Latest News

Sunday, October 23, 2016

Menolak Lupa! Indonesia Pernah Dipimpin Seorang Perdana Menteri Beragama Kristen, tidak Ada Heboh Surat Al Maidah




alirantransparan.blogspot.co.id - Kali ini kami ambil sebuah tulisan bagus mengenai arti toleransi pada  jaman itu yang sangat berbeda dengan keadaan saat ini.

 Kini toleransi diartikan begini.

"Memilih pemimpin yang seagama dengan kami adalah bagian dari ajaran agama kami. Maka biarkan kami memilih. Kalau kalian benar-benar toleran, kalian tidak boleh merecoki kami." 

Itu terdengar seperti benar. Tapi faktanya, itu hanya menunggangi toleransi. Kenapa? Karena itu diucapkan oleh orang-orang yang tidak toleran. Mereka tidak menolerir adanya tafsir lain. 

Mereka bersikukuh bahwa memilih pemimpin atau jelasnya kepala daerah non muslim itu haram hukumnya, dan hanya itulah satu-satunya hukum. Di luar itu tidak islami, ingkar kepada Allah, dan seterusnya.

Jadi ini ucapan manusia culas, mengatasnamakan toleransi.

Kedua, cara itu bukan cara Indonesia.

Cara Indonesia adalah memilih siapapun jadi pemimpin atas dasar kepentingan negara, bukan ajaran agama.

Orang-orang itu lupa bahwa perdana menteri kedua dalam sejarah Indonesia adalah Amir Sjarifudin Harahap, seorang Kristen. Apakah ulama-ulama Islam zaman itu tidak paham Al-Maidah 51, sehingga mereka tidak menolaknya? 

Bukan. Mereka meletakkan keindonesiaan di atas keislaman. Karena itu pulalah maka mereka mencoret 7 kata yang secara spesifik menyebut Islam dalam Piagam Jakarta, menjadikannya Pancasila yang kini menjadi dasar negara kita.

Yang mereka sebut toleransi adalah keinginan untuk menang sendiri. Kalau mereka mau menguasai, mereka pakai jargon toleransi.(Kang Hasan)

No comments:

Post a Comment