Latest News

Showing posts with label ahok. Show all posts
Showing posts with label ahok. Show all posts

Friday, November 18, 2016

Bikin Haru....!! Blusukan Setelah Jadi Tersangka, Ahok Malah Dikerubungi Warga

Bikin Haru....!! Blusukan Setelah Jadi Tersangka, Ahok Malah Dikerubungi Warga

Calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memenuhi janjinya untuk tetap blusukan, meski telah menjadi tersangka kasus penistaan agama.

Sore hari ini, Ahok blusukan di Pondok Kopi, Jakarta Timur. Pantauan Liputan6.com, Kamis (17/11/2016), jumlah warga yang mengerubungi Ahok makin banyak dan terus berteriak memanggil nama sang gubernur.

Ratusan warga itu tak memedulikan panas matahari. Mereka berdesak-desakan dan saling dorong demi bisa melihat Ahok.

"Mana Pak Ahoknya? Enggak kelihatan ini," ujar seorang Ibu yang terdorong di belakang warga yang berdesakan.

Para ajudan tampak kewalahan mengamankan Ahok yang berkali-kali harus terhuyung karena dorongan warga.


"Jangan dorong-dorong. Nanti Pak Ahok lewat sana," ujar salah satu ajudan.

Warga yang tak sabar terus berdatangan, tak mau menunggu Ahok di ujung gang. Semula warga mau berbaris menunggu Ahok, tapi kerumunan mulai tak terkendali saat melihat beberapa warga berhasil selfie dengan Ahok.

"Ayo maju, kita selfie," ujar warga.
Ibu-ibu yang membawa anak tak mau kalah ingin bersalaman dengan Ahok. Lagu "Salam Dua Jari" dinyanyikan para warga yang antusias menyambut Ahok.(vr)

http://www.beritateratas.com/2016/11/bikin-haru-blusukan-setelah-jadi.html

Saturday, November 12, 2016

Ini Penjelasan KPU DKI Jika Ahok Menjadi Tersangka




alirantransparan.blogspot.com - Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri atas kasus yang melilit dirinya yang diduga telah menistaan agama. Bagaimanakah aturan pemeriksaan calon gubernur di kepolisian dalam UU Pilkada sebenarnya?

"Aturan pemeriksaan di kepolisian tak berpengaruh apapun terhadap status pencalonannya," kata ketua KPU DKI Sumarno seperti dikutip dari detik.com.

Sumarno menyebutkan bahwa walaupun calon sedang diperiksa, tidak ada masalah yang akan timbul nantinya. Sebab status terperiksa itu, menurut Sumarno, beluma bisa dikatakan sebagai pihak yang bersalah.

"Dalam hukum itu kan ada istilah terperiksa, terdakwa, tersangka dan terpidana. Bahkan meski sudah jadi tersangka, tidak berpengaruh apapun terhadap statusnya (sebagai cagub)," ucap Sumarno.

"Yang diatur kalau dia terpidana, misalnya pidana penjara dihukum 5 tahun atau lebih, baru ada sanksi berupa pembatalan, kalau memang putusannya sudah berkekuatan hukum tetap. Kalau baru terperiksa belum tentu salah, tersangka saja belum tentu salah, harus ada pembuktian di pengadilan, hakim memvonis yang bersangkutan dan terbukti melakukan tindak pidana," lanjutnya.(detik.com)

Friday, November 11, 2016

Din Syamsuddin : Masalah Utamanya Bukan Ahok, Tapi Ada Naga Raksasa yang Mencengkram Indonesia





alirantransparan.blogspot.com - Polemik kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil ahok makin kesini makin jadi pembicaraan banyak orang. Bahkan menurut media, kasus ini juga banyak dibicarakan di dunia luar.

Ahok dianggap telah menistakan agama Islam karena telah mengutip ayat Al-Quran dalam pidato politiknya. Penyataan �Dibohongi pake surat Al-Maidah ayat 51� memang menuai kecaman yang sangat keras terutama dari kalangan ulama dan habib. Akibat pernyataan ini, demo 4 november kemarin pun tidak bisa dihindarkan. Karena itu adalah panggilan Allah SWT untuk membela agama Islam yang suci dan agung.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menilai bahwa masalah utama dari ini semua ini bukan ahok Tapi Ada Naga Raksasa yang Mencengkram Indonesia.

Dikutip dari pojoksatu.id, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menilai ada ancaman besar dibalik polemik Ahok.

Din menekankan, Ahok jelas telah memberi penilaian (judgement) terhadap pemahaman orang lain dengan kata pejoratif. Tapi karena dia sudah minta maaf, menurut Din selayaknya dimaafkan asal tidak mengulangi lagi. Namun permasalahan yang ada lebih besar dari kejadian di pulau kecil itu.

�Permasalahannya, bahkan ancaman nyata, adalah fakta adanya kekuatan uang (the power of money) yang tengah menguasai Indonesia,� kata Din, Minggu (6/11).

Din pun menganalogikan kekuatan uang itu bagaikan cengkeraman naga raksasa yang sedang melilit NKRI yang kaya raya, dan satu persatu kekuatan penghalangnya dilumpuhkan bahkan dimatikan dengan uang. 

Proses ini dicermatinya tidak terlepas dari perkembangan geo-politik dan geo-ekonomi global dan regional.

�Sayangnya, Indonesia tidak memiliki mekanisme pertahanan diri (self defense mechanism) karena infrastruktur nasional rapuh, sejak dari pemerintah, partai politik, ormas, sampai kepada pers, yang banyak terdiri dari orang-orang lemah baik iman, akal pikiran, dan komitmen kerakyatan,� ujarnya, miris.

Kondisi ini, menurutnya, akan membawa Indonesia mengalami malapetaka dan terjatuh dalam nestapa.
Sebelumnya mantan ketua MUI tersebut pernah meminta kepada umat supaya angan mudah terhasut apalagi anrkis.

�Saya minta, sampaikan pendapat dalam alam demokrasi.? Cuma tidak boleh anarkis. Jangan. Saya juga meminta masyarakat jangan terprovokasi. Jangan mudah dihasut. Hati-hati bisa jadi ada pelaku provokator. Sebaiknya persoalan ini jangan dikaitkan dengan pilkada apalagi kasus Ahok. Jangan dipolitisasi,� tandas Din.?(pojoksatu.com)

Addie MS: Ahok itu Gubernur Terbaik yang Pernah Dipunyai Indonesia




alirantransparan.blogspot.com - Komposer Addie Muljadi Sumaatmadja (Addie MS) berpendapat bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan gubernur terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

"Bicara soal itu (Jakarta), saya masih menganggap Ahok itu Gubernur terbaik yang Indonesia pernah punya," ujar Addie MS mula-mula ketika ditemui di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2016).

Pasalnya, menurut Addie MS, hasil kerja Ahok sebagai gubernur tampak amat nyata.
Suami penyanyi Memes itu pun menyebutkan beberapa pencapaian Ahok selama beberapa tahun belakangan.

"Kalau kita mau jujur dan terbuka, kerjaannya dia (Ahok) nyata sekali, kok. Tiba-tiba Jakarta bisa tambah taman bermain anak yang banyak dan bagus, tempat prostitusi beberapa diratakan jadi taman, kelab-kelab (malam) yang sudah melegenda ada ini-itu, selama ini cuma diteriakkin dari luar, tapi Ahok bisa tutup. Itu mengejutkan kita semua," papar Addie MS.

"Yang menempati lahan bukan miliknya, di bantaran, dengan risiko kebanjiran dan bikin banjir, direlokasi ke tempat yang lebih layak, di rusun. Dia (Ahok) bangun masjid di Balai Kota, dia bangun masjid raya di Daan Mogot. Buat saya, terlalu nyata apa yang Beliau buat untuk masyarakat Jakarta," lanjutnya.

Mengenai Ahok yang tersandung kasus dugaan penistaan agama, Addie MS tampak menyayangkannya.

"Tapi, ada salah bicara yang niatnya tidak begitu. Karena dia (Ahok) kepleset bicara, dibesarkan sehingga seolah-olah orang mengesampingkan hal yang lebih besar yang pernah dia bikin. Sebenarnya sedih juga. Tapi, semoga semua pihak bisa belajar dari peristiwa ini," ucap Addie MS.

Kendati mendukung Ahok, Addie MS mengatakan tak lantas ingin menjelekkan pesaing si petahana.
Terlebih, dirinya mengaku mengenal para pesaing Ahok pada Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang tersebut.

"Anies, Sandiaga, Mas Agus, Bu Sylvi, saya kenal. Saya dukung Ahok, tapi saya nggak mau melakukan apapun yang intinya bicara yang jelek tentang pesaingnya. Biar orang yang menilai saja. Kalau suka dengan seseorang, dukunglah dengan support, nggak usah urusin pesaingnya. Mestinya bisa damai," ujar Addie MS.(tribunews.com)

Thursday, November 10, 2016

Menggetarkan Hati! Surat Terbuka untuk Aa Gym, MUI, 'Jangan Hambat Kami untuk Dapatkan Gubernur Bersih dan Transparan'





alirantransparan.blogspot.com - Kepada Aa Gym, Ketua MUI, Kepada Ustadz yang selama ini kami muliakan. Penampilan tokoh agama, meski nampak SEJUK, tidaklah berarti bahwa pesan yang disampaikannya membawa kesejukan. 

Sebaliknya, penampilan Pak Ahok, meski kerap dikatakan PANAS, juga tidaklah berarti bahwa kinerjanya membuat hati panas. Saya sungguh penat menyimak statement yang kerap disampaikan oleh sebagian tokoh yang menganggap dirinya ulama. Jika ada seseorang dipidanakan karena mencemarkan nama baik, tentu ada sosok jelas yang merasa dicemarkan. 

Lalu jika seseorang, dianggap menistakan AGAMA, dan dipaksa untuk dipidanakan, maka saya bertanya, siapakah sosok yang berhak mewakili AGAMA itu? Jika kalian semua, yang selama ini gencar menyuarakan bahwa Pak Ahok menista agama, hanya karena pemahaman Anda yang berbeda, berhak kah kalian mewakili AGAMA yg merasa dinistakan, sementara di sudut lain, masih banyak penganut agama tersebut yang tidak merasa dinistakan. 

Saya capek Aa, saya capek Ustaz, mengapa kalian menghambat hak kami untuk mendapat Gubernur DKI yg BERSIH, TRANSPARAN, dan PROFESIONAL? Kalian menganggap bahwa menegakkan keadilan itu adalah MEMENJARAKAN Pak Ahok, dan tidak mau menerima bentuk lain dari sebuah keadilan. 

Saya yakin bahkan kalian sedang meruntuhkan keadilan itu sendiri. Pak Ahok lahir di Indonesia, dan juga Warga Negara Indonesia. Jika kalian bersikap adil, tentu kalian mengizinkan semua WNI untuk menjadi pemimpin negeri ini, sepanjang memenuhi syarat dan memiliki potensi. Kalian berdalih di balik Kitab Suci, padahal Allah yang mewahyukan Kitab Suci adalah Mahaadil, dan mustahil membuat sebuah peraturan yang mencederai keadilan itu sendiri. 

Kajilah dengan ikhlas, apa makna AWLIYA, dalam ayat2 yang tercantum pada Kitab Suci. Karena tidak ada satu pun ahli tafsir yang menerjemahkan itu sebagai PEMIMPIN. Hanya, dan sekali lagi, Hanya di Indonesia, penafsirannya dibuat menjadi PEMIMPIN.

Saya pun meyakini, Kitab Suci tak mungkin multitafsir, karena itu akan membingungkan. Yang ada hanyalah manusia nya yang multipikir. Pikiran kalian tidak sama dengan pikiran kami. Kalian menistakan hak kami untuk mendapat pemimpin bersih dari korupsi. 

Pendapat kalian menyenangkan kaum koruptor, karena mereka tahu bahwa bangsa ini masih menganggap AGAMA adalah identitas dalam KTP. Sekotor apa pun perbuatan koruptor, tetap dianggap BERIMAN, karena yang kalian nilai bukan AMAL / PERBUATAN, tapi KTP. 

Sebaliknya sebaik apa pun yang Pak Ahok lakukan, tetap tak mendapat penilaian positif, karena sekali lagi, kalian tidak melihat perbuatan, tetapi melihat identitas KTP. 

Saya bangga, jika umat Islam bersatu padu menumpas kebatilan. Tetapi hari ini saya menangis, karena persatuan umat telah dimanfaatkan semata untuk tujuan politik, untuk memenangkan seseorang dan membungkam seseorang lainnya. 

Biarkan warga Jakarta memilih, demi menjaga KEAMANAN Jakarta dari cengkeraman koruptor. Biarlah untuk KEIMANAN, kami punya penjaga tersendiri. 

Kepada Presiden Joko Widodo, Kepada Kapolri Tito Karnavian, tolong dengarkan suara kami juga. Meskipun kami tak pandai menafsirkan Kitab Suci, tapi kami yakin masih ada orang pandai yang ikhlas menafsirkan sesuai kebenaran. (fb grup save ahok, ditulis oleh Wulan Murad)

Wednesday, November 9, 2016

Sungguh Inspiratif! Kisah Persaudaraan Ahok dengan Keluarga Muslim

 
AHOK dipeluk mesra oleh kakak angkatnya Andi Analta Amier (56), putra bungsu Andi Baso Amir


alirantransparan.blogspot.com � Mungkin ada yang belum pernah mengetahui atau bahkan tak mengira bahwa AHOK sesungguhnya memiliki persaudaraan atau kekerabatan yang sangat erat dengan keluarga muslim. AHOK  bahkan mengaku ketika masih duduk di bangku kuliah dibiayai oleh sebuah keluarga muslim. Dan ternyata, keluarga AHOK dan keluarga muslim tersebut telah bersumpah janji dan saling mengikatkan diri sebagai saudara di dunia dan di akhirat nanti. Bila sudah begini, mana mungkin AHOK menistakan Agama Islam?

Keluarga muslim itu berasal dari Bugis dan Enrekang. Begini kisahnya;

Pada dekade awal 1970-an, mendiang ayah Ahok, Indra Tjahaja Purnama ((Zhong Kim Nam) dan ibunya Buniarti Ningsih (Bun Nen Caw), berteman dan pertemuan tanpa sengaja dengan Andi Baso Amier dan Masaribu. Setelah menjabat Bupati Bone era 1960an, Keluarga Andi Baso Amier, lalu pindah ke Jakarta.

AHOK dan ibu angkatnya Alm. Misribu, istri Andi Baso Amir (mantan Bupati Bone)

Di sana dia menjadi pengurus teras persatuan tennis meja Indonesia dan dekat dengan banyak atlet pimpong yang memang kala itu, didominasi warga Tionghoa.

�Jadi, dulu, bapak saya itu kan berteman banyak sama orang Bugis. Mami Misribu juga orang Bugis. Bapak saya berteman sama suaminya, Andi Baso Amir,� cerita AHOK, di Jakarta.



Lalu sekitar tahun 1983, setahun sebelum Andi Baso Amier, pindah ke Kompleks Kalibata Indah, ayah Ahok berasal dari Bangka-Belitung, sebuah pulau di timur Sumatera, mengucapkan sumpah dengan bangsawan asal Bugis. �Anakmu adalah anakku dan anakku adalah anakmu,� begitu bunyi sumpah itu, seperti dikemukakan Andi Alla.

Sumpah itu dilakukan dengan cara menyatukan tiga tangan di ruang tengah rumah mereka di Jl Bulutangis, Senayan. Tangan Andi Baso Amir menumpuk tangan istrinya dan tangan ayah AHOK menumpuk diatas tangan Andi Baso Amir lalu kemudian mereka berikrar, sehidup semati.�

Ahok sendiri menggambarkan sumpah itu dengan kalimat. �Ikatan saudara sehidup sedunia-akhirat.�

Dengan adanya ikatan sumpah antara keluarga Andi dan keluarga AHOK, maka sampai saat ini AHOK merasa telah menjadi bagian dari keluarga muslim, meskipun AHOK sendiri adalah penganut agama Kristen.

Peran Ibu Misribu begitu besar di dalam kehidupan AHOKi. AHOK bahkan rela meninggalkan beberapa pekerjaannya untuk mengantar sang ibu angkat hingga ke peristirahatan terakhirnya dua tahun lalu.



Foto kenangan AHOK ketika disuapi ibu angkatnya Misribu, seorang muslimah yang taat. Kala itu AHOK sedang dicalonkan sebagai CaWaGub DKI bersama Jokowi. Anda bisa saksikan sendiri, betapa ibu angkatnya menyayangi AHOK dan sangat yakin bahwa suatu saat AHOK akan menjadi Gubernur. Do�a Ibunda angkatnya itupun benar-benar terkabul..
 
Jika sedang berada di Jakarta, AHOK dan keluarganya yang berasal dari Belitung Timur selalu berkunjung ke rumah (Kalibata) dan kantor Misribu, di Kantor Sakti Plaza (Pancoran).


AHOK pun menambahkan bahwa, sebelum sang ayah mengembuskan napas terakhir, AHOK dititipkan kepada keluarga Andi Baso Amir dan Misribu untuk dirawat selama di Jakarta. Saat itu, Basuki sedang mengenyam pendidikan di bangku kuliah, di Universitas Trisakti.

�Waktu kuliah dulu, keluarga dia juga sudah bantu keluarga kami. Bu Misribu bilang, �sudah kamu kuliah saja, kami yang bisnis mencari uang untuk hidup�,� kenang Ahok.

Ikatan saudara angkat dua keluarga itu pula yang menjadikan AHOK diangkat menjadi anak di keluarga muslim Andi-Misribu. ?

Bagi AHOK. Ibu Misribu selalu memberi motivasi kepadanya agar bisa menjadi pejabat suatu hari nanti.

�Beliau itu orang yang paling yakin bahwa saya bisa jadi pejabat. Beliau yakin banget saya bisa jadi gubernur. Yakin banget beliau.� 

Bagaimana Mungkin Saya Menghina Islam?
 
Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dituding telah melakukan penistaan agama. Pernyataannya mengenai surah Al Maidah 51 saat berkunjung ke Kepulauan Seribu, dinilai telah menyakiti hati semua umat muslim.

Di beberapa kesempatan, pria yang akrab disapa Ahok ini sudah meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Dia mengaku tidak mungkin menghina atau melecehkan agama lain, terutama Islam. Alasannya, Ahok memiliki ibu angkat, (almarhum) Misribu Andi Baso Amier binti Acca yang bergama Islam.

Dia menceritakan bagaimana caranya menghormati ajaran agama Islam. Ahok mencontohkan saat pemakaman ibu angkatnya.

"Orang ibu angkat saya Islam. Sampai kuburin, mandiin kalau keluarga kita Islam saya tungguin. Bahkan saya ke kuburan sama kakak-kakak saya itu diwajibkan untuk buka sepatu. Tentu saya juga harus menghargai kepercayaan itu," katanya di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).

"Saya buka sepatu. Tanpa kaos kaki ke kuburan keluarga saya yang muslim. Jadi bagaimana mungkin saya menghina," tambahnya.

(myahok.com & merdeka.com)