Latest News

Thursday, November 17, 2016

Politikus Gerindra bela SBY: Lebaran Kuda bukan penistaan


Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki T Purnama ( Ahok) menyindir ucapan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal 'lebaran kuda' saat konferensi pers, beberapa waktu lalu. Ahok menyebut 'Lebaran Kuda' tidak diproses hukum, padahal terindikasi menghina agama.


Waketum Gerindra Arief Poyuono mengatakan, ucapan SBY soal lebaran kuda tidak termasuk penistaan agama. Alasannya, kata lebaran bukan kosakata asli Bahasa Arab atau Alquran. Menurutnya lebaran adalah istilah untuk hari raya Idul Fitri yang biasa digunakan etnis Betawi.

"Nah lebaran itu artinya sebenarnya adalah hati yang lebar setelah berpuasa Ramadan dan merayakan Hari kemenangan yang Fitri. Nah kata lebaran itu lebih lebar, lebih sering digunakan etnik Betawi, di mana hati harus lebih lebar menerima maaf," kata Arief melalui pesan singkat, Kamis (17/11).

Dia menilai bahasa 'lebaran kuda' telah menjadi bahasa pengandaian baik sehari-hari atau dalam dunia politik. Sehingga berbeda konteks ucapan Ahok yang jelas mengandung unsur penistaan karena menyangkut pencalonannya di Pilgub DKI.

"Jadi lebaran Kuda yang dilontarkan SBY itu bukan lah penistaan tetapi sudah menjadi sebuah bahasa pengandaian dalam bahasa politik maupun bahasa keseharian dalam masyarakat, beda dengan Ahok yang punya niat agar umat Islam mau memilih dia saat Pilkada dengan menista ayat-ayat suci Alquran," jelasnya.

"Jadi lebaran kuda itu bukan penistaan agama karena orang di Jakarta saja sering menyebut Hari raya Imlek disebut lebaran China. Suruh belajar tata bahasa dulu yang benar Ahok itu," tambah Arief.

Sementara Ahok dipandangnya telah terbukti melakukan penistaan agama dengan menyandang status tersangka. Dia meminta Ahok legowo dan berani menerima konsekuensi atas ucapannya ketimbang menyindir orang lain.

"Nah kalau Ahok kan sudah terbukti disangkakan telah melakukan penistaan agama Islam, jadi sudahlah Ahok tidak perlu cengeng dan harus berani menghadapi konsekuensinya dari ucapannya yang diduga melakukan penistaan," tuturnya.

Arief meminta SBY dan kader Demokrat untuk tetap tenang dan tidak menanggapi sindiran Ahok. Tudingan Ahok kepada SBY, lanjut dia, hanya sebagai ekspresi kekecewaan atas penetapan status tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri.

"Saya minta juga SBY untuk cooling down dan kader-kadernya untuk stop berpolemik dan bantah membantah terkait pernyataan Ahok Dan tidak perlu ditanggapi lah. Ahok kan cuma lagi kecewa saja karena dia tidak menduga kalau dia akhirnya dijadikan tersangka dan dicekal," pungkasnya.


                      http://tribunbinjai.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment