Latest News

Wednesday, November 2, 2016

Gak Nyangka!! Yusril Ajak Umat Islam Memaafkan Ahok, Begini Pesan Bijaknya, Bikin Kagum Semua Orang




alirantransparan.blogspot.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengajak umat Islam memaafkan calon petahana gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, umat Islam harus sepenuhnya percaya kepada proses hukum yang sudah dijalankan Polri dan tidak perlu berunjuk rasa.

"Umat Islam akan membukakan pintu maaf. Jika yang bersangkutan sudah meminta maaf dengan tulus, kita umat Islam juga baik kalau memaafkan. Percayakan kasus hukumya kepada polisi," ujar Yusril dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (2/11).

Dikatakan, apabila manusia bertobat atau mohon maaf, maka Tuhan pun akan memaafkan. Mantan Menteri Sekretaris Negara itu menuturkan, dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok harus dihentikan dengan proses hukum. "Apalagi yang mau didemo, jika semua keinginan dan tuntutan telah dipenuhi?" ujarnya.

Dikatakan, Islam yang besar ini tidak akan goyah hanya karena nistaan yang dianggap telah dilakukan oleh seorang Ahok. Menurut Yusril, Ahok terlalu kecil untuk merendahkan kebesaran Islam. "Demonstrasi di tengah musim kampanye begini, memang rawan dimanfaatkan pihak lain yang mencari keuntungan," ujarnya.

Menanggapi sikap Ahok yang datang ke Bareskrim untuk diperiksa bukan karena dipanggil, Yusril menekankan, pemeriksaan Ahok jangan sampai dimanfaatkan untuk menguntungkan dua pasang calon pesaingnya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Pilgub Jakarta harus tetap dilaksanakan secara jujur dan adil bagi semua kontestan.

"Polisi harus sangat bijak dan berhati-hati dalam pemeriksaan, karena Pak Ahok adalah satu kontestan dalam Pilgub DKI, supaya jangan sampai dimanfaatkan oleh dua kandidat yang lain untuk menjatuhkan Ahok," ujar pakar hukum tata negara yang berasal dari Manggar, Belitung Timur.

"Kalau ada yang tidak suka dengan Ahok, kalahkan dia secara demokratis. Jangan gunakan isu SARA, karena kurang baik dalam demokrasi kita. Pendukung Ahok juga cukup banyak dan kita harus hormati hak-hak mereka untuk memenangkan kandidatnya," tuturnya.

Dikatakan, polisi harus sigap menyidik laporan dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok sesuai hukum acara yang berlaku dengan selalu mengacu kepada praduga tidak bersalah. 

Pelapor memang harus dimintai keterangan lebih dulu, kemudian saksi-saksi yang dimintai keterangan menyusul pendapat ahli. Setelah itu, Polri baru meminta keterangan Ahok yang dilaporkan karena diduga melakukan penistaan.

Dalam penyelidikan ini polisi harus profesional dan tidak boleh terpengaruh oleh tekanan manapun, baik tekanan pendemo maupun tekanan penguasa. Oleh karena itu, dia berharap kasus itu berjalan saja pada koridor hukum yang berlaku secara mandiri.

Menurut Yusril, dari semua hasil pemeriksaan itu, penyidik baru dapat menyimpulkan apakah terdapat cukup bukti dan cukup alasan hukum untuk meningkatkan kasus Ahok ini ke tingkat penyidikan atau tidak. "Penyidik yang tahu, apakah cukup bukti atau tidak. Kerja penyidik independen dan dilindungi undang undang," ujar Yusril.

Ia menjelaskan, selama proses ini berlangsung, asas praduga tidak bersalah harus tetap dihormati. Kalau cukup bukti dan alasan hukum, kasus ini dapat dinaikkan ke tingkat penyidikan Tetapi, jika tidak cukup bukti, maka jangan dipaksakan untuk ditingkatkan ke tahap penyidikan dan polisi bisa mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

"Jika pelapor keberatan dengan SP3, mereka dapat menggugatnya di sidang praperadilan. Itulah mekanisme hukum yang wajib dijalankan dengan jujur dan adil," ujarnya.

Yusril sepakat bahwa demonstrasi menuntut sesuatu adalah hak setiap orang asalkan demontrasi itu dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum. Hanya saja, ujarnya, akumulasi kejengkelan itu dapat pula dimanfaatkan untuk beragam kepentingan politik sesaat yang berada di luar agenda kepentingan umat Islam.

"Marilah kita sama-sama menjaga demo ini agar tidak berubah menjadi kerusuhan dan tindak kekerasan yang pasti akan merugikan kepentingan bangsa kita seluruhnya. Saya mendukung siapa pun yang benar-benar ingin membangun dan memperbaiki ibukota kita ini," ujarnya.

"Jika saya mendukung Ahok dalam Pilgub DKI, pertimbangannya sangat matang demi keutuhan bangsa ini agar jangan terbelah-belah," tuturnya lagi.(beritasatu.com)

Info Intelijen Demo 4 November Digerakkan Parpol, SBY Merasa Ini Fitnah dan Penghinaan




alirantransparan.blogspot.com � Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganggap berbahaya jika ada informasi intelijen bahwa rencana aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016) digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik. 

Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016).

Jumpa pers tersebut dilakukan untuk menyikapi rencana unjuk rasa di depan Istana, Jakarta, mendesak proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh menista agama.

"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol, melakukan seperti itu," kata SBY.

Dalam jumpa pers tersebut, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah.

"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.

"Memfitnah atas nama analisis intelijen sekaligus menghina. Kita tahu Arab Spring mulai dari Mesir, Libya, Tunisia, dan Yaman itu tidak ada dikatakan penggeraknya. Yang komandoi media sosial. Itulah era sekarang ini. Jadi, jangan tiba-tiba simpulkan ini yang menggerakkan, ini yang mendanai," ucap dia.

Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, dalam jumpa pers tersebut, SBY mengaku sudah mengumpulkan informasi sebelum berbicara pada hari ini.

Pada Selasa (2/11/2016), SBY menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto.

"Saya bukan orang sekadar bicara. Saya kumpulkan keterangan, saya korek apa di dalam pikiran penyelenggara negara, jajaran pemerintahan. Baru saya bicara," ucapnya.

"Sekali lagi, karena saya mengetahui, saya dengar dan saya kroscek benar adanya, mudah-mudahan yang saya dengar tidak benar, tidak seperti itu kalau ada analisis intelijen, termasuk sumber kepolisian bahwa ada pihak ini yang mendanai, pihak ini menggerakkan, parpol ini yang punya kepentingan menggerakkan unjuk rasa besar itu," kata SBY.(kompas.com)

Kata Habib Rizieq, Demo Bela Islam bukan Aksi yang Berbau SARA, Melainkan....




alirantransparan.blogspot.com � Imam Besar FPI Habib Rizieq menegaskan Aksi Bela Islam II 4 November 2016 nanti bukanlah aksi yang berbau SARA.

Habib Rizieq hanya ingin memastikan bahwa penghinaan terhadap Al-Quran dan Ulama merupakan suatu hal yang prinsip untuk dibela bagi umat Islam.

�AKSI BELA ISLAM tidak pernah MENCACI atau MENGHINA Agama apa pun, dan tidak pernah juga MENCACI atau MENGHINA Tuhan mau pun Berhala yang disembah agama mana pun,� ujar Habib Rizieq melalui akun Facebooknya, Rabu (2/11/2016).

Habib Rizieq menulis seruan bahwa niat melakukan demo 4 November haruslah juga seiring dengan semangat toleransi beragama.

Berikut pernyataan lengkap Habib Rizieq yang dikutip dari Pojoksatu.id.

AKSI BELA ISLAM


AKSI BELA ISLAM bukan AKSI ANTI CHINA dan bukan AKSI ANTI KRISTEN, serta bukan juga AKSI SARA, tapi semata-mata merupakan AKSI ANTI PENISTAAN AGAMA.

AKSI BELA ISLAM tidak pernah MENCACI atau MENGHINA Agama apa pun, dan tidak pernah juga MENCACI atau MENGHINA Tuhan mau pun Berhala yang disembah agama mana pun.

AKSI BELA ISLAM hanya MENCACI dan MENGHINA orang yang mencaci dan menghina Al-Qur�an.
  AKSI BELA ISLAM adalah Aksi mengagungkan Allah SWT dan memuliakan Rasulullah SAW, serta mensucikan Al-Qur�an dan menjaga kehormatan Islam beserta umatnya, sekaligus merupakan Aksi untuk merajut keharmonisan hubungan antar umat beragama.

Allaahu Akbar � ! Allaahu Akbar � !! Allaahu Akbar � ! (pojoksatu.com)

SBY Ingin Ahok Diproses Hukum Agar Negara Ini tidak Terbakar Amarah




alirantransparan.blogspot.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan Polri agar jangan sampai negara "terbakar" terkait proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dituduh menistakan agama. 

Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016), bersama para elite Demokrat.

Jumpa pers tersebut dilakukan untuk menyikapi rencana unjuk rasa ormas Islam di depan Istana, Jakarta, pada Jumat (4/11/2016), untuk mendesak proses hukum terhadap Ahok.

"Kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, Pak Ahok mesti diproses secara hukum. Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum," ucap SBY.

SBY menekankan kasus yang dituduhkan kepada Ahok, yakni menistakan agama. SBY mengatakan, penistaan agama dilarang secara hukum seperti diatur dalam KUHP.

Ia lalu menyinggung adanya kasus serupa di masa lalu yang diproses hukum dan dianggap bersalah. Karena itu, kata dia, jangan sampai Ahok diaggap tidak boleh diproses hukum.

"Kalau beliau diproses, tidak perlu ada tudingan Pak Ahok tidak boleh disentuh," kata Presiden keenam RI itu.

"Setelah Pak Ahok diproses secara hukum, semua pihak menghormati, ibaratnya jangan gaduh," tambah dia.

SBY juga mengingatkan penegak hukum untuk bisa meredam tekanan dari kedua pihak, baik yang ingin Ahok dihukum maupun yang ingin Ahok bebas.

"Serahkan ke penegak hukum apakah Pak Ahok tidak bersalah nantinya, bebas, atau Pak Ahok dinyatakan bersalah. Jangan ditekan, biarkan penegak hukum kita bekerja, begitu aturan mainnya, begitu etikanya," kata SBY.(detik.com)

Habib Rizieq Ngamuk pada Jokowi, Dituduh Merusak dan Memaksa Kehendak. Begini Komentar Tajamnya




alirantransparan.blogspot.com � Konsolidasi ormas Islam untuk melakukan demo 4 November 2016 terus menggalang kekuatan, Selasa (1/11/2016). Meski ada pernyataan dari Presiden Jokowi soal demo 4 November saat mengundang para ulama ke Istana, namun tidak menyurutkan massa Islam menuntut Ahok segera diadili.

Imam besar FPI Habib Rizieq menyatakan tersinggung atas pernyataan Jokowi yang menganggap demo Aksi Bela Islam 4 November atas persoalan kasus hukum Ahok disebut memaksakan kehendak.

�Saya tersinggung. Soalnya dalam konteks 4 November, ada tendensi kami memaksakan kehendak dan ada tendensi merusak,� ujar Habib Rizieq.
Menurut Habib Rizieq, Jokowi salah memahami konteks aksi umat Islam menggelar demo 4 November nanti.

�Presiden kita terlalu semangat. Sampai lupa pada pokok penyebab aksi itu yakni soal penistaan agama oleh Ahok. Jadi aksinya disikapi. Tapi akarnya tidak disikapi,� Rizieq.

Menurut dia, demo adalah suatu aktivitas yang dilindungi oleh Undang-undang. Dia juga berharap, demo penistaan agama itu berjalan lancar dan tertib.

�Ini kan hak menyatakan kehendak, hak demokrasi. Tapi bukan hak merusak dan hak memaksakan kehendak,� katanya.

Maka itu, kata dia, persepsi tersebut harus diluruskan. Karena, FPI tidak pernah memaksa siapapun untuk ikut demo pada 4 November.(pojoksatu.com)

Tuesday, November 1, 2016

Jokowi Disarankan untuk Bertemu Habib Rizieq, Begini Jawaban Mengejutkan Jokowi

 
 
alirantransparan.blogspot.com - Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu�ti menyarankan Presiden Joko Widodo juga bersilaturahim dengan Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab.
Silaturahim tersebut, lanjut Mu�ti, bertujuan meredam demo yang akan dilakukan ormas Islam pada 4 November 2016.

Demo yang akan digelar di depan Istana Jakarta tersebut untuk mendesak proses hukum terhadap calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dianggap menistakan agama.

Saran itu disampaikan langsung oleh Mu�ti kepada Jokowi saat pertemuan di Istana bersama pimpinan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Selasa (1/10/2016).
 
 �Saya tadi malah sempat membisikkan ke Presiden sebaiknya Presiden juga bersilaturahim dengan Habib Rizieq sebagaimana beliau sudah bersilaturahmi dengan Prabowo,� kata Mu�ti kepada wartawan usai pertemuan.

�Beliau menyatakan, �oh begitu ya�. Respons beliau seperti itu, tapi ya terserah beliau,� kata Mu�ti.

Bahkan dua hari sebelum pertemuan di Istana hari ini, Mu�ti mengaku sempat berkomunikasi dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Mu�ti menyarankan agar yang diundang tidak hanya dari MUI, Muhammadiyah atau NU, tetapi juga ormas lain seperti FPI.

Sebab, ia meyakini demo 4 November mendatang massanya bukan berasal dari NU atau Muhammadiyah. Namun, FPI tidak diundang pada pertemuan hari ini.

Oleh karena itu, ia menyampaikan langsung ke Jokowi mengenai ide untuk bersilaturahim dengan FPI tersebut.

�Kami yakin Pak Jokowi ini kan Presiden yang punya komunikasi politik yang bagus. Seorang yang humble, tapi punya keberanian yang cukup menjadi alasan beliau akan kesana. Dan beliau negarawan yang melihat kepentingan bangsa ini jauh lebih penting dibandingkan kepentingan pribadi dan golongan,� ucap Mu�ti.(kompas.com)