Latest News

Thursday, November 3, 2016

SBY Sebut Intelijen Error, Jokowi Tertawa. Begini Jawaban Jokowi


Jokowi dan Jusuf Kalla terlihat santai sebelum jumpa pers diadakan, Kamis (3/11)


alirantransparan.blogspot.com - Presiden Joko Widodo tidak terlalu reaktif menanggapi pidato berapi-api pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menuduh ada upaya menghalangi rencana demonstrasi massal Jumat (4/11) besok dan bahwa pemerintah mendasarkan diri pada data intelijen yang "error".

"Yang namanya manusia bisa bener bisa enggak bener, bisa error bisa enggak error," kata Presiden sambil tertawa ketika ditanya soal itu di Istana Negara, Kamis (3/11).

Dalam jumpa pers yang disiarkan secara langsung lewat televisi tersebut, presiden duduk di sofa berdampingan dengan wakilnya, Jusuf Kalla.

Cukup jarang dua pejabat negara tertinggi di Indonesia itu duduk berdua menghadapi media seperti ini, sehingga makin mengindikasikan keseriusan pemerintah untuk mengantisipasi demonstrasi besok.

Presiden menegaskan akan tetap berada di Jakarta Jumat besok.

Kalla, yang juga pernah menjadi wakil SBY periode 2004-2009, ikut menanggapi pernyataan mantan bosnya itu.

"Kalau negara tak punya intelijen, maka kita tak punya mata dan telinga," ujar Kalla.

Dalam pidatonya di Cikeas, Rabu kemarin, SBY yang menjabat Ketua Umum Partai Demokrat meminta aparat intelijen "tidak ngawur" dalam memberikan informasi, terutama kepada Presiden Jokowi.

"Kalau ada intelijen seperti itu berbahaya. Menuduh kelompok, seseorang, atau parpol tertentu, seperti Demokrat adalah fitnah. Fitnah sangat keji. Memfinah, menuduh orang atau parpol atas dasar intelijen, sangat keji dan menghina," kata SBY.

"Saudara-saudara, berbahaya jika di sebuah negara ada intelijen ?failure, intelijen error."(beritasatu.com)


Rachmawati Soekarnoputri Menangis Terharu Bisa Bergabung dengan Kelompok yang Sepaham Dengannya Seperti FPI



Rachmawati Soekarnoputri dalam rapat konsolidasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11) malam.

alirantransparan.blogspot.com - Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri memicu perhatian dalam rapat konsolidasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11) malam.

Dia terharu hingga tak kuasa menahan air matanya, sampai menangis tersedu-sedu melihat massa yang hadir. Usai mengucapkan salam dan sambutannya, adik kandung Megawati Soekarnoputri ini terdiam dan tertunduk dengan meneteskan air mata.




Dia menyebut, banyak hal yang dia bicarakan saat bertemu dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab pada Senin (31/10) lalu. Kemudian Rachmawati kembali tertunduk dan menangis.


"Sebetulnya banyak hal pembicaraan Ibu Rachmawati dengan Habib Rizieq," kata Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir.


Rachmawati merasa mendapat suatu keberkahan dengan bergabung dalam GNPF-MUI.


"Saya merasa seperti mendapat keberkahan dan saya tahu apa yang selama ini diisukan oleh orang-orang. Kelompok yang tidak bisa memahami kita seharusnya bersatu di dalam NKRI ini. Mempunyai satu visi misi yang sama tercipta," kata Rachmawati.


Dia menegaskan, gerakan itu akan terus bergulir bak bola salju jika penanganan kasus dugaan penistaan agam tidak cepat ditangani.


Dalam kesempatan itu dia pun mengajak kaum nasionalis maupun religius selalu bersatu dalam NKRI. Di akhir sambutannya, Rachmawati Soekarnoputri memberikan buku 'Revolusi Belum Selesai' kepada Habib Rizieq Syihab, KH Bachtiar Nasir, KH Misbahul Anam, dan KH Muhammad Zaitun.


"Saya ingin memberikan kenang-kenangan buku 'Revolusi Belum Selesai'", tutup Rachmawati. (jpnn.com)

Potongan Bambu di Markas FPI Jelang Demo 4 November, Bawa Bambu Runcing?

 
Potongan bambu yang disiapkan FPI untuk aksi 4/11. Foto: Amjad/JPNN


alirantransparan.blogspot.com � Markas Besar FPI tak salah disebut sebagai salah satu titik sentral persiapan aksi Bela Islam II yang digelar Jumat (4/11) nanti. Selain sudah disiapkan dapur umum, kebutuhan konsumsi dan perlengkapan aksi juga sudah ditempatkan di sana.

Dari pantauan JPNN, selain air mineral dan barang-barang konsumsi lainnya, ada juga perlengkapan aksi seperti bambu. Bukan untuk berperang, tapi itu digunakan untuk membawa bendera yang akan dikibarkan dalam aksi. Ukuran bambu-bambu itu tak panjang.

Hanya kurang lebih satu meter. Namun, di antara beberapa bambu itu terlihat ada yang runcing, meskipun tidak semuanya. Bambu itu diletakkan di dekat wisma FPI. Pihak Mabes FPI menolak memberikan keterangan terkait kelengkapan aksi.

Hanya salah seorang yang terlihat menggunakan baju FPI di sekitar lokasi Salman yang sempat menegaskan, bahwa kebutuhan aksi seperti spanduk dan bendera sudah dipersiapkan dengan matang.

�Ente kalau mau ikut, datang Jumat ya. ba�da Jumat kita semua ke Istiqlal ramai-ramai, ada yang berangkat juga dari titik tertentu nanti biar bisa lolos kita,� ucapnya kepada JPNN yang sempat menyamar memakai sarung dan baju koko di sekitar masjid di Petamburan III.

Sebelumnya, beberapa orang FPI mengaku sudah antipati dengan media. Mereka menolak diwawancara dan menolak untuk diliput kegiatan-kegiatannya yang ada di Mabes.

Beruntung, JPNN bisa mengabadikan beberapa gambar dengan cara menyamar sebagai salah satu peserta aksi dari daerah yang membutuhkan tempat menginap.(jpnn.com via pojoksatu.com)

Warga Marah pada Pemuda FPI yang Hina Ahok dan Hampir Dikeroyok, Warga: FPI itu Apa Sih? Jangan Jelek-jelekkin Ahok Donk

 
Calon Gubernur (cagub) DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blusukan ke Jalan Tanjung Barat, Gang Langgar, RT 13/RW08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.


alirantransparan.blogspot.com - Hari ini, Kamis (3/11), Calon Gubernur (cagub) DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blusukan ke Jalan Tanjung Barat, Gang Langgar, RT 13/RW08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Ahok langsung disambut oleh warga dan dikerumuni warga. Selagi asyik menyapa warga, tiba-tiba ada seorang pemuda mengendarai sepeda motor melintasi jalan Gang Langgar menuju arah Jalan Tanjung Barat.

Pemuda tersebut mengeluarkan kata-kata yang membuat warga sekitar marah. "Ngapain nyambut Ahok di sini. Dia kan sudah menghina agama Islam. Buat apa disambut-sambut kayak begitu. Penghina agama Islam," kata pemuda itu sambil terus menjalankan motornya menembus barisan warga.

Sementara Ahok sudah berjalan di belakang pemuda tersebut.

Mendengar perkataan pemuda tersebut, sontak saja beberapa warga langsung mengejar pemuda yang naik motor itu.

"Woi, lu jangan hina-hina Ahok di sini. Jaga mulut lu ya," kata seorang bapak.

"Saya enggak takut Pak. Saya ini FPI. Saya FPI," kata pemuda itu.

Tak tahan dengan ulah pemuda itu, warga langsung meneriakkan, "Tangkap. Tahan motor itu."

Setelah berhasil dihentikan, beberapa warga yang ingin mengeroyok pemuda tersebut langsung dicegah polisi yang sudah berjaga-jaga di lokasi tersebut. Setelah diberikan peringatan selama lima menit agar tak mengulangi perbuatannya, pemuda itu langsung diminta segera meninggalkan tempat tersebut.

Seorang warga mengatakan pemuda itu bukan warga Gang Anyar. Karena semua warga Gang Anyar menerima kedatangan Ahok, tak peduli dengan isu SARA yang sedang menimpa mantan Bupati Belitung Timur ini.

"Ngaku-ngaku FPI. FPI itu apa sih. Jangan jelek-jelekin Ahok dong. Dia bukan anak sini, mungkin anak atas. Mulutnya itu loh. Sekarang sudah dapat pemimpin muslim yang amanah apa enggak? Kalau ada pemimpin muslim yang amanah kita juga pasti pilih yang muslim. Tapi jangan jelek-jelekin orang," kata Sri.

Warga lainnya, Tiara (35), mengatakan tadi ia menyampaikan kondisi lingkungan Gang Anyar yang sering banjir. Terakhir banjir terjadi pada 22 April 2016. Kepadanya, Ahok mengatakan akan memperbaiki drainase di sekitar permukiman agar mampu menampung aliran air hujan.

"Kata Pak Ahok, mau diperbaiki. Ya mudah-mudahan saja. Saya melihat Pak Ahok bagus. Dia tegas dan kerjanya bagus. Mudah-mudahan kalau terpilih lagi, bisa meningkatkan kesejahteraan warga di sini," kata Tiara.(beritasatu.com)

Warga Kampung Pulo Senang Semua 'Alat Tempur' untuk Hadapi Banjir tidak Dipakai Lagi, Kini Bisa Tidur Nyenyak






alirantransparan.blogspot.com - SAMBIL menyeruput kopinya, Muhammad Yusuf, 66, begitu menikmati sore hari dengan kongko di jalan inspeksi, persis di pinggir Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta Timur. Hujan deras baru saja berhenti sehingga membuat sejuk udara sekitar.

Bersama sejumlah tetangganya, Yusuf tengah menikmati pemandangan tingginya permukaan air Kali Ciliwung yang sedikit berombak.

�Kalau tinggi dan berombak begini, artinya di hulu sedang hujan deras. Kalau dulu, situasi begini sudah bikin kita enggak bisa tidur, tapi sekarang cukup jadi tontonan saja,� canda Yusuf.

Bertahun-tahun menetap di Kampung Pulo sejak lahir membuat Yusuf dan seluruh warga yang bermukim di situ sudah �akrab� dengan banjir. Saking akrabnya, di tiap rumah pasti telah tersiapkan berbagai �alat tempur� menghadapi banjir.

�Misalnya, tiap rumah pasti punya ban bekas. Jumlahnya sesuai dengan jumlah jiwa yang tinggal di rumah itu. Itu jadi sampan kalau banjir. Tapi sekarang sudah enggak terpakai semua itu,� kata Yusuf.

Tak cuma ban bekas, sambungnya, warga juga punya persiapan unik lainnya. Misalnya saja, hampir seluruh warga Kampung Pulo tak mau menempatkan sofa di ruang tamu.

�Kalau rumahnya berlantai dua, sofa pasti ada di lantai atas. Tapi kalau rumahnya cuma satu lantai, pasti semua kursinya dari plastik. Sofa itu paling sulit diselamatkan kalau banjir,� ujarnya.

Namun, kini, sejak Pemprov DKI Jakarta menormalisasi Kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo dan sebagian Kampung Melayu, semua persiapan dan �alat tempur� itu sudah tidak diperlukan lagi.

Tak cuma bebas dari banjir, sambung Yusuf, keberadaan jalan inspeksi juga berdampak pada perubahan perilaku warga. Keberadaan jalan inspeksi membuat kawasan bibir kali menjadi bersih sehingga warga enggan membuang sampah di situ.

�Dulu warga suka mambuang sampah di pinggir kali, bahkan banyak yang buang ke kali. Tapi sekarang, dengan adanya tempat-tempat sampah di sepanjang jalan inspeksi, warga jadi disiplin buang di situ, dan tiap hari ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah-sampah warga. Semuanya tak bayar alias gratis,� terang Yusuf.(mediaindonesia.com)

Pahit!! Politisi Ini Sebut SBY Manfaatkan Kasus Ahok Demi Kepentingan Anaknya Sebagai Cagub DKI





alirantransparan.blogspot.com - Politisi PDI Perjuangan Charles Honoris menganggap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan intervensi proses hukum yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 

Hal itu disampaikan Charles menyikapi pernyataan SBY terkait kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Ahok.

"Sebagai tokoh politik yang pernah menjabat sebagai Presiden, SBY harusnya berdiri diatas semua golongan dan menjadi penyejuk," kata Charles melalui keterangan tertulis, Rabu (2/11/2016).

Bareskrim Polri, lanjut Charles, saat ini tengah mengusut seluruh laporan masyarakat terhadap Ahok. Penyelidik sudah memeriksa para saksi. Bahkan, Ahok juga sudah dimintai keterangan.

Karena proses hukum tengah berjalan, Charles menganggap, SBY menggunakan kasus Ahok untuk kepentingan pencalonan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam Pilgub DKI.

"Statement SBY pagi ini terkait rencana aksi 4 November semakin menunjukkan bahwa SBY sedang berupaya menggunakan aksi ini untuk kepentingan Pilgub DKI yang kita ketahui putra sulung SBY ikut menjadi calon Gubernur DKI," tutur Bendahara Tim Pemenangan Ahok-Djarot itu.

"Indonesia bukan hanya Jakarta, jadi jangan lah para tokoh nasional hari ini menghalalkan segala cara untuk memenangkan pilkada di Jakarta dengan merusak sendi persatuan dan kesatuan bangsa," sambungnya.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, SBY mengingatkan Polri agar jangan sampai negara "terbakar" terkait proses hukum terhadap Ahok.

"Kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, Pak Ahok mesti diproses secara hukum. Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum," ucap SBY.

SBY menekankan kasus yang dituduhkan kepada Ahok, yakni menistakan agama. SBY mengatakan, penistaan agama dilarang secara hukum seperti diatur dalam KUHP.

Ia lalu menyinggung adanya kasus serupa pada masa lalu yang diproses hukum dan dianggap bersalah. Karena itu, kata dia, jangan sampai Ahok diaggap tidak boleh diproses hukum.

"Kalau beliau diproses, tidak perlu ada tudingan Pak Ahok tidak boleh disentuh," kata Presiden keenam RI itu.

"Setelah Pak Ahok diproses secara hukum, semua pihak menghormati, ibaratnya jangan gaduh," kata dia.
SBY juga mengingatkan aparat penegak hukum untuk mendengarkan protes masyarakat. Ia meyakini, unjuk rasa bakal terus terjadi jika protes tersebut diabaikan.(kompas.com)