Latest News

Showing posts with label ahok. Show all posts
Showing posts with label ahok. Show all posts

Friday, October 14, 2016

Demo Anti Ahok di Tegal, Seorang Pendemo Semaput

 
Mahasiswa dan petugas kepolisian membawa salah satu peserta yang pingsan di tengah aksi, Rabu (12/10).
K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL


alirantransparan.blogspot.co.id - Seorang pendemo di depan Mapolres Tegal Kota jatuh pingsan saat berunjuk rasa untuk menuntut Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok agar dituntut secara hukum, Rabu (12/10) siang.
Insiden pendemo yang semaput itu terjadi saat massa Forum Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat (FPMM) berjalan kaki dari kampus Universitas Pancasakti (UPS).

Setelah tiba di depan Mapolresta Tegal Kota, pendemo secara bergantian mereka melakukan orasi.


Eka salah satu pendemo dalam orasinya mengecam tindakan Ahok yang dinilai telah melakukan penistaan terhadap Alquran.

"Karenanya, kami berharap institusi Polri segera merespons laporan dan segera mengadili Ahok," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Wakapolres Tegal Kota Kompol Ibu Bagus mengatakan, jajarannya akan menampung aspirasi massa.

Selanjutnya, aspirasi itu akan diteruskan ke Polda Jateng. �Selanjutnya akan diteruskan ke Polda Metro," paparnya.

Selanjutnya, kata Wakapolres, jajarannya siap menerima laporan pengaduan terkait hal itu. Kemudian akan disampaikan ke Mabes Polri untuk diproses lebih lanjut.

Usai penyampaian tersebut, tiba-tiba salah satu pendemo jatuh pingsan. Massa lainnya dibantu petugas kepolisian akhirnya mengevakuasi korban ke dalam Mapolresta.

Beruntung korban sadar setelah mendapat penanganan petugas. Setelah menyampaikan aspirasinya, puluhan massa kemudian membubarkan diri.(jpnn.com)

Wednesday, October 12, 2016

MUI di ILC Tadi Malam: Ahok Harus Dihukum Mati, Dipotong Kaki dan Tangannya atau Diusir dari Indonesia




alirantransparan.blogspot.co.id � Perdebatan soal Ahok terus bergulir, seperti yang terjadi malam ini di ILC TvOne. 

MUI kembali menerang fatwa yang telah dikeluarkannya tadi siang.

Narasumber ILC, Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI Pusat)

Untuk itu Majelis Ulama Indonesia merekomendasikan:

1. Pemerintah dan masyarakat wajib menjaga harmoni kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Pemerintah wajib mencegah setiap penodaan dan penistaan Al-Quran dan agama Islam dengan tidak melakukan pembiaran atas perbuatan tersebut.

3. Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Aparat penegak hukum diminta proaktif melakukan penegakan hukum secara tegas, cepat, proporsional, dan profesional dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap penegakan hukum.

5. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi main hakim sendiri serta menyerahkan penanganannya kepada aparat penegak hukum, di samping tetap mengawasi aktivitas penistaan agama dan melaporkan kepada yang berwenang. 


Dan dalam dialog yang di pandu oleh bung karni Ilyas, MUI tambahkan, � Harus Ahok dihukum mati, dipotong kaki dan tangannya atau di usir dari Indonesia. �. (nkritoday.com) 

baca juga: - Gus Mus: MUI Itu Sebenarnya Makhluk Apa? Tiba-tiba Dijadikan Lembaga Fatwa 

Di ILC Semalam, Buya Syafii Maarif Sebut Ahok itu Bukan Orang Jahat

Tuesday, October 11, 2016

DKI Bangun Rusun Dengan Empat Kategori Hunian Layak dan Manusiawi bagi Warga Jakarta



alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, saat ini sudah tidak mungkin mengadakan program hunian murah dengan membangun rumah 1-2 lantai di Jakarta. 

Penyebabnya, harga tanah sudah semakin mahal. Dengan harga tanah yang mahal, ia tidak yakin warga penghuni yang merupakan warga tidak mampu sanggup membayar cicilannya.

"Kalau hitungan kami enggak bisa mereka bayar," kata dia di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (10/10/2016).

Pria yang biasa disapa Ahok ini meyakini konsep yang saat ini dijalankan sudah tepat, yakni hunian murah dibangun dengan model hunian vertikal. Ia menyebut Pemprov DKI memiliki empat konsep hunian vertikal.

Tipe pertama adalah rumah susun sederhana sewa untuk warga tidak mampu. Konsep ini menyediakan tipe hunian bersubidi bagi warga, tidak hanya dalam hal biaya sewa, tapi juga penyediaan layanan bus gratis, kesehatan gratis, dan dana Kartu Jakarta Pintar untuk penghuninya.

Untuk konsep kedua, Ahok menyebut Pemprov DKI berencana membangun rumah susun dengan tarif setara rumah kos. Lokasi hunian tipe ini akan dibangun di sekitar stasiun mass rapid transit (MRT) ataupun light rail transit (LRT).

Menurut Ahok, hunian tipe ini akan diperuntukan bagi pekerja yang hunian tetapnya ada di kawasan penyangga.

"Kami mau hemat waktu mereka (ke tempat kerja)," ujar Ahok.

Untuk konsep hunian ketiga, Pemprov DKI akan membangun tipe hunian bagi warga yang berpenghasilan Rp 10 juta tahun ke atas. Namun, pada hunian tipe ini, pemilik tidak boleh menjual ke orang lain jika sudah tidak ingin menempatinya.

Sedangkan hunian keempat adalah pembangunan apartemen. Pada hunian tipe ini, ia menjanjikan pemilik mendapatkan sertifikat hak milik. Penghuni juga boleh memperjual belikan unit huniannya.

Menurut Ahok, Pemprov DKI akan membangun empat konsep hunian vertikal secara bertahap. Untuk saat ini, Pemprov DKI masih fokus menyelesaikan konsep hunian vertikal untuk tipe pertama.

"Yang pertama duluan apa? Yang jelas yang pindahan dari sungai atau waduk. Dia tidak mampu beli. Nah inilah inkubator, kasih modal kerja, kasih kesehatan, pendidikan anaknya semua. Naik bus semua. Supaya dia 1-2 generasi hidupnya lebih baik," ucap Ahok.(kompas.com)

Ahok Minta Maaf untuk Kepentingan Bangsa, Tunjukkan Sikap 'Yang Waras, Mengalah'



alirantransparan.blogspot.co.id - Gembira saya membaca berita bahwa Ahok meminta maaf atas ucapannya soal Al Maidah 51.

Saya merasa bahagia karena itu kembali menunjukkan dia memang tokoh yang layak didukung. Selama ini saya tahu dia itu tegas, berani melawan korupsi, bersih, berintegritas, pro pada pelayanan publik, dan visioner.

Kini saya tahu dia memang bijaksana dan rendah hati.

Meminta maaf untuk sesuatu yang bukan merupakan kesalahan Anda, sama sekali tidak mudah.
Ahok membuktikan dia bersedia melakukan itu, kendatipun dia tahu dia tidak bersalah.

Dia tahu, kontroversi soal Al Maidah ini menyebar gara-gara ucapannya dipelintir dan dicabut dari konteks pernyataan utuhnya. Siapapun yang menyaksikan dialog Ahok di Pulau Seribu itu akan tahu Ahok tidak sedang menghina Islam dan tidak sedang mengkampanyekan dirinya.

Dia tahu ini, dia cuma jadi korban kelompok-kelompok yang dengan sengaja  menyebar fitnah untuk menjatuhkan dia.

Dia tahu kalau dia meminta maaf, dia akan menjadi korban bulan-bulanan para pembencinya. Dia akan dicap �penjilat ludah�, �penakut�, �pembohong�, dan sebagainya.

Dia tahu bahwa bagi sebagian orang yang berhati busuk, permintaan maaf itu akan dijadikan bahan untuk menyatakan bahwa Ahok memang menghina Islam.

Tapi toh, Ahok melakukan itu.

Bagi saya, ini menunjukkan kualitas dia sesungguhnya.

Pertarungan menuju Pilkada DKI 2017 ini memang sudah berlangsung di jalan yang salah, karena adanya kelompok-kelompok yang sengaja membawa isu SARA. Mereka terus mengadudomba bukan cuma warga DKI, tapi juga bangsa Indonesia. Sebagaimana Pilpres 2014, Pilkada DKI 2017 ini pun membelah masyarakat.

Karena itu, setiap kita seharusnya menghentikan peluang sekecil apapun ke arah pembelahan atas dasar ras dan agama.

Ahok melakukannya dengan meminta maaf atas ucapannya agar kontroversi ini tidak berkelanjutan. Dia bisa saja terus bertahan. Dia bisa saja melakukan serangan balik.  Tapi dia tidak melakukannya.

Ahok memilih merendah, bersikap bijaksana dengan meminta maaf.  Menurutnya, mari sudahi  kontroversi ini. Dia meminta maaf kalau dia ternyata menyinggung keagamaan umat Islam, dan meminta semua warga �move on� ke arah masalah-masalah yang lebih riil bagi masyarakat Jakarta dan bangsa.

Ada ungkapan Jawa: �Yang waras, mengalah�.

Dengan melakukan itu, Ahok memberi contoh bahwa kadang demi kepentingan bangsa, Anda harus bersedia merendahkan diri.  Kewarasan semacam itu yang akan menyelamatkan bangsa.

Ahok tentu melakukan itu dengan harapan pihak lain pun melakukan hal serupa. Komunikasi hanya akan bisa berlangsung baik kalau semua peserta komunikasi bersedia melepaskan sebagian ego mereka untuk bertemu di tengah.

Ahok sudah memberi teladan. Mudah-mudahan bangsa ini mau belajar darinya.(ade armando/madinaonline.id)

PWNU: Permohonan Maaf Ahok Tunjukkan Sikap Kenegarawanannya



alirantransparan.blogspot.co.id - Katib Syuriah PWNU Jakarta Ahmad Zahari menilai permohonan maaf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pernyataan soal Surat Al Maidah 51 yang menjadi polemik dianggap sebagai sikap kenegarawanan.

"Saya menyambut baik sikap Ahok meminta maaf ternyata Ahok tidak sombong terlepas kontroversi Ahok salah atau tidak," kata Ahmad Zahari di Jakarta Senin.

Zahari menganggap ucapan permohonan maaf Ahok akan menetralisir keadaan dan menghentikan polemik di tengah masyarakat Jakarta, serta Indonesia.

Zahari berharap sikap Ahok itu menciptakan situasi yang kondusif menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI serentak 2017.

Sejak muncul rekaman video pernyataan Ahok soal surat Al Maidah 51 itu, Zahari mengharapkan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyampaikan permohonan maaf karena telah berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat di Jakarta.

Selama ini, Zahari tidak menampik sosok Ahok dinilai sebagai orang yang arogan namun hal itu ditepis setelah Ahok meminta maaf kepada umat Islam.

"Meminta maaf itu menunjukkan dia (Ahok) memiliki kepekaan yang sangat tinggi," tegas Zahari.

Zahari menegaskan pengikut Nahdlatul Ulama (NU) memiliki keseragaman dalam cara beribadah dan pendidikan namun bebas memilih calon pemimpin sesuai hati nurani dalam berpolitik.

Secara kelembagaan, Zahari juga menambahkan NU tidak menginstruksikan memilih pasangan calon tertentu pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Namun terdapat kriteria pemimpin yang harus dipilih yakni memberikan manfaat bagi masyarakat, pekerja keras, punya visi yang baik, jujur, adil dan transparan.(antaranews.com)

Monday, October 10, 2016

Tak Ada Petahana yang Bisa Memimpin 2 Periode, Dalam Sejarah Jakarta. Benar kah?




alirantransparan.blogspot.co.id- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memastikan, elektabilitas petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat semakin merosot. Suara mereka terancam oleh elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni serta Anies Baswedan dengan Sandiaga Salahuddin Uno. 

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio membenarkan bahwa saat ini elektabilitas pasangan petahana? yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Hanura dan Nasdem itu semakin anjlok. Bahkan, Hendri menilai potensi Ahok-Djarot keok di Pilgub DKI semakin besar.

"Sejarahnya selama pilkada langsung di Jakarta, belum ada petahana mampu dua periode? memimpin," kata Hendri saat berbincang dengan Okezone, Rabu (5/10/2016). 

Hendri menilai, konsistensi pasangan Anies dan Sandiaga dalam menggalakkan program ekonomi berbasis kerakyatan di Ibu Kota semakin menarik minat pemilih. "?Peluangnya besar apalagi bila Sandiaga konsisten menunjukkan programnya di bidang ekonomi dan Anies, bisa memperkuat jaringan akar rumputnya?," urai Hendri. 

Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan survei serupa. Berdasarkan data yang dihimpun dari pemilih di Ibu Kota, para konsituen menginginkan adanya perbaikan ekonomi dan lapangan pekerjaan di DKI.

 "?Dari hasil survei Kedaikopi yang paling dibutuhkan warga Jakarta adalah perbaikan ekonomi atau menurunnya harga sembako dan lapangan pekerjaan," pungkas Hendri.(okezone.com)