Latest News

Thursday, November 10, 2016

Menggetarkan Hati! Surat Terbuka untuk Aa Gym, MUI, 'Jangan Hambat Kami untuk Dapatkan Gubernur Bersih dan Transparan'





alirantransparan.blogspot.com - Kepada Aa Gym, Ketua MUI, Kepada Ustadz yang selama ini kami muliakan. Penampilan tokoh agama, meski nampak SEJUK, tidaklah berarti bahwa pesan yang disampaikannya membawa kesejukan. 

Sebaliknya, penampilan Pak Ahok, meski kerap dikatakan PANAS, juga tidaklah berarti bahwa kinerjanya membuat hati panas. Saya sungguh penat menyimak statement yang kerap disampaikan oleh sebagian tokoh yang menganggap dirinya ulama. Jika ada seseorang dipidanakan karena mencemarkan nama baik, tentu ada sosok jelas yang merasa dicemarkan. 

Lalu jika seseorang, dianggap menistakan AGAMA, dan dipaksa untuk dipidanakan, maka saya bertanya, siapakah sosok yang berhak mewakili AGAMA itu? Jika kalian semua, yang selama ini gencar menyuarakan bahwa Pak Ahok menista agama, hanya karena pemahaman Anda yang berbeda, berhak kah kalian mewakili AGAMA yg merasa dinistakan, sementara di sudut lain, masih banyak penganut agama tersebut yang tidak merasa dinistakan. 

Saya capek Aa, saya capek Ustaz, mengapa kalian menghambat hak kami untuk mendapat Gubernur DKI yg BERSIH, TRANSPARAN, dan PROFESIONAL? Kalian menganggap bahwa menegakkan keadilan itu adalah MEMENJARAKAN Pak Ahok, dan tidak mau menerima bentuk lain dari sebuah keadilan. 

Saya yakin bahkan kalian sedang meruntuhkan keadilan itu sendiri. Pak Ahok lahir di Indonesia, dan juga Warga Negara Indonesia. Jika kalian bersikap adil, tentu kalian mengizinkan semua WNI untuk menjadi pemimpin negeri ini, sepanjang memenuhi syarat dan memiliki potensi. Kalian berdalih di balik Kitab Suci, padahal Allah yang mewahyukan Kitab Suci adalah Mahaadil, dan mustahil membuat sebuah peraturan yang mencederai keadilan itu sendiri. 

Kajilah dengan ikhlas, apa makna AWLIYA, dalam ayat2 yang tercantum pada Kitab Suci. Karena tidak ada satu pun ahli tafsir yang menerjemahkan itu sebagai PEMIMPIN. Hanya, dan sekali lagi, Hanya di Indonesia, penafsirannya dibuat menjadi PEMIMPIN.

Saya pun meyakini, Kitab Suci tak mungkin multitafsir, karena itu akan membingungkan. Yang ada hanyalah manusia nya yang multipikir. Pikiran kalian tidak sama dengan pikiran kami. Kalian menistakan hak kami untuk mendapat pemimpin bersih dari korupsi. 

Pendapat kalian menyenangkan kaum koruptor, karena mereka tahu bahwa bangsa ini masih menganggap AGAMA adalah identitas dalam KTP. Sekotor apa pun perbuatan koruptor, tetap dianggap BERIMAN, karena yang kalian nilai bukan AMAL / PERBUATAN, tapi KTP. 

Sebaliknya sebaik apa pun yang Pak Ahok lakukan, tetap tak mendapat penilaian positif, karena sekali lagi, kalian tidak melihat perbuatan, tetapi melihat identitas KTP. 

Saya bangga, jika umat Islam bersatu padu menumpas kebatilan. Tetapi hari ini saya menangis, karena persatuan umat telah dimanfaatkan semata untuk tujuan politik, untuk memenangkan seseorang dan membungkam seseorang lainnya. 

Biarkan warga Jakarta memilih, demi menjaga KEAMANAN Jakarta dari cengkeraman koruptor. Biarlah untuk KEIMANAN, kami punya penjaga tersendiri. 

Kepada Presiden Joko Widodo, Kepada Kapolri Tito Karnavian, tolong dengarkan suara kami juga. Meskipun kami tak pandai menafsirkan Kitab Suci, tapi kami yakin masih ada orang pandai yang ikhlas menafsirkan sesuai kebenaran. (fb grup save ahok, ditulis oleh Wulan Murad)

No comments:

Post a Comment