Latest News

Showing posts with label Nasional. Show all posts
Showing posts with label Nasional. Show all posts

Saturday, November 5, 2016

Kasus Video Ahok yang Diedit, Polisi: Buni Yani Berpotensi Jadi Tersangka




alirantransparan.blogspot.com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pemilik akun jejaring sosial Facebook, Buni Yani, berpotensi menjadi tersangka dalam dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Buni Yani dilaporkan sebagai terlapor, itu berpotensi menjadi tersangka juga karena mengunggah video dan penyebarluasan lewat Facebook dia. Itu bisa menjadi sesuatu yang viral dan kemudian menyulut kemarahan publik," kata Boy kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 5 November 2016.

Buni dilaporkan kelompok relawan pendukung Ahok, Komunitas Muda Ahok Djarot (Kotak Adja), karena dianggap secara sengaja mengedit rekaman video Ahok tentang petikan salah satu ayat suci Al-Quran, yang kemudian diartikan sebagai tindakan penghinaan terhadap Islam.

Dalam sebuah program talk show yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta, pengunggah pertama rekaman video Ahok itu mengakui ada kesalahan saat mentranskrip kata-kata Ahok dalam video tersebut. Kesalahan yang dimaksud adalah tidak adanya kata �pakai�.

Ahok sendiri telah memohon maaf kepada umat Islam soal perkataannya yang menyebut-nyebut Surat Al-Maidah ayat 51 di hadapan warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Ahok mengakui ucapannya terkait dengan Surat Al-Maidah ayat 51 menimbulkan kegaduhan yang menyinggung perasaan umat Islam. Meskipun begitu, Buni Yani tetap meminta Ahok diproses secara hukum.

Dugaan penistaan agama yang dialamatkan kepada Ahok sedang ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, sedangkan laporan polisi terhadap Buni Yani ditindaklanjuti Polda Metro Jaya.

"Kegiatan pemeriksaan Buni Yani, di mana kasusnya ditangani Polda Metro Jaya, nanti bisa didalami lagi. Yang jelas, prosesnya masih berjalan," tutur Boy.(tempo.co)


Friday, November 4, 2016

SETUJU! KPK Didesak Usut Keterlibatan Ibas Yudhoyono dalam Proyek Hambalang






alirantransparan.blogspot.com - KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) harus berani mengusut dugaan keterlibatan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono dalam korupsi proyek Hambalang senilai Rp2,5 triliun. KPK juga diminta membongkar skandal Bank Century sebesar Rp6,7 triliun.

Koordinator Total Keadilan (Tangkap), Kurnia, mengatakan dugaan keterlibatan Ibas, julukan Edhie, dalam perkara Hambalang sangat kuat. Putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu disebut-sebut menghadiri beberapa pertemuan terkait dengan proyek Hambalang.

�Kami menuntut KPK tidak tebang pilih dalam perkara Century. Kami juga menuntut KPK menangkap Ibas karena diduga terlibat skandal korupsi Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang,� kata Kurnia saat berorasi di depan Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Kurnia berdiri di tengah-tengah massa yang berjumlah 100 orang. Mereka membawa spanduk berisi tuntutan penjarakan Ibas. Massa mengklaim demonstrasi itu merupakan bentuk dukungan moral kepada lembaga antirasywah agar berani mengusut kasus Century dan Hambalang.

�Jangan sampai KPK hanya berani mengungkap suap Rp100 juta seperti menangkap mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman. KPK yang memiliki kewenangan spesial harus menjerat aktor utama yang mengemplang korupsi seperti yang diduga dilakukan Ibas,� katanya.

Selain Hambalang, Tangkap mengatakan mega�skandal Bank Century tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Pasalnya, perkara yang merugikan negara Rp6,7 triliun itu sangat menyengsarakan dan melukai hati sanubari rakyat.

�Sebagai lembaga yang masih dipercaya masyarakat, KPK harus berani menunjukkan keberpi�hakannya terhadap upaya pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih. Kami rasa sejak kasus ini mengemuka, semua orang sudah tahu siapa yang paling bertanggung jawab,� tukasnya.

Terkait dengan tuntutan tersebut, KPK menegaskan skandal Bank Century dan dugaan korupsi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Jawa Barat, akan terus dilanjutkan. Pengungkapan dua perkara yang menelan kerugian negara triliunan rupiah ini masih dikembangkan kepada pihak lain yang terlibat.

�Kedua perkara itu masih belum dihentikan,� tegas Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Kasus Century dan Hambalang terjadi di era Yudhoyono. Namun, dalang dari kedua skandal itu belum tertangkap. 

Terkait dengan tuntutan tersebut, KPK menegaskan skandal bank Century dan dugaan korupsi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Jawa Barat, akan terus dilanjutkan. Pengungkapan dua perkara yang menelan kerugian negara triliunan rupiah ini masih dikembangkan kepada pihak lain yang terlibat.

"Kedua perkara itu masih belum dihentikan," tegas Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Kasus Century dan Hambalang terjadi di era Yudhoyono. Namun dalang dari dua skandal itu belum tertangkap. (mediaindonesia.com)

PEDAS!! Pengamat Politik LIPI Sindir SBY, Gara-gara SBY Semua Orang Jadi Tahu

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbicara mengenai situasi politik terakhir dalam konferensi pers di kediamannya Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Rabu (2/11/2016).



alirantransparan.blogspot.com � Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sudah melakukan blunder karena reaksinya yang berlebihan terkait aksi demonstrasi pada Jumat (4/11/2016) besok.

Demo yang digelar di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan itu bertujuan untuk menuntut proses hukum terhadap calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dituduh melakukan penistaan agama.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, reaksi SBY yang seolah dituduh mendanai demonstrasi itu justru membuat masyarakat tahu bahwa Presiden keenam RI itu memang memiliki kepentingan.

Peneliti Senior LIPI, Syamsuddin Haris dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2016)


"Justru kalau dia klarifikasi sesuatu yang sumbernya tidak jelas, justru publik jadi tahu. Saya juga jadi tahu, tadinya kan enggak ngeh," kata Syamsuddin saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).

"Sebab, itu kan sifatnya tuduhan, soal intelijen, keterlibatan parpol, kita tidak tau sumbernya kecuali media sosial. Medsos kan enggak bisa dipertanggungjawabkan, apakah hoax atau sudah dipelintir," tambah Syamsuddin.

Terlebih lagi, lanjut dia, reaksi SBY soal demonstrasi 4 November itu disampaikan SBY dengan nada yang emosional.

Menurut dia, emosi itu menandakan bahwa SBY memang sebagai pihak yang berkepentingan dalam demo tersebut.

SBY memosisikan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan ayah dari cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono, bukan sebagai mantan presiden dan tokoh bangsa.

"Sangat disayangkan pernyataan itu menjadi tidak obyektif kalau dihubungi dengan fakta Agus sebagai calon gubernur Pilkada Jakarta," kata Syamsuddin.

"Kalau dalam konteks pilkada belum tentu ampuh," kata dia.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, kemarin, SBY menyatakan berbahaya kalau ada informasi intelijen bahwa rencana aksi demo digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik.

"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu," kata SBY.

SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut.

Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah.

"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.

Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, SBY mengaku sudah mengumpulkan informasi sebelum berbicara pada hari ini.

Pada Selasa (2/11/2016), SBY menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto.

"Saya bukan orang sekadar bicara. Saya kumpulkan keterangan, saya korek apa di dalam pikiran penyelenggara negara, jajaran pemerintahan. Baru saya bicara," ucapnya.(kompas.com)

Thursday, November 3, 2016

SBY Sebut Intelijen Error, Jokowi Tertawa. Begini Jawaban Jokowi


Jokowi dan Jusuf Kalla terlihat santai sebelum jumpa pers diadakan, Kamis (3/11)


alirantransparan.blogspot.com - Presiden Joko Widodo tidak terlalu reaktif menanggapi pidato berapi-api pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menuduh ada upaya menghalangi rencana demonstrasi massal Jumat (4/11) besok dan bahwa pemerintah mendasarkan diri pada data intelijen yang "error".

"Yang namanya manusia bisa bener bisa enggak bener, bisa error bisa enggak error," kata Presiden sambil tertawa ketika ditanya soal itu di Istana Negara, Kamis (3/11).

Dalam jumpa pers yang disiarkan secara langsung lewat televisi tersebut, presiden duduk di sofa berdampingan dengan wakilnya, Jusuf Kalla.

Cukup jarang dua pejabat negara tertinggi di Indonesia itu duduk berdua menghadapi media seperti ini, sehingga makin mengindikasikan keseriusan pemerintah untuk mengantisipasi demonstrasi besok.

Presiden menegaskan akan tetap berada di Jakarta Jumat besok.

Kalla, yang juga pernah menjadi wakil SBY periode 2004-2009, ikut menanggapi pernyataan mantan bosnya itu.

"Kalau negara tak punya intelijen, maka kita tak punya mata dan telinga," ujar Kalla.

Dalam pidatonya di Cikeas, Rabu kemarin, SBY yang menjabat Ketua Umum Partai Demokrat meminta aparat intelijen "tidak ngawur" dalam memberikan informasi, terutama kepada Presiden Jokowi.

"Kalau ada intelijen seperti itu berbahaya. Menuduh kelompok, seseorang, atau parpol tertentu, seperti Demokrat adalah fitnah. Fitnah sangat keji. Memfinah, menuduh orang atau parpol atas dasar intelijen, sangat keji dan menghina," kata SBY.

"Saudara-saudara, berbahaya jika di sebuah negara ada intelijen ?failure, intelijen error."(beritasatu.com)


Rachmawati Soekarnoputri Menangis Terharu Bisa Bergabung dengan Kelompok yang Sepaham Dengannya Seperti FPI



Rachmawati Soekarnoputri dalam rapat konsolidasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11) malam.

alirantransparan.blogspot.com - Putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri memicu perhatian dalam rapat konsolidasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11) malam.

Dia terharu hingga tak kuasa menahan air matanya, sampai menangis tersedu-sedu melihat massa yang hadir. Usai mengucapkan salam dan sambutannya, adik kandung Megawati Soekarnoputri ini terdiam dan tertunduk dengan meneteskan air mata.




Dia menyebut, banyak hal yang dia bicarakan saat bertemu dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab pada Senin (31/10) lalu. Kemudian Rachmawati kembali tertunduk dan menangis.


"Sebetulnya banyak hal pembicaraan Ibu Rachmawati dengan Habib Rizieq," kata Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir.


Rachmawati merasa mendapat suatu keberkahan dengan bergabung dalam GNPF-MUI.


"Saya merasa seperti mendapat keberkahan dan saya tahu apa yang selama ini diisukan oleh orang-orang. Kelompok yang tidak bisa memahami kita seharusnya bersatu di dalam NKRI ini. Mempunyai satu visi misi yang sama tercipta," kata Rachmawati.


Dia menegaskan, gerakan itu akan terus bergulir bak bola salju jika penanganan kasus dugaan penistaan agam tidak cepat ditangani.


Dalam kesempatan itu dia pun mengajak kaum nasionalis maupun religius selalu bersatu dalam NKRI. Di akhir sambutannya, Rachmawati Soekarnoputri memberikan buku 'Revolusi Belum Selesai' kepada Habib Rizieq Syihab, KH Bachtiar Nasir, KH Misbahul Anam, dan KH Muhammad Zaitun.


"Saya ingin memberikan kenang-kenangan buku 'Revolusi Belum Selesai'", tutup Rachmawati. (jpnn.com)

Tuesday, November 1, 2016

Bikin Kagum, Nasehat Bijak Mbah Mun Terkait Ahok dan Almaidah 51 Ini Menampar Keras FPI.. !!




alirantransparan.blogspot.com - KH. Maimun Zubair atau biasa dipanggil Mbah Maimun adalah sosok ulama� yang unik, khas dan disegani. Pesan-pesannya merakyat, bijak dan menyentuh. Meskipun terkadang menohok tapi tetap santun dan menyejukkan, semakin menambah rasa kagum siapapun yang mengenal dan menyimak pesan-pesannya.

Terkait kontroversi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang Surat Al Maidah ayat 51, membuat Pengasuh Pesantren Al Anwar Rembang, KH Maimoen Zubair Angkat Bicara. Mbah Maimoen meminta seluruh umat muslim untuk tenang dan meredam amarah.

Apalagi menurut ulama kharismatik tersebut, Ahok sudah meminta maaf secara terbuka di hadapan publik. Pihaknya pun meminta agar umat Islam tak lagi terpecah belah dan membesar-besarkan masalah ini.

�Dia (Ahok) itu kan sudah meminta maaf, maka jangan dibesar-besarkan. Sehingga bila amarah dapat diredam maka persatuan juga bisa dijaga,� katanya.

Menurut dia, terkait polemik Surat Al Maidah tersebut menurut dia, bahwa itu diserahkan ke pribadi masing-masing pemilih. Menurut dia, jika umat Islam di Jakarta tak ingin memilih Ahok karena alasan agama, tidak perlu dibesar-besarkan sehingga memicu isu SARA.

�Kalau menurut saya, bila mereka (Islam) tidak suka memilih ya tidak usah dipilih saja. Namun permasalahan itu jangan dibesar-besarkan,� ujarnya.

Menurut dia, Ahok merupakan warga keturunan Tionghoa dari Bangka Belitung. Di daerah itu menurut dia, juga banyak warga Tionghoa yang memeluk agama Islam. Dia itu orang China Bangka Belitung, di sana (Bangka Belitung) juga ada orang Islam China,� ujarnya seperti diberitakan koranmuria.com.

Di Jawa Tengah menurut dia, juga ada masjid yang bercorak Bangka Belitung. Satu-satunya masjid tersebut berada di wilayah Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.

�Di Sarang masjid saya itu satu-satunya masjid yang berkhaskan Belitung. Oleh sebab itu, perbedaan itu jangan dibesar-besarkan. Sehingga kita bisa hidup rukun. Yang penting kita umat Islam itu habluminallah harus dikuatkan, dan habluminannas harus selalu dijaga dengan baik,� harapnya.(soearamoeria.com)


Baca juga: 

4 Falsafah Jawa yang Tak Pernah Ditinggalkan Jokowi, Salah Satunya Adalah Pendekatan dari Hati ke Hati

Menolak Pemimpin Kafir Jangan Setengah-Setengah

-  Jadi Viral! Malaysia Bikin Meme Sindir Pemimpinnya yang Tidak Berhasil Seperti Jokowi dalam Menumpas Korupsi