Latest News

Showing posts with label Pilgub DKI. Show all posts
Showing posts with label Pilgub DKI. Show all posts

Tuesday, October 11, 2016

Woww....!! Hebohkan Pasar, Agus Bersama Istri Blusukkan di Pasar Sindang, Koja

 
Agus Yudhoyono dan Annisa Pohan di Pasar Sindang (Foto: Yudhistira Amran Saleh/detikcom)


alirantransparan.blogspot.co.id - Setelah mengunjungi Rusunawa Sindang, Koja, Jakarta Utara, bakal calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono menyempatkan diri pergi ke pasar. Pasar yang bernama Pasar Sindang terletak di depan rusunawa.

Kedatangan Agus yang didampingi istri tercinta Annisa Larasti Pohan ke pasar membuat heboh para pedagang dan pembeli. Suasana pasar yang sudah ramai semakin ramai dan sumpek saja.

"Jualan apa bu?" tanya Annisa Larasati Pohan kepada salah satu pedagang di Pasar Sindang, Koja, Jakarta Utara, Selasa (11/10/2016).

"Ini ada kerupuk bu terus sama biskuit," jawab sang pedagang.


Mendengar kata krupuk, Agus pun langsung menyahut. "Wah saya suka sekali kerupuk. Kalau makan tanpa kerupuk kurang enak," sahut Agus.

Agus dan Annisa yang selalu bergandengan tangan ini kemudian semakin masuk ke dalam pasar. Annisa kemudian berhenti di pedagang daging.

Agus kemudian menanyakan harga daging kepada sang penjual. Sang penjual bernama Ilham ini menyampaikan harga daging berkisar antara Rp 120 ribu - Rp 140 ribu.

"Saya beli semua ini berapa?" tanya Agus.

"Ini 4,5 kilo pak," jawab pedagang daging.

Mendengar Agus ingin beli semua daging, Annisa tampak terkejut. "Gak salah mas?" tanyanya heran.

"Ini nanti dibagi-bagi saja," jawab Agus.


Agus Yudhoyono dan Annisa Pohan di Pasar Sindang (Foto: Yudhistira Amran Saleh/detikcom)



Para pembeli yang mendengar ucapan Agus langsung menyerbu daging yang dibeli Agus dan Annisa. Agus membeli daging sebanyak 4,5 kilo dengan harga Rp 600 ribu.

Kemudian Agus dan Annisa kembali membeli belanjaan. Kali ini adalah mangga arum manis. "Ini mangganya manis pak?" tanya Annisa.

"Manis kok. Ini coba saja," ucap pedagang mangga sambil menyodorkan mangga yang sudah dibuka.

Annisa dan Agus pun mencoba mangga dan rasanya manis. Annisa kemudian membeli mangga itu sebanyak 5 kilo.

Mangga 5 kilo tersebut kembali dibagi-bagikan ke warga yang ada di pasar. Meski udaranya panas, namun Agus dan Annisa tidak merasa kepanasan.

"Kita beli untuk dibagikan. Sebagian ada yang kami bawa juga," imbuh Annisa.


Agus Yudhoyono dan Annisa Pohan di Pasar Sindang (Foto: Yudhistira Amran Saleh/detikcom)



Ketika keringat mengucur di dahi Agus, Annisa dengan sigap menyekanya dengan tisu. Agus dan Annisa kemudian berjalan kali menuju Masjid Al Muhtarom untuk salat Dzuhur.

Ketika menuju masjid, banyak masyarakat yang berebut foto dengan Agus dan Annisa. Keduanya tak menghiraukan cuaca yang panas.(detik.com)

Saturday, October 8, 2016

WAJIB BACA! Mohammad Monib, Seorang Intelektual Muslim: Saya Butuh Manajer Birokrasi Bukan Imam Sholat




alirantransparan.blogspot.co.id - Hampir setiap menjelang pemilihan pemimpin (pemilu dan pilkada), kerap kali beredar isu-isu miring yang melekat pada para calon pemimpin, mulai dari isu-isu sensitif seperti neoliberal dari segi ekonomi, antek partai terlarang, rasis, atau latar belakang keyakinan agama.



Dalam konteks Pilkada DKI 2017, isu yang sangat santer berkecamuk adalah SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Hal ini karena salah satu calon, yakni petahana Basuki Tjahaja Purnama (ahok) dari latar belakang etnis dan agama minoritas.


Berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, Ahok banyak diserang karena latar belakang agamanya. Namun, hal ini tak berlaku bagi intelektual Muslim Mohammad Monib.


Murid almarhum Nurcholis Madjid ini mempunyai alasan tersendiri mengenai pemimpin non-Muslim yang memerintah umat Islam.


Baginya, non-Muslim boleh menjadi pemimpin selama dia tidak memushi Islam, apalagi dia sebagai warga negara yang sah dan berhak untuk mencalonkan dirinya sebagai pemimpin.


Mendukung Ahok


Direktur Indonesian Conference on Religions and Peace (ICRP) Mohammad Monib menjelaskan jika ayat yang mengharamkan pemimpin non-Muslim itu memiliki asbabun nuzul (sebab turunnya suatu ayat) yang lekat dengan konteks sosio-politik saat itu.


�Ahok bekerja dengan baik dan terlihat hasilnya. Banyak programnya yang tidak dilakukan oleh gubernur Muslim sebelumnya,� kata Monib kepada Rimanews ditemui di kediamannya, Rabu (06/10/2016) malam.


Terkait kesantunan Ahok yang dikritik banyak pihak, alumni Gontor yang tengah merintis sebuah pondok pesantren untuk kaum dhuafa ini mengatakan jika bekas bupati Belitung Timur itu tidak bicara kasar kepada orang-orang baik. �Ada konteksnya,� jelasnya.


Monib mendukung Ahok juga karena keyakinannya bahwa Ahok tak akan mengusir pribumi dari Jakarta, termasuk tidak berlaku diskriminatif.


�Biar program-program yang sudah baik bisa dilanjutkan; biar preman-preman politik dan birokrasi ada lawan tandingnya,� ujarnya.

Ahok, menurut pria asal Madura ini, sudah mengajari publik tentang transparansi dalam birokrasi. �Bekerja untuk publik dan cukup bersih dari korupsi. Saya butuh manajer birokrasi dan pelayan publik, bukan imam shalat,� katanya.


Dalam memilih pemimpin, dia mengimbau masyarakat untuk berpijak kepada konstitusi UUD 45, yang memberikan hak kepada semua warga negara yang bisa melewati prosedur birokrasi untuk berkompetisi dalam kepemimpinan. Menurutnya, bangsa ini bukan hanya milik orang Islam, tapi milik bersama.


�Saya lelah melihat politisi dan birokrasi seiman nyolong dan garong uang rakyat. Saya otonom dalam pemikiran agama, etika dan jalan hidup. Kelak saya mandiri di hadapan Allah. Karenanya, saya wajib mandiri dalam menentukan jalan hidup,� katanya.

Polemik al-Maidah ayat 51


Baru-baru ini, publik dibuat geger oleh pernyataan Ahok terkait surat al-Maidah ayat 51 yang sering dijadikan argumen untuk melarang non-Muslim menjadi pemimpin. Menurut Monib, masyarakat harus cerdas dalam memahami makna dengan melihat historisitas ayat tersebut diturunkan.


�Bagi saya, konteks ayat yang digunakan kan clear. Saat itu habis perang Uhud (22 Maret 625 M); penduduk Madinah mengalami kegoncangan, Islam kalah, sebagian orang Islam sangat terancam, kemudian mereka menyelamatkan diri, bagaimana caranya? Ada yang berfikir mencari penyelamatan, berkoalisi dengan kaum Quraisy, ada yang berpikir dengan Yahudi, sementara yahudi itu melakukan banyak pelanggaran. Jadi, al-Quran mengkritik (pemimpin non-Muslim, red) itu adalah ga ada. Sehingga, bagi saya, kritik terhadap Ahok tidak serta-merta (dapat dipakai untuk konteks Ahok, red), karena bagi saya Ahok tidak memusuhi Islam,� jelasnya.


Monib menilai tidak sepatutnya kepemimpinan dilihat dari identitas agama. �Saya lebih butuh kepada orang yang menjalankan prinsip-prinsip kebenaran universal dibandingkan dari sekadar apa yang disebut saya 'islam minimalis' itu, sekedar baca syahadat. Jadi bagi saya gak ada masalah (dengan pemimpin non-Muslim, red),� katanya.


Monib pun mengutarakan kekecewaan kepada sejumlah politisi yang dari luar tampak saleh, tetapi tak mampu menanggalkan perilaku koruptif.


�Secara khusus, saya kecewa; temen-temen saya, Anas Urbaningrum (mantan Ketum Demokrat) saya kenal baik, Fuad Amin (Kyai dan Mantan Bupati Bangkalan). Di departemen agama itu korupsinya luar biasa. Jadi, bagi saya kalau ada orang yang bisa saya percaya sampai detik ini antikorupsi, bersih, ya Ahok ini,� ujarnya.


Mengapa bukan yang lain?


Monib mempunyai penilaian khusus tentang petarung lain di Pilkada DKI 2017. Sebagaimana diketahui, pasangan lain yang bakal menantang Ahok-Djarot adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.


Terkait Anies, Monib mengaku mengenalnya secara pribadi sebagai civitas Universitas Paramadina, jauh sebelum namanya moncer di media.


�Anies gak ada prestasinya, di paramadina, di kementrian juga tidak ada prestasinya, orang dia batu loncat dan orang yang sangat pragmatis. Ahok saya lihat bekerja dan saya tidak peduli degan iman dia, yang penting dia bekerja dengan prinsip-prinsip sebagai profesional sebagai gubernur, masjid-masjid dia bangun dan sebagainya,� terangnya.


Menurut Monib, nama Anies tiba-tiba melambung bukan karena hasil kerja keras sendiri. �Anies itu hanya penjual kalimat yang indah, tertata bagus dan wajah yang menawan, orang terpukau; sudah itu saja,� jelasnya.


Tentang Agus, Monib mengaku masih belum percaya. �Saya tahu Sandiaga Uno, dan juga Agus misalnya, belum percaya. Ya kalau mau dipercaya, buktikan kalau begitu. Kenapa saya musti membuktikan kalau saya masih melihat Ahok bekerja?� pungkasnya.(rimanews.com)

Thursday, October 6, 2016

Berkah Penjahit Langganan Jokowi, Dapat Pesanan Kemeja Kotak-kotak Ahok-Djarot dari Teman Ahok

 
Suprapto saat menunjukan baju kotak kotak pesanan Relawan Teman Ahok, Sabtu (1/10/2016).


alirantransparan.blogspot.co.id - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta memberikan berkah bagi pengusaha konveksi di Kota Solo.

Suparto, pemilik Arjuna Tailor mendapatkan pesanan kemeja untuk kampanye dari Teman Ahok, pendukung pasangan Ahok-Djarot.

Dia memang telah menjadi langganan para pejabat, terutama oleh Presiden Joko Widodo sejak menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Menurutnya, Teman Ahok mulai memesan kemeja sejak sekitar dua pekan lalu.

�Setelah pasangan Ahok-Djarot diumumkan jadi Cagub, besoknya sudah ada komunikasi dengan Teman Ahok minta dibuatkan baju,� ujar Suparto, Selasa (4/10/2016).

Motif kain yang diminta Teman Ahok ialah motif yang dahulu dipakai oleh Jokowi-Ahok ketika maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2012.

Namun karena Suparto kesulitan mencari kain yang sama, dia mencarikan kain yang mirip dengan motif keinginan pemesan. 

Komunitas Teman Ahok di kota ini beramai-ramai memesan baju bermotif kotak-kotak di penjahit langganan Joko Widodo.

Sebanyak 1.000 lembar baju dipesan komunitas pendukung Ahok yang mendatangi Modiste Arjuna milik Suprapto di kawasan Gilingan,

Menurut Suprapto, para relawan Teman Ahok memesan 1.000 baju bermotif kotak-kotak yang menjadi ciri khas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

"Kira-kira dua atau tiga hari setelah pencalonan Ahok. Teman Ahok memesan 1.000 baju. Kalau dulu pas Presiden Jokowi, beliau datang sendiri," kata Suprapto, Sabtu (1/10/2016).

Suprapto berencana segera menyelesaikan pesanan baju tersebut dan akan dikirimkan ke Jakarta dalam dua kloter.

Kloter pertama dikirim tiga pekan usai pemesanan dan kloter kedua akan dikirim awal November.

Menurut Suprapto, 1.000 baju tersebut terdiri dari dua jenis, kemeja lengan pendek dan panjang.

Untuk harga setiap lembar baju, Suprapto membandrol dengan harga Rp 150.000 - Rp 170.000. 

Penjahit yang menjadi langganan Joko Widodo sejak masih menjadi wali kota tersebut merasa senang mendapat pesanan dalam jumlah cukup banyak.

Seperti diketahui, Suprapto juga mendapat pesanan baju kotak-kotak saat Joko Widodo maju menjadi Gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu.

Motif kotak- kotak mendandak menjadi tren, khususnya bagi para simpatisan Presiden Joko Widodo.

(tribunnews.com & kompas.com)

Wednesday, October 5, 2016

Sandiaga Janji Akan Modali Pasukan Oranye hingga Buka 200 Ribu Lapangan Kerja




alirantransparan.blogspot.co.id - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengkritik calon petahana Basuki T Purnama (Ahok) soal ketidakmampuannya menyelesaikan permasalahan ekonomi. Sandiaga menjanjikan beberapa perbaikan di bidang ekonomi jika terpilih.

"Visi tersebut dilandasi untuk menyerap aspirasi rakyat yang menginginkan perubahan. Itu yang kami rasakan menjadi landasan utama dan dalam lima bulan ke depan kita sudah susun program kerja. Untuk lapangan pekerjaan lebih dari 10 bulan saya mempelajari Jakarta, saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan," kata Sandiaga saat berbincang, Rabu (5/10/2016).

"Isu ekonomi tetap jadi isu utamanya, misalnya, kita akan buat pusat-pusat kewirausahaan di setiap kecamatan, kemudian pelatihan untuk membangun aset permodalan, kepastian tempat usaha, iklim usaha yang lebih kondusif. Kita juga akan targetkan bisa menyerap 200.000 tenaga kerja," imbuhnya.

Dari segi harga bahan pokok, Sandiaga dan pasangannya Anies Baswedan akan fokus menghadirkan distribusi yang lebih berkeadilan. Hal ini untuk membuat rantai distribusi bahan pokok menjadi lebih sederhana.

"Kemudian untuk kepastian daripada bahan pokok, kita akan bekerja sama dengan BUMD-BUMD, kemudian menggunakan kemitraan usaha dengan Pemerintah untuk memastikan kehadiran bahan pokok," bebernya.

Untuk peningkatan lapangan pekerjaan, Sandiaga juga menjanjikan peningkatan jumlah pasukan oranye. Ia juga mewacanakan soal program peningkatan kesejahteraan mereka.

"Kami menyasar kepada pasukan oranye akan kami tingkatkan jumlahnya dan kita tingkatkan kesejahteraannya. Jadi kita berikan mereka pelatihan, kami kasih permodalan karena kami ingin mereka naik kelas dari pasukan oranye kepada pengusaha yang bisa mengelola sampah," ungkapnya.

"Jadi kami akan meminta bantuan juga dengan komunitas pengurai sampah di Ibu Kota, kemudian kita juga minta mereka fokus dalam dunia pengolahan sampah menjadi energi," ungkapnya.

Untuk merealisasikan program peningkatan kesejahteraan pasukan oranye, Sandi menyebut Pemprov DKI akan bekerja sama dengan perbankan.

"Kita akan gunakan sistem kemitraan dengan dunia usaha dan perbankan juga dengan dana yang hadir dari non perbankan. Itu akan kami lakukan, kami akan keroyok masalah pendanaan supaya tidak ada yang mengeluh tidak bisa mengakses permodalan," tutup dia.(detik.com)

Gawat...!! Gara-gara Sungai Bersih Karena Ahok, Kini Ahok Dicurigai Kerjasama dengan Google Demi Raih Keuntungan




alirantransparan.blogspot.co.id - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi meminta Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta (KPU DKI Jakarta) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turun tangan mengawasi media online, sosial media dan mesin pencari seperti Google.
 

Pasalnya, dia menduga, calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama melakukan kerja sama dengan Google demi keuntungan dirinya.


�Kita sudah tahu soal pernyataan Ahok bahwa di Google kalau ketik kali di Jakarta bersih karena Ahok ternyata hoax. Kalau kita ketik apapun ada kata bersih dan foke pasti dikoreksi Google dengan Ahok. Ini pasti ada apa-apanya antara Ahok dengan Google dan saya minta KPU dan Bawaslu turun tangan,� ujar Adhie di Jakarta, Selasa (4/10). 


Adhie menduga, kerja sama iklan dengan Google tersebut terindikasi dari laman depan Google, yang hanya berisi berita baik tentang Ahok. Sementara berita-berita jelek baru muncul di halaman belakang.

�Saya pernah dengar cerita jika saya misalnya punya bisnis restoran di Jakarta, maka agar tampilan di Google di laman pertamanya adalah restourant saya jika orang mencari di Google dengan keyword restaurant di Jakarta, maka yang akan keluar adalah laman terkait restaurant saya itu. Hal ini bisa saja juga terjadi pada kasus ini. Perlu penelusuran lebih lanjut,� katanya.



 


Mantan juru bicara Presiden Gus Dur ini mengatakan, Google hanya menampilkan berita-berita  baik tentang Ahok dan menonjolkan berita-berita buruk para pihak yang merugikannya. Dia mencontohkan berita kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan reklamasi Teluk Jakarta yang hanya menampilkan penjelasan Ahok terkait kasus itu. Padahal, ada banyak tulisan terkait dugaan keterlibatan Ahok dalam kedua kasus itu. 



�Coba ketik saja �kasus sumber waras Ahok� atau � kasus reklamasi Ahok� maka yang akan keluar di laman Google adalah soal pernyataan Ahok bahwa dia hanya meneruskan program reklamasi Fauzi Bowo sementara untuk kasus reklamasi yang keluar adalah berita-berita bahwa KPK tidak menemukan penyimpangan yang dilakukan Ahok,� katanya.

Adhie mengatakan, saat sebuah proyek atau program menjadi �kasus� maka Ahok selalu mengklaim bahwa dia hanya meneruskan kebijakan pendahulunya.Tetapi jika programnya baik, maka Ahok mengklaim hal itu sebagai kebijakannya.

�Ahok ini selalu kalau baik dia klaim sebagai kerjanya, kalau jelek dia tuduh pendahulunya. Konsisten dong baik buruk katakan yang benar. Kalau  memang program kali bersih dimulai di era Fauzi Bowo, akui saja dia hanya melanjutkan dan memperbaiki bukan dia klaim seperti itu,� tambahnya.

 

Adhie juga mengingatkan Google untuk tidak �murahan� dalam memasarkan produknya dengan mendukung salah satu bakal calon gubernur di Jakarta. Dia sangat menyayangkan jika Google, yang sudah sangat dipercaya di Indonesia, bisa ikut-ikutan dalam gawean seperti pilkada DKI.

�Tidak mungkin, anak buah Ahok di bidang IT bisa menembus atau meng-hack Google. Jelas ini hasil kerja Google sendiri yang mungkin saja memiliki kepentingan baik politik maupun ekonomi terhadap kemenangan Ahok dengan menempatkan algoritma komputer dalam mesin pencarinya yang menguntungkan Ahok,� tandasnya.

Sebelumnya, Ahok menuding bakal calon gubernur, Anies Baswedan, dan tim suksesnya, tidak mengerti data karena mengatakan proyek bersih-bersih sungai di Jakarta merupakan program yang dimulai di era Gubernur Fauzi Bowo. Ahok bahkan meminta Anies agar lebih rajin mencari berita di Google. Ahok memastikan, jika mencari di mesin pencari tersebut tentang kali bersih, maka berita yang keluar adalah �kali bersih karena Ahok�.

"Sebenarnya Pak Anies kalau mau lebih rajin, kamu cari di Google aja. Orang kirim ke saya, kan iseng gitu ya, 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke', langsung keluar ditulis, 'You mean sungai bersih karena Ahok'. Itu Google gitu lho, ha-ha-ha," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10).

Atas statemen 'gila' Adhie Marsadi ini, aktivis sosial media Denny Siregar menuliskan tanggapannya sebagaimana berikut ini kami kutipkan:

AHOK MENGGILA !

Pak Adhie Massardi, ssst.. sini pak saya bisikkan..

Kecurigaan bapak itu sesungguhnya sangat benar, hanya tidak banyak orang yang tahu. Ahok itu sebenarnya mengerikan, pak. Ia sudah menguasai semua lini, bahkan Google pun berhasil ia pengaruhi.

Coba bapak ketik "Kali bersih karena Foke", pasti secara otomatis Google akan menggantinya dengan "Did you mean kali bersih karena Ahok".

Ini bukan ketidak-sengajaan, pak Adhie..

Menurut Wikilik ( Wikileaks versi Jawa ), ternyata itu karena Ahok sudah menguasai mayoritas saham Google yang pada tahun 2015 saja mencapai 5.200 triliun rupiah. Jadi dengan memiliki saham mayoritas, Ahok bisa berbuat apa saja dengan Google. Gilaaa..

Bahaya bukan, pak ? Dan ini harus dilaporkan ke KPU dan Bawaslu. Ada mamarika dan wahyudi di belakang Ahok dengan dana tidak terbatas supaya ia menang di Pilkada DKI.

Bukan itu saja.. Bahkan menurut wikilik juga, Ahok bukan hanya mengganti kata nama "Foke" menjadi "Ahok", bahkan nama2 orang terkenal lainnya. Coba ketik "Sri Mulyani menghardik Singapura", maka Google akan mengganti secara otomatis "Did you mean Ahok menghardik Singapura..".

Nama ibu Sri Mulyani hilang, pak !

Ahok lebih kurang ajar lagi mentang2 menguasai Google. Saya ketik lagi "Gibran jualan martabak", tertulis "Did you mean Ahok jualan martabak". Makin kacau, pak Adhie. Saya panik, saya ketik lagi "Jokowi sedang meninjau lokasi" dan tebak, apa yang tertulis di Google ?? Did you mean Ahok meninjau lokasi.

Kurang ajjjarrr nama pak Jokowi juga hilang di ganti Ahok !

Saya iseng pake nama orang barat, ketik "Obama declares war". Dan apa yang tertulis di Google ? "Did you mean Ahok declares war". Ini sudah pada taraf kegilaan, pak Adhie. Nama Obama otomatis menghilang di Google !

Gilaaaa Ahok ini...

Makin menggila saya mengetik "Tarzan xxx" dan tertulis "Ahok xxx". Bahkan film dewasa juga dikuasai Ahok !!

Saya pengen menipu Google, lalu saya ketiklah judul film "Ada apa dengan cinta", dan Google menulis "Did you mean ada apa dengan Ahok".

Saya pusing, pak Adhie Massardi... Pak Anies Baswedan pasti lebih pusing. Apalagi haji lulung, selalu pusing. Fenomena apa ini ? Google sudah menjual informasinya hanya kepada Ahok...

Mari kita selidiki pak Adhie, mungkin saja Ahok adalah dajjal yang ingin menguasai dunia. Ya Tuhan, lindungilah negara ini. Semoga Google segera mendapat hidayah. Ketik amin dan bagikan...

Saya lelah, pak Adhie.. lelah sekali.. Bahkan saya sudah tidak sanggup lagi ngopi karena memang sudah habis malam ini. Sungguh saya tidak sanggup membayangkan apa jadinya Jakarta jika dia menang lagi ?

Saya tidur dulu. Tapi sebelumnya saya ingin mencoba satu kali lagi dan ingin melihat apa jawab Google. saya ketik "Enny Arrow"..

Google said : "Did you mean Farhat Abbas"


Hwaduuuhh....


Wah, tambah ramai saja, sampai-sampai Ahok dituduh beli Google. Menurut mu?


Editor: Lisa Kurniasih@beritateratas.com

Woww! Sophia Latjuba Akan Digaet Jadi Jubir Pasangan Ahok-Djarot

 


alirantransparan.blogspot.co.id - Tim sukses pasangan cagub dan cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat diisi nama politikus hingga artis. Salah satu yang menarik perhatian adalah nama artis Sophia Latjuba sebagai juru bicara.

"Nama Sophia Latjuba direkomendasikan Partai Nasdem DKI Jakarta," kata Sekretaris Timses Ahok Djarot, Ace Hasan Syadzily kepada detikcom, Rabu (5/10/2016).

Ace menuturkan bahwa pasangan Ahok-Djarot selama ini tidak hanya didukung oleh kalangan elite, tapi juga banyak simpati dari kalangan artis. Tak dipungkiri, masih kata Ace, kehadiran Sophia Latjuba di timses menjadi nilai plus.

"Tentu harapan kami, dengan menggaet publik figur artis akan dapat menarik simpati pemilih," ujar Wasekjen Golkar ini.

Susunan kepengurusan itu telah disetujui oleh Ahok dan Djarot pada Selasa (4/10) kemarin. Kini susunan nama-nama itu telah diserahkan ke KPUD DKI.

Selain Sophia Latjuba, ada pula nama politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul sebagai juru bicara. Ahok mengatakan posisi itu atas permintaan Ruhut sendiri.(detik.com)