Latest News

Showing posts with label ahok. Show all posts
Showing posts with label ahok. Show all posts

Thursday, October 6, 2016

Kena Fitnah Lagi! Gara-gara Nama Ahok Sering Disebut di Medsos, Ahok Dituduh Gunakan Buzzer




alirantransparan.blogspot.co.id - Seniman sekaligus aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet menuding Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membayar �buzzer� untuk meniupkan isu-isu SARA menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. 

�Bagaimana dengan @basuki_btp yang konon bayar buzzer pancing isu SARA,� tulis Ratna Sarumpaet melalui akun twitter pribadinya, @RatnaSpaet.

Cuitan Ratna tersebut mengomentari pemberitaan yang menyebutkan bahwa Polri bakal menindak tegas netizen yang kerap menebarkan kebencian dan isu SARA melalui media sosial.

Jenderal Tito Karnavian mengatakan, Polri akan berkoordinasi dengan Kemenkominfo untuk meningkatkan pengawasan media sosial twitter, facebook, dan lainnya.

Ahok membantah menggunakan buzzer atau pengguna Twitter 

Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membantah menggunakan buzzer atau pengguna Twitter dengan pengikut berjumlah 2.000 atau lebih yang dibayar untuk menggaungkan namanya lewat rangkaian tweet. 

Berdasarkan media yang khusus memantau pembicaraan dan perbincangan di media sosial, Politicawave, sejak hari terakhir pendaftaran pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta, tercatat 243.859 percakapan mengenai ketiga pasangan calon.

Pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin dengan 146.460 percakapan atau memiliki share of awareness sebesar 60,66 persen dari total percakapan.

Diikuti pasangan yang diusung koalisi Partai Gerindra dan PKS, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno dengan 62.584 percakapan atau share of awareness sebesar 25,66 persen.

Kemudian pasangan yang diusung koalisi Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN, yakni Agus Harimurti Yudhoyon dan Sylviana Murni dengan 34.815 percakapan atau memiliki share of awareness sebesar 14,28 persen.

Ahok mengaku tidak tahu dengan banyaknya orang yang membicarakannya di media sosial.

Dia mengatakan, tidak pernah membayar buzzer semenjak Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, di mana saat itu, dirinya maju bersama Joko Widodo.

"Tidak tahu. Saya kira, kita tidak pernah bayar buzzer dari dulu. Mereka saja otomatis. Kalau saya lihat, gerakannya mirip kok sama dulu. Tanya pengamat, aku tidak begitu ngerti. Aku kerja saja sudah," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Sebelumnya, pendiri media Politicawave Yose Rizal menjelaskan saat ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan calon Gubernur DKI 2017 sudah mulai bergerak.

"Setiap percakapan mengandung sentimen, yang merupakan persepsi netizen terhadap pasangan calon tersebut. Pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin terkait dengan sentimen netizen," kata Yose melalui keterangan tertulis.

Menurutnya, net Sentimen (selisih antara sentimen positif dan negatif) pasangan Ahok-Djarot adalah sebesar 7,078.

Namun berbeda dalam jumlah percakapan, untuk Net Sentimen, di posisi kedua adalah pasangan Agus-Sylvi sebesar 6.207 dan diikuti oleh Anies-Sandi sebesar 2.981.

Berdasarkan pengalaman PoliticaWave.com melakukan prediksi terhadap Pilkada, Pileg dan Pilpres sejak tahun 2012, pasangan yang akan menjadi pemenang adalah pasangan dengan jumlah percakapan terbesar (Share of Awareness) dan Net Sentimen paling positif.

Dia mengatakan, tidak pernah membayar buzzer semenjak Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, di mana saat itu, dirinya maju bersama Joko Widodo.

"Tidak tahu. Saya kira, kita tidak pernah bayar buzzer dari dulu. Mereka saja otomatis. Kalau saya lihat, gerakannya mirip kok sama dulu. Tanya pengamat, aku tidak begitu ngerti. Aku kerja saja sudah," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Sebelumnya, pendiri media Politicawave Yose Rizal menjelaskan saat ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan calon Gubernur DKI 2017 sudah mulai bergerak.

"Setiap percakapan mengandung sentimen, yang merupakan persepsi netizen terhadap pasangan calon tersebut. Pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin terkait dengan sentimen netizen," kata Yose melalui keterangan tertulis.

Menurutnya, net Sentimen (selisih antara sentimen positif dan negatif) pasangan Ahok-Djarot adalah sebesar 7,078.

Namun berbeda dalam jumlah percakapan, untuk Net Sentimen, di posisi kedua adalah pasangan Agus-Sylvi sebesar 6.207 dan diikuti oleh Anies-Sandi sebesar 2.981.

Berdasarkan pengalaman PoliticaWave.com melakukan prediksi terhadap Pilkada, Pileg dan Pilpres sejak tahun 2012, pasangan yang akan menjadi pemenang adalah pasangan dengan jumlah percakapan terbesar (Share of Awareness) dan Net Sentimen paling positif.(tribunnews & jitunews)

baca juga: Gawat...!! Gara-gara Sungai Bersih Karena Ahok, Kini Ahok Dicurigai Kerjasama dengan Google Demi Raih Keuntungan

Berkah Penjahit Langganan Jokowi, Dapat Pesanan Kemeja Kotak-kotak Ahok-Djarot dari Teman Ahok

 
Suprapto saat menunjukan baju kotak kotak pesanan Relawan Teman Ahok, Sabtu (1/10/2016).


alirantransparan.blogspot.co.id - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta memberikan berkah bagi pengusaha konveksi di Kota Solo.

Suparto, pemilik Arjuna Tailor mendapatkan pesanan kemeja untuk kampanye dari Teman Ahok, pendukung pasangan Ahok-Djarot.

Dia memang telah menjadi langganan para pejabat, terutama oleh Presiden Joko Widodo sejak menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Menurutnya, Teman Ahok mulai memesan kemeja sejak sekitar dua pekan lalu.

�Setelah pasangan Ahok-Djarot diumumkan jadi Cagub, besoknya sudah ada komunikasi dengan Teman Ahok minta dibuatkan baju,� ujar Suparto, Selasa (4/10/2016).

Motif kain yang diminta Teman Ahok ialah motif yang dahulu dipakai oleh Jokowi-Ahok ketika maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2012.

Namun karena Suparto kesulitan mencari kain yang sama, dia mencarikan kain yang mirip dengan motif keinginan pemesan. 

Komunitas Teman Ahok di kota ini beramai-ramai memesan baju bermotif kotak-kotak di penjahit langganan Joko Widodo.

Sebanyak 1.000 lembar baju dipesan komunitas pendukung Ahok yang mendatangi Modiste Arjuna milik Suprapto di kawasan Gilingan,

Menurut Suprapto, para relawan Teman Ahok memesan 1.000 baju bermotif kotak-kotak yang menjadi ciri khas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

"Kira-kira dua atau tiga hari setelah pencalonan Ahok. Teman Ahok memesan 1.000 baju. Kalau dulu pas Presiden Jokowi, beliau datang sendiri," kata Suprapto, Sabtu (1/10/2016).

Suprapto berencana segera menyelesaikan pesanan baju tersebut dan akan dikirimkan ke Jakarta dalam dua kloter.

Kloter pertama dikirim tiga pekan usai pemesanan dan kloter kedua akan dikirim awal November.

Menurut Suprapto, 1.000 baju tersebut terdiri dari dua jenis, kemeja lengan pendek dan panjang.

Untuk harga setiap lembar baju, Suprapto membandrol dengan harga Rp 150.000 - Rp 170.000. 

Penjahit yang menjadi langganan Joko Widodo sejak masih menjadi wali kota tersebut merasa senang mendapat pesanan dalam jumlah cukup banyak.

Seperti diketahui, Suprapto juga mendapat pesanan baju kotak-kotak saat Joko Widodo maju menjadi Gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu.

Motif kotak- kotak mendandak menjadi tren, khususnya bagi para simpatisan Presiden Joko Widodo.

(tribunnews.com & kompas.com)

Wednesday, October 5, 2016

Gawat...!! Gara-gara Sungai Bersih Karena Ahok, Kini Ahok Dicurigai Kerjasama dengan Google Demi Raih Keuntungan




alirantransparan.blogspot.co.id - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi meminta Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta (KPU DKI Jakarta) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turun tangan mengawasi media online, sosial media dan mesin pencari seperti Google.
 

Pasalnya, dia menduga, calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama melakukan kerja sama dengan Google demi keuntungan dirinya.


�Kita sudah tahu soal pernyataan Ahok bahwa di Google kalau ketik kali di Jakarta bersih karena Ahok ternyata hoax. Kalau kita ketik apapun ada kata bersih dan foke pasti dikoreksi Google dengan Ahok. Ini pasti ada apa-apanya antara Ahok dengan Google dan saya minta KPU dan Bawaslu turun tangan,� ujar Adhie di Jakarta, Selasa (4/10). 


Adhie menduga, kerja sama iklan dengan Google tersebut terindikasi dari laman depan Google, yang hanya berisi berita baik tentang Ahok. Sementara berita-berita jelek baru muncul di halaman belakang.

�Saya pernah dengar cerita jika saya misalnya punya bisnis restoran di Jakarta, maka agar tampilan di Google di laman pertamanya adalah restourant saya jika orang mencari di Google dengan keyword restaurant di Jakarta, maka yang akan keluar adalah laman terkait restaurant saya itu. Hal ini bisa saja juga terjadi pada kasus ini. Perlu penelusuran lebih lanjut,� katanya.



 


Mantan juru bicara Presiden Gus Dur ini mengatakan, Google hanya menampilkan berita-berita  baik tentang Ahok dan menonjolkan berita-berita buruk para pihak yang merugikannya. Dia mencontohkan berita kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan reklamasi Teluk Jakarta yang hanya menampilkan penjelasan Ahok terkait kasus itu. Padahal, ada banyak tulisan terkait dugaan keterlibatan Ahok dalam kedua kasus itu. 



�Coba ketik saja �kasus sumber waras Ahok� atau � kasus reklamasi Ahok� maka yang akan keluar di laman Google adalah soal pernyataan Ahok bahwa dia hanya meneruskan program reklamasi Fauzi Bowo sementara untuk kasus reklamasi yang keluar adalah berita-berita bahwa KPK tidak menemukan penyimpangan yang dilakukan Ahok,� katanya.

Adhie mengatakan, saat sebuah proyek atau program menjadi �kasus� maka Ahok selalu mengklaim bahwa dia hanya meneruskan kebijakan pendahulunya.Tetapi jika programnya baik, maka Ahok mengklaim hal itu sebagai kebijakannya.

�Ahok ini selalu kalau baik dia klaim sebagai kerjanya, kalau jelek dia tuduh pendahulunya. Konsisten dong baik buruk katakan yang benar. Kalau  memang program kali bersih dimulai di era Fauzi Bowo, akui saja dia hanya melanjutkan dan memperbaiki bukan dia klaim seperti itu,� tambahnya.

 

Adhie juga mengingatkan Google untuk tidak �murahan� dalam memasarkan produknya dengan mendukung salah satu bakal calon gubernur di Jakarta. Dia sangat menyayangkan jika Google, yang sudah sangat dipercaya di Indonesia, bisa ikut-ikutan dalam gawean seperti pilkada DKI.

�Tidak mungkin, anak buah Ahok di bidang IT bisa menembus atau meng-hack Google. Jelas ini hasil kerja Google sendiri yang mungkin saja memiliki kepentingan baik politik maupun ekonomi terhadap kemenangan Ahok dengan menempatkan algoritma komputer dalam mesin pencarinya yang menguntungkan Ahok,� tandasnya.

Sebelumnya, Ahok menuding bakal calon gubernur, Anies Baswedan, dan tim suksesnya, tidak mengerti data karena mengatakan proyek bersih-bersih sungai di Jakarta merupakan program yang dimulai di era Gubernur Fauzi Bowo. Ahok bahkan meminta Anies agar lebih rajin mencari berita di Google. Ahok memastikan, jika mencari di mesin pencari tersebut tentang kali bersih, maka berita yang keluar adalah �kali bersih karena Ahok�.

"Sebenarnya Pak Anies kalau mau lebih rajin, kamu cari di Google aja. Orang kirim ke saya, kan iseng gitu ya, 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke', langsung keluar ditulis, 'You mean sungai bersih karena Ahok'. Itu Google gitu lho, ha-ha-ha," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10).

Atas statemen 'gila' Adhie Marsadi ini, aktivis sosial media Denny Siregar menuliskan tanggapannya sebagaimana berikut ini kami kutipkan:

AHOK MENGGILA !

Pak Adhie Massardi, ssst.. sini pak saya bisikkan..

Kecurigaan bapak itu sesungguhnya sangat benar, hanya tidak banyak orang yang tahu. Ahok itu sebenarnya mengerikan, pak. Ia sudah menguasai semua lini, bahkan Google pun berhasil ia pengaruhi.

Coba bapak ketik "Kali bersih karena Foke", pasti secara otomatis Google akan menggantinya dengan "Did you mean kali bersih karena Ahok".

Ini bukan ketidak-sengajaan, pak Adhie..

Menurut Wikilik ( Wikileaks versi Jawa ), ternyata itu karena Ahok sudah menguasai mayoritas saham Google yang pada tahun 2015 saja mencapai 5.200 triliun rupiah. Jadi dengan memiliki saham mayoritas, Ahok bisa berbuat apa saja dengan Google. Gilaaa..

Bahaya bukan, pak ? Dan ini harus dilaporkan ke KPU dan Bawaslu. Ada mamarika dan wahyudi di belakang Ahok dengan dana tidak terbatas supaya ia menang di Pilkada DKI.

Bukan itu saja.. Bahkan menurut wikilik juga, Ahok bukan hanya mengganti kata nama "Foke" menjadi "Ahok", bahkan nama2 orang terkenal lainnya. Coba ketik "Sri Mulyani menghardik Singapura", maka Google akan mengganti secara otomatis "Did you mean Ahok menghardik Singapura..".

Nama ibu Sri Mulyani hilang, pak !

Ahok lebih kurang ajar lagi mentang2 menguasai Google. Saya ketik lagi "Gibran jualan martabak", tertulis "Did you mean Ahok jualan martabak". Makin kacau, pak Adhie. Saya panik, saya ketik lagi "Jokowi sedang meninjau lokasi" dan tebak, apa yang tertulis di Google ?? Did you mean Ahok meninjau lokasi.

Kurang ajjjarrr nama pak Jokowi juga hilang di ganti Ahok !

Saya iseng pake nama orang barat, ketik "Obama declares war". Dan apa yang tertulis di Google ? "Did you mean Ahok declares war". Ini sudah pada taraf kegilaan, pak Adhie. Nama Obama otomatis menghilang di Google !

Gilaaaa Ahok ini...

Makin menggila saya mengetik "Tarzan xxx" dan tertulis "Ahok xxx". Bahkan film dewasa juga dikuasai Ahok !!

Saya pengen menipu Google, lalu saya ketiklah judul film "Ada apa dengan cinta", dan Google menulis "Did you mean ada apa dengan Ahok".

Saya pusing, pak Adhie Massardi... Pak Anies Baswedan pasti lebih pusing. Apalagi haji lulung, selalu pusing. Fenomena apa ini ? Google sudah menjual informasinya hanya kepada Ahok...

Mari kita selidiki pak Adhie, mungkin saja Ahok adalah dajjal yang ingin menguasai dunia. Ya Tuhan, lindungilah negara ini. Semoga Google segera mendapat hidayah. Ketik amin dan bagikan...

Saya lelah, pak Adhie.. lelah sekali.. Bahkan saya sudah tidak sanggup lagi ngopi karena memang sudah habis malam ini. Sungguh saya tidak sanggup membayangkan apa jadinya Jakarta jika dia menang lagi ?

Saya tidur dulu. Tapi sebelumnya saya ingin mencoba satu kali lagi dan ingin melihat apa jawab Google. saya ketik "Enny Arrow"..

Google said : "Did you mean Farhat Abbas"


Hwaduuuhh....


Wah, tambah ramai saja, sampai-sampai Ahok dituduh beli Google. Menurut mu?


Editor: Lisa Kurniasih@beritateratas.com

Tuesday, October 4, 2016

Bikin Haru! Awalnya Ragu Karena Warga Depok, Ternyata Ahok Mau Datang Ke Kondangan Anaknya. Begini Kisahnya






alirantransparan.blogspot.co.id - Kisah Mulyono beredar dengan cepat di Facebook. Ia sukses menepati janji untuk hadirkan Ahok di pernikahan anaknya, Sabtu (1/10/2016).

Viralnya kisah Mulyono karena Mulyono ini memang sudah tidak asing di berbagai grup - grup pendukung Ahok di facebook. Bahkan kali ini ini Mulyono menuliskan kisahnya saat Ahok kondangan di rumahnya.


 

Sungguh mengharukan membacanya. Mulyono juga menyertakan tiga foto dari postingan tersebut. Berikut redaksi kutipkan buat pembaca:

Orang boleh ngomong sombong...!
Belagu...!
Sok Kuasa...!
Keras Kepala...!
Exclusive...!
Jaim....!
Dll,
Bebassssss....!

Buat gw,
Ahok jadi rakyat pade saat die dateng Kondangan ke warge kampung model gw braayyyy...!

Kagak minta macem macem,
Mao minum nyomot sendiri...!
Nambah ngambil sendiri...!

Kagak ade rasa geli, jijik karne es kampung...!
Kalo pejabat laen, jangan kate sekelas gubernur daerah,
Camat ajah minta ame Ajudan...!
Ahok kagaaaakkkk...!
Asiiiikkkk....!

Contoh buat semue orang... contoh buat pejabat Feodal braayyy...!
Gelas bekasnye juga gw ambil...!
Gw jadiin kenang kenangan...!

Gelas plastik es doger murahan tapi punye sejarah nyang tak terlupakan...!

"AHOK MENANG"!

Sebelumnya kisah Mulyono jadi viral di Facebook bagaimana pusingnya orangtua yang ingin bahagiakan anaknya.

Ia pusing lantaran bukan KTP Jakarta melainkan Depok Jawa Barat.

Namun permintaan anaknya harus ia upayakan.



Seperti ini status Mulyono

"Anak gw mao nikah tanggal 1 Oktober 2016."
"Minta kado dari gw cuman "ahok datang kepernikahannye"

Gw bilang," Ayah bukan Allah. Bukan Tuhan. Jadi ayah cuman berusaha dengan cara Ngundang Ahok"
"Dia bilang "Gpp....yang penting ayah buktiin. Kasih undangan langsung ke Tangan Pak Ahok"
"Yahhh..."
"Pagi pagi langsung gw ke Balaikota kasih undangan."
"Mudah mudahan Ahok ade waktu buat dateng ke DEPOK."
"Aamiiinnn...."
"Hehehe."

Dan akhirnya Mulyono berhasil mewujudkan keinginan anaknya Ahok hadiri acara pernikahan anak Mulyono setelah upacara Hari Kesaktian Pancasila.

Keberhasilan Mulyono diunggah oleh akun Facebook bernama Mohamad Guntur Romli.


"Namanya ortu ingin bahagiakan anak, si anak nikah minta kado: "Ahok datang", Si Ortu sempat pusing: "keluarganya bukan KTP DKI, tapi Depok"."
"Tapi karena permintaan anak, berangkat aja ke Balai Kota, antar undangan sekalian bisa selfie sama Ahok. Ini 26 September."

"1 Oktober, setelah ikut Upacara Kesaktian Pancasila, di Lubang Buaya, Ahok meluncur ke Sawangan."

"Hadir di acara Pernikahan anak Pak Mulyono. Kehadiran Ahok menunaikan janji ortu ke anaknya, Ahok membayar hutang janji Pak Mulyono ke anaknya, dan mungkin akan jadi kado terindah dalam hidupnya."

"Semoga menjadi pasangan yang sakinah, penuh mawaddah dan rahmah. Barakallahu lakuma, wa jama'a kuma fi khair... Amiinn.."

Diposting pada Sabtu (1/10/2016) lalu, hingga berita ini diunggah mendapat respon netizen dengan 1,9 ribu likes, 165 shares dan 278 komentar.

Ratusan komentar berisi pujian untuk Mulyono yang berjuang demi anak serta untuk Ahok(*)

Penulis: Dian Ariyani @beritateratas.com

Kereeen...!! Ahok Beli Ratusan Bus Standar Dunia untuk Gantikan Metromini dan Kopaja




alirantransparan.blogspot.co.id - Menteri Perdagangan Swedia, Ann Linde datangi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota DKI sambil membawa protoype bus Scania jenis dek rendah (lower deck). Hasil pertemuan itu, Ahok memborong sebanyak 150 unit bus yang dibawa Ann Linde.

Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembelian 150 unit bus itu akan tiba di Jakarta akhir tahun ini. Nantinya bus-bus baru itu akan menggantikan angkutan reguler di Jakarta seperti Metromini dan Kopaja.

"Kami mau ganti dengan bus model yang lower deck, yang ramah terhadap penyandang disabilitas dan kami juga mau lebarkan banyak trotoar kan," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Ahok mengatakan, diperkirakan 150 unit bus tersebut akan bisa digunakan pada akhir tahun ini. Bus tersebut merupakan standar dunia yang nyaman dan ramah terhadap lingkungan.

"Ini bus yang kita harapkan standar dunia. Yang lower deck dulu. Kita sudah order 150 unit. Akhir tahun sudah masuk," kata Ahok. Bus Scania itu diproduksi oleh PT United Tractors Tbk.

Ahok juga mengatakan, pihaknya juga telah memesan sebanyak 150 unit bus lagi dengan merek yang berbeda, namun tetap produksi Eropa. Untuk itu, Ahok meminta agar pemilik perusahaan angkutan umum di Jakarta mau bekerjasama dengan Pemprov DKI dan mengganti bus lama mereka dengan bus baru yang dibeli Pemprov DKI. 



"Kita mainnya semua merek Eropa, yang terbaik. Saya enggak tahu kebutuhannya berapa, yang pasti kita minta semua pemegang bus yang lama semua ikut kita. Kalau enggak, bangkrut mereka. Kita mau bayar rupiah perkilometer," kata Ahok.

Pantauan detikcom, Ahok dan Ann Linde meninjau langsung bus Scania lower deck yang diparkir di halaman Balai Kota DKI Jakarta. Bus lower deck ini hanya memiliki satu pintu utama. Ketinggian bus bisa diatur untuk mempermudah akses keluar masuk penumpang, khususnya yang menggunakan kursi roda.

Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono mengatakan satu unit bus seharga Rp 2,5 miliar. Pihaknya telah menyediakan anggaran sebesar RP 2,2 triliun untuk pembelian bus.

"Kami dapat PMP (Penyertaan Modal Pemerintah) terkumpul Rp 2,2 triliun. Kami pakai untuk pengadaan bus ini semua. Kami juga rencananya pinjaman Bank DKI," katanya.(detik.com)

Pedas! Ini Jawaban Ahok Ketika Dituduh Jadikan Kondangan Sebagai Ajang Kampanye



alirantransparan.blogspot.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggunakan waktunya pada akhir pekan untuk menghadiri undangan pernikahan.

Tak jarang, pernikahan yang dihadiri Basuki atau Ahok itu berlokasi di perkampungan.

Ahok menampik anggapan yang menilai ia akan memanfaatkan undangan pernikahan dari warga ini sebagai ajang kampanye.

"Makanya kamu perhatiin deh, kalau politisi yang hadir buat kampanye, pasti dimintain tuan rumah buat naik ke panggung dan ngomong-ngomong, dia naik. Saya lakuin enggak? Enggak," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10/2016).

Selama kondangan, Basuki mengaku secapat mungkin menghadiri acara tersebut.

Dimulai dengan menyalami mempelai hingga melayani permintaan foto tamu undangan.

Basuki mengatakan, dirinya tak pernah mau jika diminta pembawa acara untuk bernyanyi atau memberi ucapan selamat di atas pelaminan.

"Ngapain saya naik ke atas (pelaminan) cuap-cuap, sampaikan visi misi, enggak. Padahal tuan rumah sering nawarin saya, apalagi MC yang musik nawarin kami buat naik dan kasih sepatah dua patah kata. Saya bilang, enggak usah," kata Ahok.

Ia mengatakan, kegiatan menghadiri undangan pernikahan ini sudah dilakukannya sejak menjabat Bupati Belitung Timur.

"Sehari, paling kalau siang maksimal datang ke tiga tempat, kalau malam maksimal dua tempat. Maksimal kalau hari Sabtu, Minggu, bisa datang sampai 10 lokasi," kata Ahok.(kompas.com)