Latest News

Friday, November 4, 2016

SETUJU! KPK Didesak Usut Keterlibatan Ibas Yudhoyono dalam Proyek Hambalang






alirantransparan.blogspot.com - KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) harus berani mengusut dugaan keterlibatan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono dalam korupsi proyek Hambalang senilai Rp2,5 triliun. KPK juga diminta membongkar skandal Bank Century sebesar Rp6,7 triliun.

Koordinator Total Keadilan (Tangkap), Kurnia, mengatakan dugaan keterlibatan Ibas, julukan Edhie, dalam perkara Hambalang sangat kuat. Putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu disebut-sebut menghadiri beberapa pertemuan terkait dengan proyek Hambalang.

�Kami menuntut KPK tidak tebang pilih dalam perkara Century. Kami juga menuntut KPK menangkap Ibas karena diduga terlibat skandal korupsi Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang,� kata Kurnia saat berorasi di depan Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Kurnia berdiri di tengah-tengah massa yang berjumlah 100 orang. Mereka membawa spanduk berisi tuntutan penjarakan Ibas. Massa mengklaim demonstrasi itu merupakan bentuk dukungan moral kepada lembaga antirasywah agar berani mengusut kasus Century dan Hambalang.

�Jangan sampai KPK hanya berani mengungkap suap Rp100 juta seperti menangkap mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman. KPK yang memiliki kewenangan spesial harus menjerat aktor utama yang mengemplang korupsi seperti yang diduga dilakukan Ibas,� katanya.

Selain Hambalang, Tangkap mengatakan mega�skandal Bank Century tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Pasalnya, perkara yang merugikan negara Rp6,7 triliun itu sangat menyengsarakan dan melukai hati sanubari rakyat.

�Sebagai lembaga yang masih dipercaya masyarakat, KPK harus berani menunjukkan keberpi�hakannya terhadap upaya pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih. Kami rasa sejak kasus ini mengemuka, semua orang sudah tahu siapa yang paling bertanggung jawab,� tukasnya.

Terkait dengan tuntutan tersebut, KPK menegaskan skandal Bank Century dan dugaan korupsi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Jawa Barat, akan terus dilanjutkan. Pengungkapan dua perkara yang menelan kerugian negara triliunan rupiah ini masih dikembangkan kepada pihak lain yang terlibat.

�Kedua perkara itu masih belum dihentikan,� tegas Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Kasus Century dan Hambalang terjadi di era Yudhoyono. Namun, dalang dari kedua skandal itu belum tertangkap. 

Terkait dengan tuntutan tersebut, KPK menegaskan skandal bank Century dan dugaan korupsi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Jawa Barat, akan terus dilanjutkan. Pengungkapan dua perkara yang menelan kerugian negara triliunan rupiah ini masih dikembangkan kepada pihak lain yang terlibat.

"Kedua perkara itu masih belum dihentikan," tegas Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Kasus Century dan Hambalang terjadi di era Yudhoyono. Namun dalang dari dua skandal itu belum tertangkap. (mediaindonesia.com)

PEDAS!! Pengamat Politik LIPI Sindir SBY, Gara-gara SBY Semua Orang Jadi Tahu

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbicara mengenai situasi politik terakhir dalam konferensi pers di kediamannya Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Rabu (2/11/2016).



alirantransparan.blogspot.com � Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sudah melakukan blunder karena reaksinya yang berlebihan terkait aksi demonstrasi pada Jumat (4/11/2016) besok.

Demo yang digelar di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan itu bertujuan untuk menuntut proses hukum terhadap calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dituduh melakukan penistaan agama.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, reaksi SBY yang seolah dituduh mendanai demonstrasi itu justru membuat masyarakat tahu bahwa Presiden keenam RI itu memang memiliki kepentingan.

Peneliti Senior LIPI, Syamsuddin Haris dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2016)


"Justru kalau dia klarifikasi sesuatu yang sumbernya tidak jelas, justru publik jadi tahu. Saya juga jadi tahu, tadinya kan enggak ngeh," kata Syamsuddin saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).

"Sebab, itu kan sifatnya tuduhan, soal intelijen, keterlibatan parpol, kita tidak tau sumbernya kecuali media sosial. Medsos kan enggak bisa dipertanggungjawabkan, apakah hoax atau sudah dipelintir," tambah Syamsuddin.

Terlebih lagi, lanjut dia, reaksi SBY soal demonstrasi 4 November itu disampaikan SBY dengan nada yang emosional.

Menurut dia, emosi itu menandakan bahwa SBY memang sebagai pihak yang berkepentingan dalam demo tersebut.

SBY memosisikan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan ayah dari cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono, bukan sebagai mantan presiden dan tokoh bangsa.

"Sangat disayangkan pernyataan itu menjadi tidak obyektif kalau dihubungi dengan fakta Agus sebagai calon gubernur Pilkada Jakarta," kata Syamsuddin.

"Kalau dalam konteks pilkada belum tentu ampuh," kata dia.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, kemarin, SBY menyatakan berbahaya kalau ada informasi intelijen bahwa rencana aksi demo digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik.

"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu," kata SBY.

SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut.

Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah.

"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.

Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, SBY mengaku sudah mengumpulkan informasi sebelum berbicara pada hari ini.

Pada Selasa (2/11/2016), SBY menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto.

"Saya bukan orang sekadar bicara. Saya kumpulkan keterangan, saya korek apa di dalam pikiran penyelenggara negara, jajaran pemerintahan. Baru saya bicara," ucapnya.(kompas.com)

Memalukan!! Begitu Bencinya pada Ahok, Pak Haji Sampai Jual Rumah Demi Bayar Pembunuh Ahok Rp 1 Milyar




alirantransparan.blogspot.com � Koordinator lapangan demo Ahok kompleks Pasar Rawa Belong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/11) membuat pernyataan mengejutkan.

Di depan polisi, pria berusia sekitar 60 tahun itu menolak tegas Ahok kedatangan Ahok di Kebun Jeruk. Ia pun meminta agar polisi tidak mengawalnya.

�Ane minta kalau calon gubernur nomor urut dua (Ahok) masuk Kebun Jeruk, jangan dikawal, lepasin aja. Gue kasih satu miliar untuk bunuh Ahok,� ujar pria bertopi haji tersebut.

Pria berseragam serba putih itu rela jual rumah Rp 10 miliar untuk membayar siapa pun yang bisa pembunuh Ahok. Bayarannya tidak main-main, Rp 1 miliar.

�Gua jual rumah gua Rp 10 miliar. Ada satu miliar di tangan gua, gua kasih yang bisa motong Ahok. Mati dan hidup kapan pun juga,� tegas Pak Haji.

Video yang telah menjadi viral di media sosial itu mendapat tanggapan beragam. Sebagian menyebut video itu terlalu provokatif.

�Provokator di Kebun Jeruk mengancam bunuh Ahok dan pendukung Cagub nomor 2 dengan iming-iming hadiah 1 Miliar,� tulis Ulin Yusron saat mengunggah video tersebut di akun Twitter @ulinyusron.(pojoksatu.com)

Ternyata Benar Demo Ahok Disubsidi 100 Milyar. Setelah Dapat Subsidi, Rizieq Meluncur ke Istiqlal Naik Mitsubishi Pajero Terbaru




alirantransparan.blogspot.com - Habib Rizieq Syihab selaku Pembina Gerakan Nasional Pengawalan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berangkat menuju Masjid Istiqlal dari Markas Besar (Mabes) Front Pembela Islam (FPI), Petamburan III, Jakarta Barat.
Mobilnya yang berplat B 1 FPI keluar dari jalan Petamburan III pukul 09.38 WIB, terlihat dirinya dibangku paling depan sebelah pembawa mobil.




Saat keluar dirinya membuka kaca dan sempat bersalaman dengan para anggotanya sebelum mobilnya melaju meninggalkan kerumunan.
Dirinya berangkat berasamaan dengan rombongan yang mengunakan mobil dan kendaraan roda dua

GNPF MUI: Demo Ahok ini Kami Disubsidi Lebih Rp 100 Milyar
KH. Bachtiar Nasir, selaku ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menyampaikan, total dana untuk demonstrasi kasus penistaan agama Ahok, Jumat (4/11/2016), mencapai Rp 100 miliar. 
Konfrensi pers GNPF-MUI di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
"Bukan hanya Rp 10 miliar, nyatanya, mungkin lebih Rp 100 miliar. Kami disubsidi lebih dari Rp 100 miliar," ungkapnya, dalam Konfrensi pers di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Menurutnya dana tersebut berasal dari seluruh rakyat Indonesia yang menjadi donatur untuk digunakan sebagai penyedia dapur umum dan penunjang kesehatan.


"Jumlah massanya ada seratus ribu, tapi saat ini diperkirakan akan mencapai dua ratus ribu orang," ungkapnya.


GNPF -MUI yang menjadi pengerak aksi tersebut menuntut agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ditangkap demi tegaknya supremasi hukum dan rasa keadilan dari kekecewaan terhadap pernyataannya.

 

sumber: tribunnews.com

Habib Rizieq Serukan pada Kapolri untuk Segera Tangkap Ahok. Dia Lupa... Rizieq Pernah Hina Pancasila!




alirantransparan.blogspot.com � Aksi demo 4 November 2016 yang berlangsung hari ini, Jumat (4/11/2016) dipastikan akan dihadiri lebih dari 500ribu orang. Ratusan ribu massa itu akan menyuarakan tuntutan yang sama yakni segera proses hukum Ahok dengan seadil-adilnya.

Imam besar FPI Habib Rizieq bahkan menegaskan Ahok sudah layak ditangkap dalam kasus penistaan agama. Kemarin sehari sebelum aksi demo 4 November Habib Rizieq sudah diperiksa Bareskrim Polri selama 7 jam sebagai saksi ahli agama untuk memberikan keterangannya terkait video yang dianggap menistakan agama dan menghina ulama.

KAPOLRI SEGERA TANGKAP AHOK. JGN TAKUT PRESIDEN. JGN TAKUT PARPOL BESAR. RAKYAT MENDUKUNG POLRI. TEGAKKAN HUKUM. AYO � SELAMATKAN KEDAULATAN HUKUM NKRI � !!!� begitu bunyi seruang Habib Rizieq lewat status Facebooknya, Jumat (4/11/2016).
Jalannya aksi 4 November damai diharapkan banyak pihak bisa berjalan damai dan tertib sehingga tidak ada menimbulkan banyak dampak negatif melebihi tuntutan keadilan yang mereka serukan. Rencananya aksi akan berlangsung setelah shalat Jumat dari Masjid Istiqlal berjalan hingga depan Istana.

Melawan Lupa! Habib Rizieq Pernah Hina Pancasila

Habib Rizieq mungkin merasa paling benar sendiri padahal dia pernah menghina Pancasila dengan sebutan pancagila, dan mengatakan ketuhanan Pancasila Bung Karno ada di pantat. Tidak cuma itu dia pun pernah mengancam akan membakar kantor Ahok.Tindakannya sangat tidak mencerminkan seorang habib, seorang penceramah yang seharusnya bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi semua orang. Dan juga tidak mencerminkan dia sebagai warga negara Indonesia yang baik yang mencintai NKRI yang berpancasila dan berbhineka tunggal ika.

Jadi, pantaskah dia bicara meminta Ahok untuk segera dipenjarakan? sementara banyak ulama-ulama yang berpendapat bahwa ucapan Ahok tidak termasuk penistaan agama. Hormatilah pendapat orang lain, jangan merasa paling benar sendiri dengan segala argumennya. (pojoksatu.com & Qisha Fadira)

Thursday, November 3, 2016

Bikin Haru! Film Finding Nemo Menjadi Filosofi yang Selalu Diterapkan Ahok, Alasannya Begitu Mengejutkan



alirantransparan.blogspot.com - Siapa sangka jika film animasi dari Walt Disney Finding Nemo memberi filosofi tersendiri bagi Calon Gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama.

Basuki yang akrab disapa Ahok ini mendapat sorotan banyak karena berbagai kontroversinya, termasuk kontroversi yang menyebutkan bahwa sedianya seorang calon kepala daerah tidak seharusnya menciptakan konflik. Hal ini terkait masalah dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki beberapa waktu lalu.

Dari film Finding Nemo, Basuki menemukan jawaban atas pertanyaan dari anak-anak sekolah yang pernah ditemuinya beberapa waktu lalu, yakni pertanyaan mengapa dirinya kerap mencari ribut dengan orang lain. Dari tokoh ikan bernama Nemo, Basuki menjabarkan jawaban atas pertanyaan tersebut.

�Si Nemo memaksa orang untuk berenang ke bawah, tapi semua ikan maunya berenang ke atas, karena semuanya secara naluri berenangnya ke atas. Saya tanya sama anak-anak, boleh tidak Nemo tidak mau masuk? Lebay amat, orang lagi dikejar ikan. Tapi gara-gara Si Dori mau menyelamatkan (Nemo), dia masuk, Bapaknya tidak bisa masuk, tapi si Nemo punya peluang masuk, dia masuk,� cerita Basuki saat berbincang dengan Redaksi Suara Pembaruan di Beritasatu Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (3/11).

�Lalu dijepit-jepit, dia (Nemo) paksa ke bawah. Itu ikan-ikan (lain) keki tidak sama Nemo? Keki sebenarnya. Mereka lari ke atas teriak-teriak, lu kecil, siapa sih lu? Belagu amat. (Jawaban lewat film ini) anak kecil langsung nangkap, Si Nemo waktu turun semua ikut selamat. Waktu selamat Si Nemo terkapar pingsan, ada tidak orang yang dia selamatkan itu ingat Si Nemo? Hanya Si Bapak-nya yang panik,� lanjutnya.

Dari pandangannya, hal tersebutlah yang telah Basuki lakukan. Ia mengibaratkan dirinya sebagai Nemo yang telah melakukan banyak hal demi perbaikan Jakarta tetapi hanya sedikit orang yang menghargai hasil pekerjaannya.

�Mungkin yang saya lakukan tidak ada yang terima kasih sama saya. Saya mati pun tidak ada yang peduli, paling sebentar. Saya boleh tidak, tidak mau masuk ke politik Indonesia? Boleh. Saya juga tidak miskin-miskin amat. Jadi komisaris dua perusahaan juga bisa (jika tidak masuk politik). Saya pikir, saya punya teman gitu banyak, saya bisa kerja dimana saja. Untuk apa cari gara-gara membahayakan saya dan keluarga saya,� pungkasnya.(beritasatu.com)