Latest News

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Sunday, October 23, 2016

Apa Hubungannya Buni Yani, dan Salim Bin Muhsin yang Anti Ahok dengan Anies Baswedan? Foto-foto Ini Berikan Bukti Kedekatannya




alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat didemo saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Akasia di Tebet, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, seorang pria juga mengganggu jalannya acara peresmian.

Pria bergamis putih tiba-tiba masuk ke lokasi peresmian RPTRA di Jalan Tebet Barat Raya, Jaksel, Jumat (21/10/2016). Di tengah-tengah Ahok menyampaikan sambutan, pria yang mengaku seorang habib ini maju ke depan dan berteriak-teriak ke arahnya.

"Saya mau ngomong, saya mau ngomong," ujar pria itu berkali-kali.

Kehadirannya tentu saja membuat perhatian para tamu undangan terpecah. Ahok pun tak banyak meladeni dan memintanya untuk menunggu jika ingin berbicara.

"Nanti aja ya, nanti," kata Ahok kepada orang itu.

Belakangan diketahui Pria tersebut adalah Salim Bin Muhsin. Dan kemudian diketahui juga pria yang hadir di Tebet ini, juga merupakan pendukung Anies Bawesdan. Hal ini diketahui saat mengisi acara di Balai Budaya, Menteng, Jakarta Pusat Sabtu (22/10/2016) atau tepat sehari sesudah Ahok didemo di Tebet. 





Artikel detik.com>>>http://news.detik.com/berita/d-3326989/anies-baswedan-kampung-kampung-jangan-digusur-tapi-dilukis


Artikel detik.com>>http://news.detik.com/berita/d-3326056/tak-hanya-didemo-ahok-juga-diinterupsi-saat-beri-sambutan-di-rptra-tebet

Namun bisa jadi Anies Bawesdan kembali mungkir dan mengatakan tidak mengenal Salim bin Zindan. Sebagaimana Anies yang pernah mengatakan tidak mengenal Buni Yani. 

Padahal Buni Yani mengatakan dirinya dekat dengan Anies sewaktu di Amerika Serikat (AS). Buni saat itu menjadi jurnalis VOA di Washington DC dan pada saat bersamaan Anies dan Sandiaga Uno juga sedang kuliah di Washington.




Buni Yanni pun sempat memarken foto dirinya dengan Anies Baswedan supaya orang orang percaya bahwa antara dirinya dengan Anies sudah saling kenal. 






Kalau begini, apakah Anies mempraktekan politik santun yang sebenar-benarnya? Ataukah cuma omong kosong...!!
Jangan mimpi Pilgub DKI akan berlangsung santun. Sebab ini tentang kekuasaan. Tentang APBD 80 triliun. Tentang langkah dan cita-cita menuju kursi Presiden atau Wapres. Dan untuk itu semua, menghalalkan segala cara mungkin adalah satu-satunya cara untuk mengalahkan Ahok yang sudah bekerja dan melakukan banyak perubahan bagi Jakarta.(vr@beritateratas.com)

Friday, October 21, 2016

Jokowi Berantas Pungli. Bukannya Bersyukur, Rachmawati Malah Nyinyir. Ngomong Begini




alirantransparan.blogspot.co.id - Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri tak terkesan dengan gerakan pemberantasan pungutan liar (pungli) yang baru-baru ini dicanangkan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, program ini hanya satu di antara banyak jurus pencitraan sang presiden.

Rachma mengatakan, pemberantasan pungli menjadi pencitraan ketika di sisi lain pemerintah tak punya keberanian memberantas korupsi.

"Masyaallah yang pungli kelas teri diuber dan ditangkap, sedangkan yang korupsi kelas kakap dibiarkan, dan malah dikasih amnesty," kata Rachma.

Belum lagi, sambung Rachma, adalah pelaku dalam kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Padahal kasus ini merupakan kasus korupsi yang menyengsarakan rakyat seumur hidup dan sebagaimana disebutkan JK sendiri mencapai 700 triliun lebih.

"Pemberantasan pungli hanya menjadi lip service janji kosong penguasa utamanya KPK akan mengusut mega-skandal korupsi tersebut. Karena tidak sanggup menangkap korupsi kakap maka urusan pungli kelas teripun dijadikan sasaran tembak," jelas Rachma.

"Sementara ada pejabat yang sudah tersangka gratifikasi saja masih bisa jadi Wakapolri bahkan dijdikan Kepala BIN. Preseden buruk yang mencoreng Polri sebagai penegak hukum. Jadi apa gunanya berantas Pungli jika atasan memberi contoh buruk malah dilindungi," demikian Rachma. (jpnn.com)

Hanura Semprot PKS yang Singgung SARA Saat Rapat Paripurna


Anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf


alirantransparan.blogspot.co.id � Ketua DPP Partai Hanura, Dadang Rusdiana meminta kepada anggota DPR tidak membicarakan hal sensitif saat melakukan rapat paripurna terutama mengenai SARA seperti yang disampaikan anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf. ?�Jangan bicara yang sensitif seperti larang-larang orang memilih pemimpin karena perbedaan agama, itu SARA yang sensitif,� kata Dadang di Jakarta, Kamis (20/10).

Ia menjelaskan kalau berbicara suku, ras, agama dan antargolongan bisa panjang bahkan bisa membahayakan situasi keamanan negeri ini. Padahal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah disepakati para pendiri bangsa dari berbagai agama dan suku.

�Pancasila adalah kesepakatan, jadi kita harus bicara dalam perspektif Pancasila ketika berbicara di wilayah publik, maka agama yang kita bicarakan adalah sebagai moralitas dan akhlak,� ujar Sekretaris Fraksi Hanura di DPR ini.

Sementara Juru Bicara Tim Sukses Ahok-Djarot, Miryam S Haryani menilai wajar apa yang disampaikan oleh anggota DPR Fraksi PKS Almuzammil Yusuf mengenai toleransi. Namun, Miryam mengaku Fraksi Hanura tidak akan meniru hal tersebut.

�Pernyataan yang dibacaka PKS di paripurna sesuatu yang wajar, karena semua berharap toleransi selalu jadi pegangan kita dalam berbagai kondisi tidak hanya pilkada,� kata anggota Komisi V DPR Fraksi Hanura ini.

Ia mengatakan tensi politik yang meninggi merupakan sesuatu yang perlu disikapi dengan bijaksana oleh setiap pihak, segala sesuatu terjadi karena merupakan bentuk reaksi atas aksi yang muncul sebelumnya sehingga setiap orang harus bisa saling menahan diri.

�Bagi kami Partai Hanura tidak akan meniru hal yang sama di paripurna, karena yang jauh lebih penting adalah substansi dan pelaksanaan dari toleransinya itu,� jelas dia.

Sebelumnya, anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf membuat situasi ruangan rapat paripurna bergemuruh karena membacakan surat terkait pernyataan Gubernur DKI soal Al-Maidah ayat 51? pada Rabu (19/10).
?
�Saya hanya ingin menyampaikan satu hal yang menjadi hak saya sebagai dewan. Saya ingin menyampaikan soal suara seseorang tentang makna toleransi,� kata Muzammil.


Di samping itu, Muzammil mengingatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menegakkan hukum. Kemudian, ia juga menyinggung pernyataan yang disampaikan oleh mantan Kepala BIN Hendropriyono.

�Saya ingatkan kepada Presiden, Kapolri, negara kita negara hukum, hormati hukum. Pernyataan kami kalau ada anggota mari didukung, kita hanya tuntut jalur hukum,� ujarnya.

Oleh karena itu, Muzammil meminta kepada masyarakat tidak perlu takut dengan peringatan yang dilontarkan Hendropriyono mengenai situasi keamanan menjelang pilkada.

�Tak perlu ditakutkan seperti apa yang dikatakan Hendropriyono. Tak perlu. Karena kita tak ingin onar. Kita hanya menjalankan Pancasila. Saya ajak takbir. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilham,� kata Muzammil yang diiringi gema suara takbir.(indopos.co.id)

Thursday, October 20, 2016

MEMANAS!! Begini Sajak 'Raisopopo' dari Fadli Zon di 2 Tahun Jokowi-JK, Dibalas Oleh Eva Sundari dengan Sajak Begini





alirantransparan.blogspot.co.id - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai belum banyak hasil yang bisa dirasakan rakyat selama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memimpin 2 tahun ini. Sajaknya berjudul 'Raisopopo' yang ditulis tahun 2014 silam dirasa masih relevan untuk dibacakan saat ini.

"Sikap kritis itu bukan karena benci atau dendam, tapi kita memberikan analisis masukan kritik ke pemerintah agar bisa memiliki pegangan," kata Fadli Zon di awal pembicaraan saat berkunjung ke redaksi detikcom, Jalan Warung Jati Barat Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).

Fadli mengatakan bahwa sudah tugas DPR untuk melakukan check and balance. Dia sendiri sudah langsung bertanya kepada warga yang dia temui tentang kondisi setelah dipimpin Jokowi selama 2 tahun.

"Saya ajukan 2 pertanyaan. Apa hidup sekarang lebih mudah atau lebih susah. Rata-rata jawab lebih susah. Saya juga tanyakan apakah cari pekerjaan di era Jokowi makin mudah atau susah. Jawabannya makin susah," ucap Waketum Gerindra ini.

"Pemerintahan Pak Jokowi selama 2 tahun ini belum banyak hasilnya dibanding yang dijanjikan dan ekspektasi yang begitu besar," sambungnya.


Banyak hal yang disoroti oleh Fadli, mulai dari perpecahan partai politik, harga daging yang tetap tinggi, hingga kondisi perekonomian yang terlalu tergantung pada China. Ada satu aspek yang dinilainya paling parah selama Jokowi memimpin negera ini.

"Hukum, yang menjadi alat kekuasaan dan alat politik. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Sesuai selera atau pesanan. Hukum kita jadi alat kekuasaan yang membahayakan. Itu salah satu yang terburuk," tegas Fadli.

President Global Organization of Parliaments Against Corruption (GOPAC) ini juga merasa pemberantasan korupsi belum maksimal dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Menurut Fadli, banyaknya jumlah operasi tangkap tangan (OTT) bukan jadi ukuran.

"Korupsi tinggi di eksekutif legislatif yudikatif. Belum terlihat pemberantasan korupsi sudah mencapai perbaikan. Keberhasilannya bukan berapa banyak yang ditangkap tangan, tapi berkurang korupsinya. Sekarang masih tetap merajalela di semua kamar," ungkapnya.

Jokowi juga dinilai masih terlalu banyak pencitraan di 2 tahun pertamanya. Fadli pun mengingatkan bahwa Pilpres 2019 masih jauh.

"Terlalu banyak pencitraan. Pencitraan tidak bisa dipisahkan dari politik. Tapi ini terlalu banyak, overload," papar Fadli.

Di ujung perbincangan, detikcom menantang Fadli Zon untuk membuat sajak terkait 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Dia akhirnya memilih sajak lamanya yang dirasa masih relevan.

Sajak itu berjudul 'Raisopopo' yang pertama kali dia bacakan pada 16 April 2014 silam. Dengan sedikit modifikasi, Fadli lalu membacakan sajak tersebut.

Raisopopo

Aku raisopopo
Seperti wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Melenggok tanpa tujuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan
Diantara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima

Sudah kubilang dua tahun lalu, aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo


Balas Puisi Fadli Zon, Eva Sundari: Raisopopo Mung Kerjo





Sementara itu politisi PDIP Eva Kusuma Sundari membuat puisi untuk 2 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Puisi berjudul 'Raisopopo Mung Kerjo' yang dirakit Eva di kantor DPP PDIP pada Rabu (19/10/2016) malam kemarin itu untuk 'membalas' sajak Fadli Zon.

Menurut Eva 'serangan' bahwa Jokowi-JK hanya bisa memberi sejuta janji tanpa kenyataan harus dijawab dengan kerja. Dengan bekerja, Jokowi-JK bisa menumbuhkan harapan di tanah Papua, antar provinsi di Pulau Sumatera saling terhubung.

Tanpa bermain kata-kata, Jokowi-JK berhasil mewujudkan masyarakat Indonesia di bagian timur untuk mengejar keterpisahan. Nelayan-nelayan Indonesia yang sempat terpinggirkan, kini kembali menjadi penguasa.

"Indonesia Timur tumbuh mengejar keterpisahan. Nelayan juga kembali menjadi penguasa samudera," kata Eva.

Eva pun meminta pengkritik pemerintahan Jokowi-JK menggunakan data valid saat ingin mengkritik. Dari data yang dia miliki, pemerintahan Jokowi-JK cukup bagus di 2 tahun usianya ini. "Dua tahun Jokowi-JK apresiasi masyarakat cukup signifikan meski dapat tekanan fiskal. Kita ada terobosan tax amnesty tersukses di dunia yang mendapat apresiasi IMF," tambah Eva yang juga Sekretaris Badan Latihan Pusat DPP PDIP itu.

Berikut ini puisi balasan Eva untuk Fadli Zon.

Raisopopo mung Kerjo

Katamu
Sejuta harapan
mimpi tanpa kenyataan
dendam yang harus terus ditabuhkan

Hanya bisa kujawab dengan Kerja
Aku memilih kerja
daripada bermain kata

Masih 2 tahun, kuhanya bisa
mengajak rakyat bekerja

Sehingga

Papua dalam benderang dan
kemudahan
Sumatra saling terhubung dan
tersambung

Indonesia Timur tumbuh mengejar
keterpisahan
Nelayan kembali menjadi penguasa
samudra

Petani mensyukuri berkah bumi yang
memberi panen raya
Kesejahteraan tidak dirampok inflasi
Pariwisata, rupiah, neraca kompak
menjadi perkasa

Kuakan lanjut bekerja sehingga
Sabang sama rasa dengan Merauke;
Muslim, Nasrani, Hindu, Budha,
Konghucu, penghayat tenang berdoa
untuk menyudahi sulutan kebencian
atas persatuan dalam keberagaman

Aku mung bisa kerjo

Maka,
tetaplah lantang bicara
Tapi sebaiknya dengan mata terbuka
Sehingga katamu bersambung fakta

Buka pula telinga
Sehingga katamu
Bersambung suara gebrakan
perubahan
bukan suara fatamorgana yang kau
ciptakan

Bukan pula dari keinginan atas
kegagalan yang kau bunyikan

Monggo makaryo..

Jakarta, 20 Oktober 2016

Eva Sundari
 
(detik.com)

Tuesday, October 18, 2016

Jokowi Selalu Salah di Mata Fadli Zon, Fadli Anggap Jokowi Korban Informasi. Fadli: Archandra Tahar Apa Hebatnya? Biasa Saja

 

alirantransparan.blogspot.co.id  � Terkait keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengangkat Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Politisi Gerindra Fadli Zon pun angkat suara.

Wakil Ketua DPR mengaku tidak sependapat dengan pengangkatan Arcandra, karena dinilainya tidak sehebat yang diperbincangkan banyak orang.

"Arcandra apa sih hebatnya? Menurut saya dia biasa-biasa saja, masih banyak yang jauh lebih hebat dari dia. Saya kira pendapat ini di kalangan dunia ESDM kan mereka tahu, who is the best? Apakah dia yang terbaik," tandas Fadli di gedung DPR, Jakarta, Senin (17/10).

Fadli menilai empat hak paten yang dimiliki Arcandra terkait offshore, bukan merupakan prestasi. Sebab, kata dia, semua perusahaan juga bisa memiliki paten, bahkan bisa lebih dari empat.

"Coba saya pengen tahu, dia lebih pinter, punya perusahaan besar, paten? Semua orang bisa punya paten. Cuma empat sampai lima paten, satu perusahaan bisa 20.000 paten," kata Fadli.

Lebih jauh, Fadli menduga Presiden Joko Widodo menjadi korban informasi ketika mengangkat kembali Arcandra untuk memimpin Kementerian ESDM.

"Jangan-jangan cuma korban informasi, karena dia nggak ngerti dunia ESDM, Jokowi disodorin orang ini (Archandra), merasa orang yang paling hebat," kata dia. (jitunews.com)

Mengapa Masjid Jadi Tempat Ajang Terselubung Kampanye Hitam? (Heboh! Video Seorang Ibu Teriak Bunuh Ahok)


 
alirantransparan.blogspot.co.id - Kali ini ada tulisan menarik yang kami kutip dari sebuah akun di facebook yang berisi tentang pengajian di sebuah masjid di Jakarta yang menebarkan kebencian, mengajak, serta menghasut jamaahnya untuk tidak memilih Ahok, menangkap Ahok, dll. Postingan tersebut sudah dishare hingga ratusan netizen di fb.


Mari kita simak tulisan tersebut:

Kampanye hitam itu warnanya hitam.. gelap... pekat... serem...
Yg hitam2 itu biasanya diminati oleh setan, hantu, gondoruwo, kampret...

Jadi kampanye hitam itu dilakukan oleh setan, hantu, gondoruwo, kuntilanak, dan KMPRET...
Hari Minggu kemarin, saya kembali hadir ke pengajian Kwitang... lagi2 saya mendengar KAMPANYE HITAM yg dilakukan seorang yg mengaku Kyai... ucapannya hampir sama spt minggu lalu, yg intinya mengajak jamaah pengajian MENANGKAP AHOK... dan TIDAK MEMILIH AHOK... dg berbagai manipulasi2 berita dan provokasi kampungan....

Bukan apa2 ya guys...

Saya tahu jamaah pengajian kwitang itu isinya rata2 org luar jakarta... bekasi, karawang, bogor, depok, cilebut, tangerang, serang, banten. Penduduk Jakarta nya hanya sedikit kira2 10% saja yg sebagian besar cuma hadir utk belanja di pasar kaget kwitang bukan mendengarkan pengajian... 

Jadi, kita bisa tahu bhw upaya2 kampanye hitam yg mereka lakukan hanya sekedar menunaikan tugas dari sang pentolan KMPRET tanpa mampu mempengaruhi suara warga Jakarta secara significant.... 

Sebagai warga Jakarta yg ingin mempertahankan Gubernur Ahok semaksimal mungkin, saya hanya bisa memberi bukti bahwa kampanye2 hitam kepada Ahok bukan isapan jempol... bukan cuma guyonan belaka, melainkan sudah mereka lakukan secara nyata2... salah satunya diberbagai ceramah2 agama Islam di berbagai masjid2 yg seharusnya tidak dilakukan sebagaimana larangan pihak berwenang yg menyatakan bahwa kampanye dilarang dilakukan di tempat2 ibadah.... 

Tapi fakta nya, mereka TIDAK MENGGUBRIS... mereka menganggap remeh peraturan itu dan nekat melakukan kampanye Hitam semata karena MEREKA.BEGITU KETAKUTAN MELIHAT KEMENANGAN AHOK SUDAH DI DEPAN MATA!!!

Apalagi melihat partai PPP yg secara full mendukung AhokDjarot setelah sebelumnya hanya kubu Djan Faridz yg menyatakan dukungannya... 

Tanpa kampanye hitam... apalagi yang bisa mereka andalkan untuk mengalahkan Ahok?
Mereka lupa bhw Jika Allah berkehendak, siapa yg akan mampu menolak?




sumber: FB. Djati Erna Sahara