.

"Kejadian hujan ekstrem diprediksikan akan meningkat sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat," kata dia.(beritasatu.com)

Bagaikan Sungai! Banjir Melanda Bandung Akibat Hujan Deras. Lihat Foto-fotonya Di Sini

 
Sebuah mobil 'nyungsep' terjebak banjir di Jalan Pagarsih, Bandung



alirantransparan.blogspot.co.id - Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung siang ini, Senin (24/10/2016), membuat Jalan Pasteur berubah menjadi 'sungai'. Banjir cileuncang yang menyergap pintu masuk Kota Bandung ini merendam ban mobil yang melintas.
Foto: Kiriman pembaca (Heny Firdawati), banjir di Jalan Pasteur


Berdasarkan kiriman foto dari pembaca detikcom, Heny Firdawati, Jalan Pasteur menjadi 'lautan'. Paling parah depan mal BTC, ketinggian air sampai merendam ban mobil. Bahkan motor yang memaksa untuk melintas menjadi mogok.

Foto: Kiriman pembaca (Heny Firdawati), banjir di Jalan Pasteur


Foto: Kiriman pembaca (Heny Firdawati), banjir di Jalan Pasteur
Hanya beberapa kendaraan yang berani melintas. "Pasteur banjir parah, sebaiknya jangan lewat sini," ujar Heny yang kantornya berada di Jalan Pasteur ini. Saat ini, hujan masih turun meski tidak lagi deras.

Foto: Kiriman pembaca (Heny Firdawati), banjir di Jalan Pasteur

Tak Hanya Jalan Pasteur, Jalan Pagarsih pun Banjir



Banjir tak hanya melanda Jalan Pasteur, Jalan Pagarsih Kota Bandung juga disergap banjir siang ini, Senin (24/10/2016). Sebuah mobil Grand Livina dan Motor Triseda nyungsep ke selokan.

 



Berdasarkan laporan Dudi Rustandi melalui pasangmata.com, karena jalanan tergenang air sehingga tak bisa terlihat selokan berada di mana. "Menurut Ridwan mahasiswa saya yang kerja daerah sana, memang setiap hujan besar seperti hari ini, dua jam saja, kawasan itu langsung banjir," ujarnya.

Dari foto yang dikirim ke redaksi, mobil berwarna itu, bagian depannya nyungsep hingga mesin terendam semua. Belum diketahui nasib sopir mobil yang nyungsep tersebut. (detik.com)

Wednesday, October 19, 2016

Buruh Tani Ini Langsung Pingsan Setelah Dapat Uang 20 Juta dari Bupati Dedi Mulyadi

 
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi


alirantransparan.blogspot.co.id -Seorang buruh tani tiba-tiba saja pingsan saat menerima bantuan modal usaha dari Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dari rilis yang diterima Bisnis, peristiwa ini terjadi di acara bertajuk Nada dan Dakwah di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong Manggu Kabupaten Bekasi, Selasa (18/10/2016) malam.

Tasam (64) yang mengambil tempat duduk paling depan malam itu mengenakan sarung yang dikalungkan pada lehernya. Saat sambutan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, dia dipanggil untuk naik ke atas panggung, dengan santai ia ditanya tentang pekerjaan sehari-harinya oleh Dedi. "Sehari-hari kerja apa?"

Tanpa rasa canggung sedikit pun Tasam menceritakan bahwa sehari-hari ia hanya bekerja sebagai buruh tani. Ia pun mengaku merupakan warga asli Desa tempat digelarnya acara yang menghadirkan Da'i kondang Jawa Barat KH Jujun Junaedi tersebut.

"Saya bekerja sebagai buruh tani serabutan Pak, mencangkul sawah atau kebun milik orang lain," jawab Tasam.

Bapak satu anak dengan empat orang cucu ini pun sempat menceritakan kisah hidupnya yang terbilang sangat sederhana. Penghasilan sehari-hari yang diperolehnya tidak pernah lebih dari Rp25 ribu saja, itu pun sudah termasuk upah sang istri yang juga berprofesi sama dengan Tasam.

"Istri saya juga sering bantu. Kalau digabung mah setiap hari paling banyak dapat Rp25 ribu Pak," kata Tasam sambil tertunduk.

Terharu mendengar kisah hidup Tasam, Dedi kemudian memberikan bantuan modal usaha peternakan kepadanya sekaligus bantuan untuk memperbaiki rumah Tasam. Ia merogoh Rp20 juta dari saku celananya dan diserahkan langsung kepada Tasam.

"Ini ada sedikit rezeki untuk Bapak, pakailah untuk modal beternak dan memperbaiki rumah. Bapak harus tetap semangat dalam menjalani hidup meski selama ini hidup sederhana. Kehidupan Bapak harus menjadi motivasi bagi mereka yang enggan berusaha dan hanya bisa meminta-minta," ujar Dedi kepada Tasam sambil menyerahkan bantuan.

Kedua tangan Tasam terlihat gemetar menerima bantuan uang dari pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut. Lalu tiba-tiba Tasam jatuh pingsan seketika sesaat setelah menerima bantuan.

Kontan, isak tangis pun terdengar dari masyarakat Desa Karangmulya yang turut hadir dalam acara tersebut. Sesaat setelah siuman, Tasam mengucapkan terima kasih dan rasa syukur atas bantuan yang ia terima. Seumur hidup ia mengaku baru pertama kali memegang uang sebesar itu.

"Saya lemas Pak, gak kuat pegang uang segitu banyak. Insya Allah saya jalankan amanah dari Kang Dedi". (bisnis.com)

Tuesday, October 18, 2016

Gubernur Papua Bangga Setiap Jokowi Datang Selalu Membawa Perubahan Bagi Papua, Berharap Terpilih Kembali di 2019




alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur Papua Lukas Enembe berterima kasih atas perhatian Presiden Joko Widodo yang sangat besar untuk warga Papua. 

Menurut dia, perhatian besar tersebut bisa dilihat dari seringnya Jokowi berkunjung ke provinsi paling timur di Indonesia itu.

Selama menjabat pada Oktober 2014 lalu, Jokowi sudah empat kali berkunjung ke Papua.

"Saya bangga sekali sebelum dua tahun menjabat, Bapak sudah empat kali datang kesini," kata Lukas saat membuka acara peresmian enam proyek listrik di Papua dan Papua Barat oleh Jokowi, di Gardu Induk PLN Weina, Jayapura, Senin (17/10/2016).

Presiden Jokowi yang mendengar pujian itu hanya tersenyum.

Lukas menambahkan, Presiden tidak hanya singgah di kota-kota besar seperti Jayapura saat berkunjung. Namun, juga daerah terpencil dengan fasilitas yang masih minim seperti Nduga dan Wamena.

"Ini luar biasa, tidak pernah dilakukan Presiden sebelumnya," kata Lukas.

Kedatangan Jokowi juga, lanjut dia, bukan hanya sebagai bentuk seremonial belaka, namun selalu membawa perbaikan signifikan bagi masyarakat Papua.

Misalnya, terkait kelistrikan di Papua, menurut dia, sudah berkembang cukup cepat sejak era kepemimpinan Jokowi.

Lukas menargetkan seluruh kebutuhan listrik di Papua bisa tercukupi pada 2020 mendatang.

Ia menyampaikan harapan agar Jokowi kembali terpilih pada Pilpres 2019, sehingga pada 2020, Jokowi bisa melihat kemajuan listrik di Papua masih sebagai Presiden RI.

"Nanti selesai bapak bisa datang pada 2020. Setelah bapak terpilih lagi 2019 nanti, bisa langsung ke Papua," kata Lukas.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden meresmikan enam proyek listrik Papua dan Papua Barat.

Jokowi berharap dengan infrastruktur listrik yang terus bertambah, seluruh kebutuhan listrik provinsi Papua dan Papua Barat bisa selesai pada 2019.

"Saya sampaikan, saya enggak mau 2020, saya minta 2019 seluruh kecamatan sudah terang semua. Masa lama sekali," kata Jokowi yang langsung disambut tepuk tangan warga.

Jokowi juga menyinggung harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua yang selangit. Ia melihat ada ketidakadilan bagi masyarakat Papua. Sebab, di sejumlah daerah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 100.000 per liter.

Padahal, di daerah lain harga BBM jenis premium tidak mencapai Rp 7.000 per liter.

Presiden menginstruksikan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mencari jalan keluar agar harga BBM di Papua bisa sama dengan daerah lain.(kompas.com)

baca juga: - Komisioner Komnas Ham Sebut Jokowi ke Papua Tidak Ada Manfaat, Ini Jawaban Cerdas yang Menohok dari Istana  

Mengapa Masjid Jadi Tempat Ajang Terselubung Kampanye Hitam? (Heboh! Video Seorang Ibu Teriak Bunuh Ahok)  

Surat Cinta Untuk Ahok Dari Mahasiswa Mesir Bikin Haru

Monday, October 17, 2016

Sungguh Keterlaluan! Alquran Dijadikan Bungkus Makanan Hajatan

 
Seorang petugas kepolisian Gebang menunjukan lembaran Alquran yang dijadikan pembungkus nasi, Sabtu (15/10).


alirantransparan.blogspot.co.id � Masyarakat Cirebon dihebohkan dengan  temuan lembaran (mushaf) Alquran yang dijadikan pembungkus makanan. 

Informasi yang dihimpun Radar Cirebon (Jawa Pos Group), sejumlah warga Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, menemukan lembaran Alquran jadi bungkus nasi di hajatan salah seorang warga setempat. 

Bungkusan tersebut tidak ditemukan oleh satu orang. Tetapi, banyak warga yang membawanya. Oleh karena itu, warga berinisiatif melacak sumbernya. 

Warga pun menanyakan si empunya hajat. Namun yang bersangkutan juga mengaku tidak mengetahuinya. Kemudian, warga menelusuri lagi hingga sampai di sebuah toko yang menjual koran bekas. 

Di sana warga menemukan sekitar 2 kilogram lembaran Alquran. Warga pun membelinya agar lembaran Alquran tidak tersebar lagi. 

Kasus yang terjadi di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon itu, langsung mendapat respons Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurus MUI Desa Gebang Kulon, Ali Sobirin mengatakan, temuan lembaran ayat suci Alquran itu sempat membuat geger dan menimbulkan kemarahan bagi masyarakat. 

�Awal temuan itu berasal dari bungkus nasi yang diperoleh dari salah seorang yang mengunjungi pesta nikah di lingkungannya. Dari situ, MUI langsung menemui pemilik hajat, serta menanyakan dari mana asal kertas tersebut,� bebernya, Sabtu (15/10). 

Ali mengungkapkan, lembaran Alquran yang dijadikan bungkus nasi itu, awalnya diperoleh dari sebuah toko milik orang berinisial R. Setelah ditanya, R pun mengaku mendapatkannya dari toko jual beli kertas bekas milik A. 

Ternyata lembaran kertas Alquran itu berasal dari toko R dan A. Namun dua orang itu mengakui mendapatkannya dari seorang agen kertas di daerah Mundu. 

�Kalo memang kertas itu didapat dari Mundu, kita akan berkoordinasi dengan MUI Mundu untuk menelusuri keberadaan lembaran kertas itu. Kemungkinan di Mundu juga beredar lembaran kertas yang bertuliskan Alquran yang dipergunakan untuk bungkus nasi,� katanya. 

Dia berharap kepada kepolisian Gebang segera menindaklanjuti beredarnya lembaran kertas yang bertuliskan ayat Alquran, yang dijadikan bungkus nasi. 

�Saat saya melapor ke kepolisian, kebetulan kapolseknya sedang tidak berada di tempat. Kami hanya diterima petugasnya. Tetapi saya berharap dengan laporan ini kepolisian segera bertindak, jangan sampai masyarakat resah dengan beredarnya kertas itu,� harapnya.(jawapos.com)


Friday, October 14, 2016

Demo Anti Ahok di Tegal, Seorang Pendemo Semaput

 
Mahasiswa dan petugas kepolisian membawa salah satu peserta yang pingsan di tengah aksi, Rabu (12/10).
K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL


alirantransparan.blogspot.co.id - Seorang pendemo di depan Mapolres Tegal Kota jatuh pingsan saat berunjuk rasa untuk menuntut Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok agar dituntut secara hukum, Rabu (12/10) siang.
Insiden pendemo yang semaput itu terjadi saat massa Forum Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat (FPMM) berjalan kaki dari kampus Universitas Pancasakti (UPS).

Setelah tiba di depan Mapolresta Tegal Kota, pendemo secara bergantian mereka melakukan orasi.


Eka salah satu pendemo dalam orasinya mengecam tindakan Ahok yang dinilai telah melakukan penistaan terhadap Alquran.

"Karenanya, kami berharap institusi Polri segera merespons laporan dan segera mengadili Ahok," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Wakapolres Tegal Kota Kompol Ibu Bagus mengatakan, jajarannya akan menampung aspirasi massa.

Selanjutnya, aspirasi itu akan diteruskan ke Polda Jateng. �Selanjutnya akan diteruskan ke Polda Metro," paparnya.

Selanjutnya, kata Wakapolres, jajarannya siap menerima laporan pengaduan terkait hal itu. Kemudian akan disampaikan ke Mabes Polri untuk diproses lebih lanjut.

Usai penyampaian tersebut, tiba-tiba salah satu pendemo jatuh pingsan. Massa lainnya dibantu petugas kepolisian akhirnya mengevakuasi korban ke dalam Mapolresta.

Beruntung korban sadar setelah mendapat penanganan petugas. Setelah menyampaikan aspirasinya, puluhan massa kemudian membubarkan diri.(jpnn.com)

Thursday, October 6, 2016

Warga Protes, dan Menangis Saat Petugas Bongkar Puluhan Bangunan Liar di Bandung

 
Perempuan dewasa dan anak-anak menangis serta histeris lantaran tak terima huniannya dibongkar. Foto: Mukhlis Dinillah


alirantransparan.blogspot.co.id - Puluhan bangunan liar yang berdiri di kawasan Jalan Karawang ditertibkan petugas gabungan dari Pemkot Bandung. Satu unit alat berat dikerahkam untuk meratakan bangunan.

Berdasarkan pantauan detikcom, Kamis (6/10/2016), ratusan petugas dari Satpol PP, Linmas, Polrestabes Bandung mendatangi lokasi penertiban pukul 09.00 WIB. Kedatangan petugas sempat dihadang warga.

Situasi sempat memanas ketika petugas mulai mengeluarkan barang-barang dari bedeng-bedeng milik warga. Aksi saling dorong-mendorong tak terhindarkan antara petugas dan warga.


Alat berat dikerahkan untuk meratakan bangunan liar. Foto: Mukhlis Dinillah.


Perempuan dewasa dan anak-anak menangis serta histeris lantaran tak terima huniannya akan dibongkar petugas. Mereka memaki-maki petugas yang hendak menggusur.

Sejumlah ibu-ibu sempat pingsan lantaran tak kuat menahan sedih saat mengetahui rumahnya mau dibongkar petugas.

Setelah hampir setengah jam dihalang-halangi warga, akhirnya petugas berhasil melakukan pembongkaran menggunakan alat berat. Meski begitu masih saja terlontar protes dari warga. 


Warga sempat melakukan protes. Foto: Mukhlis Dinillah.

Mereka menganggap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sama sekali tidak memberikan solusi terkait nasibnya setelah penertiban. Warga menuding Pemkot Bandung hanya bisa menindas rakyat kecil.

"Rakyat kecil seperti kami malah digusur. Kami mau tinggal di mana kalau seperti ini," teriak salah seorang warga sambil menangis.

Hingga pukul 10.00 WIB, proses pembongkaran masih berlangsung. Isak tangis warga tetap mewarnai penggusuran kedua kalinya oleh Pemkot Bandung selaku pemilik lahan tersebut.(detik.com)

Polistisi Gerindra Ini Sudah Dipenjara Masih Jadi Otak Penyelundupan Tahu Isi Sabu ke Sel Tahanan

 
Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda


alirantransparan.blogspot.co.id - Masih ingat Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kukar dari Partai Gerindra yang ditahan di Polresta Samarinda, karena kedapatan membawa sabu di tempat hiburan?

Robert Siburian (49), oknum anggota DPRD Kutai Kartanegara seakan tidak kapok berurusan dengan hukum.

Wakil rakyat yang tersandung kasus narkoba ini kembali berbuat ulah menyelundupkan sabu ke dalam sel tahanan.

Kini dia harus kembali berurusan dengan hukum. Robert malah buat ulah lagi.

Kali ini ulahnya tergolong cukup nekat. Kendati berada di dalam tahanan Polresta Samarinda, Robert nekat menyelundupkan narkoba ke dalam tahanan.

Lebih parahnya lagi, dalam kasus tersebut, sejumlah orang ikut terlibat, mulai tahanan Polres, kurir hingga tahanan dari Lapas Narkotika Klas III A Bayur.

Jauh sebelum kasus ini terjadi, Robert pernah berurusan dengan kasus pemalsuan sertifikat tanah.

Belum lama ini, ia tertangkap petugas kepolisian bersama rekannya saat sedang karaoke dengan dua teman wanitanya plus sedang pesta sabu di salah satu room tempat karaoke, di Jl Nakhoda, Samarinda.

Saat itu, polisi mendapatkan sejumlah barang bukti berupa sabu dan alat isap sabu.

Mungkin Robert sudah tidak kuat menahan untuk tidak mengonsumsi sabu.

Seakan menjadi bos di dalam tahanan Polres, Robert pun meminta sejumlah tahanan membelikan sabu.

Total yang terlibat dalam kasus penyelundupan sabu ke tahanan Polres Samarinda sebanyak 8 orang, termasuk Robert.

Teknik memesan sabu cukup rumit dan terstruktur. Masing-masing orang yang terlibat memiliki peran.

"Jadi terdapat delapan orang yang terlibat dalam kasus ini. Dan otak dari pemesanan sabu ini yakni oknum anggota dewan, dia yang membayar sabunya. Rencananya memang untuk digunakan ramai-ramai di tahanan," tutur Kanit Opsnal Satreskoba Polresta Samarinda, Ipda Edy Susanto, Rabu (5/10/2016)


Singkat cerita dari terungkapnya kasus tersebut, sekitar pukul 17.30 Wita, Selasa (4/10/2016), petugas penjagaan menerima kiriman makanan dari seorang pengantar atas nama Masrura (35), istri dari tahanan kasus narkotika atas nama Magfiransyah (40).

Kiriman makanan tersebut berupa tahu isi. Setelah diperiksa ternyata isinya dua paket sabu seberat 5,22 gram.

Mengetahui hal itu, petugas penjagaan di depan tahanan Polres mengamankan si pengantar makanan.
Aparat pun mengamankan kembali sejumlah tahanan, mulai Agusman (34) yang berperan sebagai pemesan sabu, Abdul Rahman (29) perantara menghubungkan ke narapidana di Lapas Narkotika Bayur.

Sedangkan yang menerima tahu isi berisi sabu yakni Achmad Fauzi (22), Ari Perdana (26) yang memiliki ponsel di tahanan Polres.

Selanjutnya, Magfiransyah (40), suami dari kurir, Robert Siburian (49) otak dari pemesanan sabu itu. Terakhir yang diamankan Betet (32), narapidana Lapas Narkotika, yang berperan mengatur pengiriman tahu isi sabu.

"Cukup tersistematis proses penyelundupan narkoba yang dimasukkan dalam tahu isi tersebut, masing-masing memiliki peran. Saat ini kurir juga telah kami amankan untuk dimintai keterangan. Kami juga sempat mengamankan tukang ojek si kurir, namun kami bebaskan karena dia memang tidak terbukti terlibat," urai Edy. (tribunnews.com)

Thursday, September 29, 2016

Warga Kesal di Tengah Bencana, DPRD Bandung Beli Alat Fitnes 700 Juta. Warga: Dimana Hati Nurani Mereka




alirantransparan.blogspot.co.id - Pengadaan alat fitnes senilai Rp 700 juta untuk sarana olahraga di DPRD Kota Bandung mendapat sorotan publik. Warga memprotes rencana pembelian aneka alat kebugaran itu yang sudah tahap lelang.

Suara kontra disampaikan Evi Harianti (27), seorang pekerja swasta yang tinggal di kawasan Padasuka, Kota Bandung. Menurut dia, alat-alat fitnes untuk kebutuhan anggota dewan itu semestinya bukan sesuatu yang prioritas. Apalagi alasan kebutuhan penunjang olahraga itu demi kebugaran dan kesehatan para wakil rakyat.

"Menurut saya itu (adanya alat fitnes) tidak penting. Karena soal menjaga kesehatan itu urusan dan tanggung jawab pribadi, bukan negara," kata Evi via pesan singkat.

Dia menyebut, urusan menjaga kesehatan tubuh memang hal penting, "Tetapi menyediakan fasilitas olahraga secara khusus dengan dana yang besar, menurut saya bukanlah prioritas," kata Evi.

Dalih demi menjaga kesehatan para legislatif sehingga butuh sarana olahraga, sambung Evi, sah-sah saja beralasan seperti itu. "Tapi untuk sehat kan tidak melulu harus dengan penyediaan sarana fitnes. Bisa di waktu libur atau jam istirahat kan bisa mampir dulu ke tempat olahraga umum," katanya.

Alokasi anggaran untuk membeli aneka alat-alat fitnes seperti treadmil, sepeda statis, barbel dan lainnya bernilai Rp 700 juta bukanlah jumlah sedikit. "Masih banyak prioritas lain di Kota Bandung yang harus dibenarkan. Contohnya, soal pelayanan kesehatan terutama fasilitas puskesmas," kata Evi.

Hal senada dikatakan Liya (36), warga Cisarenten Kulon. Ia memprotes keras pengadaan alat fitnes bagi anggota dewan. "Ini lebay banget. Enggak perlu lah buat sehat beli alat fitnes. Kan bisa jogging sebelum berangkat kerja," protesnya.

Ibu empat anak ini mengaku heran di tengah banyak bencana saat ini, dewan masih berpikir untuk kepengtingannya sendiri. "Mereka mikir enggak ya, orang yang memilih mereka sedang terkena musibah. Di mana hati nurani mereka," pungkasnya. 


Ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Kota Bandung Jaja Nurjaman membenarkannya. "Ya betul. Ada ruang sarana olahraga," katanya, Rabu (28/9/2016).

Ruang kebugaran tersebut berada di lantai satu. Jaja menyebut area berukuran 13 meter x 8 meter ini semula ruang rapat.

"Ruang ini bisa menampung alat olahraga yang tercecer selama ini. Nanti ditambah dengan alat-alat baru. Karena kebetulan ada ruangan yang bisa dimodifikasi, kami manfaatkan sehingga layak untuk dijadikan tempat kebugaran," ujar Jaja.

Ruang fitnes tampak sudah beres meski masih kosong. Seperti lazimnya tempat-tempat fitnes, terlihat terpasang kaca panjang menempel di tembok ruangan berlantai keramik tersebut.

"Kita mau membeli alat-alat untuk melengkapi ruangan sarana olahraga ini. Alat-alatnya 700 juta rupiah. Sudah diusulkan dilelangkan bulan ini untuk terealisasi," tutur Jaja.(detik.com)

Wednesday, September 28, 2016

LSM Marah, Gara-Gara Foto Ini, Rano Panen Kecaman dari LSM

  
 
Foto Rano Karno dan pendukungnya yang bikin heboh masyarakat Banten. Foto: Facebook


alirantransparan.blogspot.co.id -Warga Banten dihebohkan foto Gubernur Rano Karno bersama seorang pendukungnya yang menyebar luas lewat media sosial. Dalam foto itu Rano dan pendukungnya terlihat berdiri di atas karpet dinding dengan gambar logo Provinsi Banten.

Pose sang gubernur dengan pendukungnya itu dinilai melecehkan Provinsi Banten dan jasa para tokoh masyarakat yang berjuang untuk mendirikannya.

�Rano Karno jelas tidak tahu sejarah berdirinya Provinsi Banten, dan tidak tahu bagaimana dulu para tokoh masyarakat, ulama dan pemuda memperjuangkan Banten bisa menjadi provinsi. Sehingga dia tidak merasa bersalah telah menginjak karpet dinding yang berlogo Provinsi Banten yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Banten,� ujar Ketua LSM Gasak Banten M Zulkifli kepada INDOPOS, Senin (26/9).

Zul bersama sejumlah LSM Banten lainnya mendesak Rano meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat atas perbuatannya itu. Dia menilai, apa yang dilakukan oleh calon petahana Pilgub Banten 2017 itu telah melukai hati masyarakat luas.

�Harus ada permintaan maaf,� ungkapnya. 

Tidak itu saja, Zul juga meminta kepada Biro Umum Setda Banten untuk ikut bertanggung jawab karena meletakkan karpet dinding bergambar lambang Provinsi Banten itu di lantai.

Sementara kepala Biro Umum Pemprov Banten Sitti Ma�ani Nina tegas menolak minta maaf. Menurut Nina, karpet berlogo Pemprov Banten itu adalah aset daerah yang memakai logo, dan bisa dipasang di dinding atau di lantai.

Sehingga ketika dipasang di lantai tidak ada aturan yang dilanggar, meski diinjak-injak. �Menurut PP Nomor 77 tahun 2007 tentang Lambang Daerah, logo atau lambang daerah bukanlah simbol kedaulatan daerah. Sehingga tidak ada undang-undang atau aturan yang dilanggar saat Gubernur Rano Karno tanpa sengaja menginjak logo itu,� ujarnya kepada Indopos. 

Dia pun menjelaskan bahwa foto yang menghebohkan itu diambil saat acara pengajian bersama anak yatim di rumah dinas gubernur pada 23 September lalu. Sementara karpet bergambar lambang Provinsi Banten itu adalah aset milik daerah.

"Setiap aset milik daerah perlu mencantumkan logo daerah yang mencerminkan barang itu merupakan inventaris daerah," jelas dia.

Nina mensinyalir, hal ini sengaja dibesar-besakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menjelang pelaksanaan Pilgub Banten 2017. Dia menduga ada pihak-pihak yang ingin mencemarkan nama petahana dengan isu yang mengada-ada.(jpnn.com)

Wednesday, September 21, 2016

Tinjau Korban Banjir Bandang Garut, Aher: Ini Semua Musibah, Jadi Sabar, dan Maklumi





alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meninjau langsung lokasi terdampak banjir bandang di Kabupaten Garut. Salah satunya lokasi terdampak cukup terparah yakni RSUD Dr Slamet, Kecamatan Tarogong, Garut.

Aher tiba di lokasi pada Rabu (21/9/2016) sekitar pukul 16.30 WIB. Dalam kunjungannya, Aher didampingi Kapolda Jabar Irjen Pol Bambang Waskito, Pangdam III/Siliwangi Mayjen Hadi Prasojo dan Bupati Garut Rudy Gunawan.

Orang nomor satu di Jabar itu beserta rombongan berkesempatan melihat-lihat secara langsung beberapa sudut ruangan yang porak-poranda akibat banjir. Aher terlihat kaget dan geleng-geleng kepala dengan apa yang terjadi.

Sepanjang kunjungannya, Aher menyapa setiap warga yang berada di dalam rumah sakit. Selain itu, ia juga menjenguk sejumlah pasien yang berada yang sempat dievakuasi saat banjir bandang terjadi.

"Cepat sembuh ya Bu, Pak. Ini semua musibah, jadi sabar dan maklumi," kata Aher kepada para pasien.

Aher pun mendekati salah seorang pasien yang tengah merintih kesakitan. Dengan nada lembut sambil menyentuh punggung pasien itu, Aher pun bertanya sakit apa yang dideritanya.


Pertanyaan itu sontak saja membuat sang pasien tiba-tiba menangis seraya merintih kesakitan. Ia mengaku menderita dengan penyakit liver yang saat ini dirasakannya. Ia pun sedikit berkeluh kesah kepada Aher.

"Saya sakit liver Pak, sudah agak lama. Duduk aja sakit, soalnya perut saya bengkak," keluh pasien itu kepada Aher.

Mendengar cerita itu, Aher merasa iba dan mendoakannya agar cepat sembuh. Ia memintanya untuk bersabar dan banyak berdoa. "Semoga cepat sembuh Pa, bapak juga harus banyak berdoa," kata Aher.(detik.com)

Tuesday, September 20, 2016

Bandung Punya Program yang Mirip Jakarta, Banyak Penggusuran dan Akan Dibangun Apartemen Rakyat

Sejumlah rumah di bantaran sungai Cikapundung Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Senin (19/9/2016). Lokasi itu terancam penggusuran lantaran Pemkot Bandung akan membangun apartemen rakyat.


alirantransparan.blogspot.co.id � Di bawah kolong jembatan Pasupati, Kota Bandung, Sukiman dan Herdi Kujat tampak asyik mengobrol. Obrolannya pun ngalor-ngidul, dari mulai urusan dapur hingga peliknya persoalan politik. 

Sesekali, simpul tawa mereka merekah, memecah deras suara aliran Sungai Cikapundung yang bercampur bisingnya mesin kendaraan. Secangkir teh dan semilir angin pagi melengkapi keakraban keduanya.

Namun, potret keakraban warga RW 11 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, itu terancam sirna seiring gencarnya rencana penggusuran kampung padat penduduk di bantaran Sungai Cikapundung yang digagas Pemerintah Kota Bandung di bawah komando Ridwan Kamil.

Saat dihampiri dan ditanyakan tentang rencana penggusuran itu, kedua pria yang tengah duduk di bangku sebuah warung kecil tidak begitu terkejut.

Pembangunan apartemen rakyat di Tamansari memang sudah berembus ketika Bandung dipimpin Dada Rosada.

Sukiman bertutur, pada tahun 2012-2013, Pemerintah Kota Bandung mulai terjun ke lapangan untuk menyosialisasikan rencana pembangunan rusunawa di tanah milik pemerintah yang sudah rapat dengan rumah warga.

"Pernah ada rencana pembangunan rusunawa, tetapi belum ada realisasinya. Dari zaman Pak Dada Rosada sudah ada rencananya. Bahkan pernah ditinjau sama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat itu," kata pria berusia 75 tahun tersebut, Senin (19/9/2016).

Sebagai warga terdampak, kakek lima anak itu sadar betul rumahnya berdiri di lahan pemerintah. Oleh sebab itu, dia pun tak akan menolak program tersebut, selama hasil negosiasi berpihak pada warga.

"Saya pribadi tidak akan membangkang, mayoritas warga tidak menolak. Namun, keinginannya harus terpenuhi, misalkan ada uang pengganti yang sepadan," tuturnya.

Meski tinggal di lahan yang bukan haknya, Sukiman tidak mau jika pemerintah mengusir warga begitu saja. Sebab, dia melanjutkan, ada nilai penghidupan yang telah dirintisnya sejak dulu.

"Saya tinggal di sini sejak tahun 1959, dari zaman Tamansari masih hutan. Sebetulnya kalau digusur ya rugi karena saya sudah punya rumah dan lima kamar kontrakan, paling mahal Rp. 800.000 per bulan," ungkapnya.

Dia pun menolak skema penggusuran ala Ridwan Kamil yang meminta warga pindah sementara dan bisa kembali ditempati jika rusunawa telah rampung dibangun.

"Di RW 11 ada sekitar 140 kepala keluarga. Masyarakat menolak dengan konsep dipindahkan terus diisi lagi. Membangun itu kan lama. Kalau mau adil tidak akan menyengsarakan. Sederhana saja, keinginan warga penuhi, nanti terserah mau pindah ke mana," kata dia.

Kian mirip Jakarta 

Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, aktivitas penggusuran berdalih penghapusan kekumuhan kian masif dilakukan. Sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Bandung, Ridwan Kamil berencana membangun 15 apartemen rakyat untuk kelas menengah ke bawah dengan harga jual Rp 50 juta-Rp 260 juta.

Dari lima lokasi yang diwacanakan, kawasan Tamansari menjadi prioritas. Herdi Kujat (60) menilai, arah pembangunan Kota Bandung kian bergeser menyerupai Jakarta.

"Kalau menyerupai Jakarta belum, tetapi ke arah sana sudah mulai. Programnya sudah hampir sama," ucap Herdi.

Pria yang tinggal di RW 15 Kampung Pulosari, Kelurahan Tamansari, ini agak khawatir rumahnya turut terdampak penggusuran. Pasalnya, RW 15 hanya berjarak sepelempar batu dari tanah Pemkot Bandung di RW 11, Kelurahan Tamansari.

"RW 15 katanya terkena juga, rumah saya pas di tengah. Kalau Kampung Pulosari, itu bukan tanah milik pemkot, ini bersertifikat semua. Ya kekhawatiran ada. Namun, katanya, di sini mau dijadikan hutan kota," papar Herdi.

Senada dengan Sukiman, Herdi mengaku tak akan menolak jika tempat tinggalnya ikut tergusur. Selama program itu berdampak positif serta melahirkan solusi yang berpihak, Herdi rela angkat kaki.

"Tak ada masalah selama positif, mah, tetapi jangan sampai menyengsarakan masyarakat. Harus ada solusi nyata," ungkapnya.

Soal Penggusuran, Ini Beda Jakarta dengan Bandung Menurut Ridwan Kamil

Pemerintah Kota Bandung kian intensif melakukan penggusuran sebagai langkah pengentasan kekumuhan kota.

Sejumlah pihak menilai, masifnya penggusuran di Kota Bandung mulai menyerupai Jakarta di bawah komando Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerangkan, pada dasarnya problematika di kota metropolitan tak jauh berbeda, termasuk masalah kekumuhan di perkotaan.

"Bukan masalah kayak Jakarta, tapi persoalan di kota metropolitan problemnya sama, terjadi kekumuhan yang tidak direncanakan. Untuk pengentasannya pilihannya dipindahkan permanen, ditata di situ, atau dirapikan saja," kata Ridwan saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Senin (19/9/2016) malam.

Menurut dia, menertibkan kawasan kumuh dan membuat tempat baru dengan bangunan vertikal seperti apartemen rakyat merupakan solusi yang paling realistis untuk dilakukan.

"Saya tanya, ada enggak gagasan untuk pengentasan kekumuhan? Orang ingin kayak Singapura modern, tapi enggak ingin mengikuti prosesnya. Jadi banyak orang yang tidak suka prosesnya, tapi berharap pemkot menghadirkan perubahan seperti ada di imajinasinya," ungkap Emil, sapaan akrabnya.

"Nah, ini bagian dari proses. Kenapa orang berkampung karena mereka kepepet. Karena kepepet, kampung tidak punya pola ada gang sempit, kumuh. Mereka betah di situ karena keterpaksaan, bukan kebetahan, tidak ada pilihan. Jadi ini mau ditata, diperbaiki hidupnya ke situ lagi, pada dasarnya orang tidak senang perubahan," lanjut Emil.

Namun, kata Emil, ada hal mendasar yang membedakan proses penggusuran di Bandung dan di Jakarta, yakni masalah komunikasi antara pemerintah dan warga terdampak.

"Kalau ada kekhawatiran, letaknya ada di komunikasi itu yang membedakan Jakarta dengan Bandung. Kalau Bandung, kita komunikasinya intensif," katanya.

"Maka urusan rencana pembangunan apartemen rakyat Tamansari saya undang semuanya. 

Kalau saya enggak peduli komunikasi, saya serahin dinas saja beres-beres. Seperti pembangunan sky walk, kita undang semuanya, dijelasin sama wali kotanya, bukan katanya-katanya," tambah Emil.

Emil menyadari, sebagai kepala daerah, setiap keputusan yang ia buat kerap mengundang ragam komentar masyarakat.

"Inilah dinamika pembangunan, media juga jangan hanya merekam dinamika, tapi harus jadi agen perubahan. Kalau masuk ke logika media, argumen saya logis, mohon ada penguatan. Kalau logikanya saya zalim, silakan dikritisi. Kalau enggak begitu, pembangunan ini tidak secepat yang kita mau," tutup Emil.

(kompas.com)

Gubernur Papua: Papua Sudah Banyak Perubahan, Presiden Jokowi Memang Luar Biasa

 
Gubernur Papua Lukas Enembe, Presiden Jokowi, dan Iriana Jokowi


alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, selama tiga tahun lebih memimpin provinsi di ujung timur Indonesia itu sudah banyak kemajuan yang dicapai. Namun, dia mengakui bahwa membangun Papua memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Lukas mengatakan, membangun Papua memang butuh proses panjang. Namun demikian ia mengapresiasi kepedulian pemerintah pusat terhadap Papua.

"Saya bersyukur di tahun ketiga sudah banyak perubahan dengan dukungan pemerintah pusat, Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red) yang luar biasa," kata Lukas saat peluncuran bukunya yang berjudul Papua: Antara Uang dan Kewenangan di Jakarta, Senin (19/9).

Ia mengatakan, presiden-presiden sebelumnya mungkin hanya satu atau dua kali saja berkunjung ke Papua. Hal itu berbeda dengan Jokowi yang sudah berkali-kali ke Papua di awal masa jabatan. "Pak Jokowi luar biasa, sangat merakyat sekali," kata dia.

Namun, Lukas juga mengingatkan bahwa masih banyak hambatan yang dihadapi dalam membangun Papua. Misalnya, masih banyak kebijakan pusat yang bertentangan dengan kondisi di daerahnya.

Dia menuturkan, pembangunan di Papua memang baru benar-benar terasa setelah adanya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. "Semua orang Papua akui itu, setelah ada dana Otsus Papua," kata Lukas.

Dia sangat menghargai gagasan dan perjuangan luar biasa oleh orang Papua hingga lahirlah UU itu. "Saya melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan senior Papua," tegasnya.

Namun, UU itu dirasakan masih banyak kekurangan. Terutama dari sisi kewenangan Pemprov Papua. "Regulasi tanpa kewenangan juga tidak ada arti bagi kita membangun Papua," katanya.

Lebih jauh ia juga mempersoalkan semakin banyaknya imigran datang ke Papua. "Kita ingin keluar dari kemiskinan tapi imigran semakin banyak datang ke Papua," katanya. (jpnn.com)