Latest News

Showing posts with label Pilgub DKI. Show all posts
Showing posts with label Pilgub DKI. Show all posts

Thursday, September 15, 2016

Gara-gara Sosok Ini, Gerindra Siap Tarik Dukungan untuk Sandiaga Asal Bukan Ahok




alirantransparan.blogspot.co.id - Petinggi Partai Gerindra Desmond J Mahesa menyatakan, siap menarik dukungan terhadap Sandiaga Uno bila Tri Rismaharini (Risma) dan Yoyok Riyo Sudibyo maju di Pilkada DKI Jakarta. Risma kini masih jadi Walikota Surabaya, Jawa Timur dan Yoyo Riyo Sudibyo merupakan Bupati Batang, Jawa Tengah.

�Jika Risma dibawa PDI Perjuangan ke Jakarta maka Gerindra tidak akan ragu untuk mendukungnya. Hari ini Risma menguat juga. Siapa pun, bagi Gerindra asal jangan Ahok. Kalau Risma maju, kita dukung kok. Pasangan enggak juga harus dari Gerindra,� kata Desmond, Kamis (15/9).

Pilkada DKI Jakarta,kata Desmond, harus memberikan manfaat lebih ke masyarakat Jakarta dibandingkan Ahok. Realitas politik jelang pendaftaran belakangan ini, lanjut dia, Sandi tidak didukung partai lain.

�Gerindra kan tak bisa mengusung sendiri. Kalau enggak ada parpol lain mendukung kami tidak bisa mengusung. Lebih baik kami juga cabut dan bergabung dengan yang lain,� katanya.

DPW PKB mengancam menarik dukungan terhadap kader Gerindra Sandiaga Uno di Pilgub DKI 2017 mendatang. Peringatan ini disampaikan menyusul dukungan dan usulan PKS agar kadernya Mardani Ali Sera menjadi wakil Sandiaga.

�Kami tidak khawatir dengan penarikan dukungan PKB untuk Sandiaga. Sandiaga pun belum menjadi bakal calon definitif dari Partai Gerindra,� kata Desmond.

Wakil Ketua Komisi III DPR itu menambahkan, Gerindra tidak akan memaksakan kehendak untuk mengusung Sandiaga. Pihaknya pun menyiapkan sejumlah opsi. �Opsi pertama mengusung calon bersama PKS. Opsi kedua mendukung calon yang diajukan parpol lain karena Gerindra tidak bisa mengusung calon sendiri,� katanya.(beritasatu.com)

Bagi Megawati Pilkada DKI Bukan Masalah Menang atau Kalah, tapi Ada yang Lebih Besar Lagi. Ini yang Harus Dipikirkan

 
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri


alirantransparan.blogspot.co.id - Sikap politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentang calon yang akan diusung pada pilkada DKI Jakarta masih menjadi tanda tanya. Terlebih, PDIP sebagai partai yang memenuhi syarat untuk mengusung calon sendiri di pilkada DKI memang punya banyak pilihan.

Namun, Megawati diyakini tidak sekadar berpikir menang atau kalah dalam pilkada DKI. Berdasarkan penilaian Ketua Bidang Otonomi Daerah Seknas Jokowi, Nazaruddin Ibrahim, Presiden RI ke-5 itu pasti memikirkan kepentingan yang lebih besar ketimbang sekadar memenangi pilkada di ibu kota negara.

�Bagi Bu Mega, pilkada DKI Jakarta tentu bukan hanya persoalan menang-kalah, siapa yang tertinggi elektabilitasnya atau berapa banyak keuntungan untuk menghadapi pemilu 2019. Tapi Megawati sedang  merawat Indonesia, merawat keberagaman yang telah dengan susah payah dibangun oleh ayahnya, Soekarno,� ujar Nazaruddin melalui layanan pesan singkat, Rabu (14/9).

Menurutnya, sangat disayangkan ketika kontestasi pilkada DKI justru menggulirkan kutub dukungan yang didasarkan pada ras dan agama. Yakni antara pihak pendukung Basuki T Purnama alias Ahok denga penolaknya.

Karenanya Nazaruddin meyakini Megawati sedang berupaya keras menerjemahkan Trisakti dan merawat kebhinnekaan, termasuk agar jangan sampai kontestasi di pilkada DKI justru menumbuhkan fundamentalisme, radikalisme, ataupun fanatisme berlebihan tentang suku dan agama. �Megawati sedang berusaha membuang beban di pundaknya untuk mencegah arena kontestasi menjadi ajang tumbuh dan berkembangnya fundamentalis-radikal agama dan ras,� ulasnya.

Soal calon, kata Nazaruddin, bisa saja Megawati memutuskan untuk mengusung Ahok. Tapi jika Megawati mengusung Ahok, sambung Nazaruddin, maka ada implikasi serius.

Yakni pertentangan berbau SARA yang makin frontal karena arahnya hanya akan ada kubu pendukung Ahok dan penentangnya. �Pilihan ini merupakan pilihan buruk bagi keberlanjutan toleransi, keberagaman dan harmoni, juga merupakan ladang yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya fundamentalis-radikal agama dan ras,� ucapnya.

Namun, kata Nazaruddin, ada juga kemungkinan Megawati mengusung calon lalin. Misalnya, mengusung kader PDIP yang juga wali kota Surabaya, Tri Rismaharini dan menduetkannya dengan Rizal Ramli yang juga mulai dilirik sejumlah partai politik.

Andai Megawati mengusung Risma, kata Nazaruddin, maka kemungkinan besar akan ada tiga kubu pasang calon. Yakni Ahok, Risma dan Sandiaga.

�Pilihan ini merupakan pilihan rasional dan mendorong kegairahan rakyat ikut dalam kegembiraan kontestasi. Mega bukan hanya telah memberikan pendidikan kepada rakyat tentang kepemimpinan tapi juga telah memutus mata rantai freerider (penumpang gelap, red) yang menggunakan pilkada sebagai media kontes fundamentalis-radikal,� ujar Nazaruddin.

Ia menegaskan, pilkada DKI jangan sampai justru menjadi kontestasi antara kubu pro-Ahok dengan anti-Ahok. �Tapi tentang kita, tentang Indonesia dan Jakarta yang mempunyai jiwa tempat wong cilik dapat hidup tenang dan berwajah humanis,� pungkasnya. (jpnn.com)

Wednesday, September 14, 2016

Saat Tunaikan Ibadah Haji, Ketua DPW PKS Doakan Ahok Kalah pada Pilgub DKI 2017


Syakir Purnomo dan Ahok

alirantransparan.blogspot.co.id - Saat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci pada tahun ini, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Syakir Purnomo berdoa kepada Allah SWT agar warga Jakarta memperoleh pemimpin terbaik melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

�Insya Allah, selalu dipanjatkan. Semoga Allah anugerahkan untuk warga Jakarta pemimpin terbaik yang bersih dan berintegritas, tegas dan santun, serta cerdas dan rendah hati. Benar-benar berkhidmat bagi rakyat serta mampu membawa Jakarta menjadi lebih baik lagi. Amin,� ungkapnya, saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Sabtu (10/9), seperti dilansir Poskotanews.

Namun, calon pemimpin yang dia maksudkan bukanlah petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Justru dia berharap mantan Bupati Belitung Timur itu tidak lagi melanjutkan kepemimpinannya pada periode 2017-2022.

�Dan bisa mengalahkan petahana. Hasbunallahu wa ni�mal wakil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik sandaran),� imbuhnya.

Syakir mengaku sudah berada di Mekah sejak Sabtu (3/9/2016) dan akan kembali ke Jakarta, Sabtu (17/9/2016). Sementara itu tugasnya di DPW PKS akan digantikan Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) yang juga Ketua Fraksi PKS di DPRD DKI, Abdurrahman Suhaimi.

�Saya juga mendoakan semoga Pilkada DKI Jakarta mendatang berjalan lancar dan sukses,� tuntasnya.(poskotanews.com)

NU: Stop Isu SARA, Saatnya Berpikir Perkuat Kehidupan yang Beradab dan Berbudaya




alirantransparan.blogspot.co.id - Maraknya isu SARA jelang pilkada Jakarta cukup membuat risau sebagian kalangan. Isu SARA dianggap tidak relevan dan dianggap ketinggalan zaman.

"Kita ini hidup di abad yang sangat modern. Ini abad 21. Isu SARA itu produk masyarakat abad lampau. Kini saatnya kita berpikir untuk memperkuat kehidupan yang beradab dan berbudaya. Kita harus mampu berpikir obyektif dalam segala hal," ujar Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta Taufik Damas dalam keterangannya, Selasa (13/5/2016).

Menurutnya, momen pemilihan pemimpin seharusnya dilihat sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk ikut memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.

"Masyarakat harus diajak untuk berpikir obyektif dan kritis. Dengan demikian, akan lahir pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan hidup orang banyak. Pemimpin yang bertanggungjawab pada masyarakat, bukan pemimpin yang culas dan penuh kebohongan," tegas Taufik

Seorang pemimpin itu tergantung kemampuan untuk memberikan dan menjamin kemashlahatan atau kesejahteraan warga. "Gubernur di negara Indonesia beda tanggung jawabnya seperti auliya atau wali yang dimaksud dalam negara-negara Islam. Ini negara Pancasila. Ada kesetaraan dalam hukum publik," ujarnya.

Tidak hanya itu, pemilu atau pilkada jangan sekadar dijadikan ajang untuk menang-kalah, tapi harus dijadikan kesempatan untuk menegakkan pola hidup yang sesuai dengan akal sehat.

"Karena kehidupan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akal sehat akan bermuara pada kesejahteraan jiwa dan raga kita semua. Dan itu cita-cita para pendiri negeri ini," tutupnya.(detik.com)