Latest News

Showing posts with label Fenomena. Show all posts
Showing posts with label Fenomena. Show all posts

Tuesday, January 28, 2014

Survei: 52 persen publik setuju Jokowi nyapres

Survei: 52 persen publik setuju Jokowi nyapres

Jokowi tinjau pintu air Cisadane. �2014 merdeka.com/imam buhori       Reporter : Muhammad Sholeh | Minggu, 26 Januari 2014 14:56

Survei: 52 persen publik setuju Jokowi nyapres


Nama Jokowi mendapat dukungan kuat dari masyarakat jika ingin 
menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Dalam survei yang 
dilakukan oleh Pol-Tracking Institute, 52,96 persen publik setuju 
Jokowi menjadi capres pada Pilpres tahun ini.

"52,96 Persen publik setuju Jokowi menjadi capres, 20,35 persen 

publik tidak tahu dan 26,69 persen tidak setuju Jokowi menjadi 
capres," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute, Hanta 
Yudha di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Minggu (26/1).

Sementara 32,03 persen publik kurang setuju jika Ahok menjadi 

capres atau cawapres. "Hal ini berbeda dengan Jokowi di mana 
hanya ada 26,69 persen publik yang tidak setuju dirinya sebagai 
capres/cawapres. Angka persetujuan ini menunjukkan tingkat 
penerimaan publik (akseptabilitas) masing-masing tokoh jika 
meninggalkan jabatan di DKI," jelas Hanta.

Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan 

margin of error kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat 
kepercayaan 95 persen. Metode pengumpulan data adalah 
wawancara secara tatap muka menggunakan kuisioner. 
Pengambilan data survei dilakukan pada 16-23 Desember 2013.

Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik 

demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan 
populasi diperoleh melalui data sensus BPS terakhir. 
Pengambilan data dilakukan secara serentak dan 
nasional di 33 provinsi.
[has]

Source : merdeka.com

Ekonom: Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bakal Menguat Tajam

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Wakil Presiden Boediono                  Senin, 27 Januari 2014 | 19:12 WIB

Ekonom: Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bakal Menguat Tajam

JAKARTA, � Nilai tukar rupiah diproyeksikan bakal menguat signifikan setelah pemilihan presiden, dan diperkirakan di posisi Rp 11.600- Rp 11.000 per dollar AS.

Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan sebagaimana dikutip dari Bloomberg pada Senin (27/1/2014) menyebutkan, penguatan itu diperkirakan terjadi pada semester kedua tahun ini, tepatnya setelah presiden baru terpilih.

Apalagi, pemerintahan yang baru tersebut kemungkinan akan lebih mahir menangani kondisi perekonomian nasional. Dia menyebutkan, proyeksi tersebut mengasumsikan yang akan naik menjadi presiden adalah Joko Widodo yang saat ini menjadi Gubernur DKI Jakarta.

�Kami melihat rupiah masih mengalami gejolak pada semester I tahun ini. Akan tetapi, nilai tukar akan kembali menguat pada paruh kedua 2014 setelah pemilihan umum. Indonesia membutuhkan presiden baru yang memiliki kepemimpinan bagus untuk meyakinkan investor masuk ke Indonesia," ujarnya.

Sejauh ini, rupiah menjadi mata uang yang paling terpuruk jika dibandingkan mata uang negara-negara Asia lainnya. Pada akhir tahun lalu kurs rupiah telah turun hingga 21 persen. Pelemahan didorong oleh terjadinya defisit transaksi berjalan serta perlambatan ekonomi.

Di sisi lain, pasar modal nasional juga berada dalam tekanan lantaran kebijakan Federal Reserve memangkas stimulus ekonominya.

Pada sore ini, rupiah diperdagangkan di posisi Rp 12.198 per dollar AS atau turun 0,17 persen.

Anton Gunawan merupakan salah satu ekonom terbaik di Indonesia versi Bloomberg dalam 2 tahun terakhir ini. Dia lebih memiliki pandangan positif terhadap perekonomian Indonesia jika dibandingkan ekonom lain yang disurvei oleh Bloomberg.

Editor: Bambang Priyo Jatmiko
Sumber: Bloomberg


Kompas .com

Survei: Jokowi Bertahan, Prabowo-Aburizal Jeblok

Jokowi. TEMPO/Aditia Noviansyah                                                          SENIN, 27 JANUARI 2014 | 05:05 WIB

Survei: Jokowi Bertahan, Prabowo-Aburizal Jeblok

Jakarta - Tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam bursa calon presiden konsisten pada angka 37-38 persen menurut survei yang digelar lembaga Pol-Tracking Institute. Sedangkan tingkat keterpilihan kandidat lain malah menurun. "Kalau ada Jokowi (dalam bursa calon presiden), potret cuaca politik hari ini dia (Jokowi) menang," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda ketika memaparkan hasil survei lembaganya di Menteng, Jakarta, Ahad, 26 Januari 2014.

Berdasarkan survei ini, Jokowi memiliki tingkat keterpilihan 37,95 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding hasil survei lembaga yang sama pada 13 September-11 Oktober 2013. Saat itu tingkat keterpilihan Jokowi baru 37,46 persen. Survei ini dilakukan secara serempak di 33 provinsi. Jumlah informan sebanyak 2.010. Survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun data diambil melalui wawancara. Margin of error penelitian ini mencapai 2,19 persen.

Sedangkan survei terbaru Pol-Tracking Institute digelar pada 16-23 Desember 2013 terhadap 1.200 responden di 33 provinsi. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,83 persen.

Saat tingkat keterpilihan Jokowi konsisten pada angka 37-38 persen, tingkat keterpilihan sejumlah kandidat lain justru menurun. Tingkat keterpilihan Prabowo Subianto, yang masuk bursa capres dari Partai Gerindra, turun dari 11,72 persen menjadi 10,34 persen. Begitu pula dengan Aburizal Bakrie yang merupakan calon presiden dari Partai Golkar. Aburizal yang semula memiliki tingkat keterpilihan 11,67 persen kini hanya mendapat 5,92 persen. 

Sedangkan kandidat lainnya memiliki tingkat keterpilihan yang amat jauh dari Jokowi. Wiranto memiliki tingkat keterpilihan 5,42 persen, Jusuf Kalla 4,25 persen, Megawati Soekarnoputri 3,84 persen, Mahfud Md. 2 persen, Dahlan Iskan 1,75 persen, Surya Paloh 1,42 persen, Hatta Rajasa 1 persen, dan sejumlah tokoh lainnya bila digabung hanya mendapat 5,92 persen. Namun dalam survei ini sebanyak 20,52 persen responden masih menjawab tidak tahu.

NURUL MAHMUDAH | SUNDARI

Source : tempo.co



Monday, January 27, 2014

"Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung"



"Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung"

Melihat antusiasme masyarakat medan yg ikut berpartisipasi pada acara Pengumpulan Petisi Dukungan Jokowi Presiden RI yg diadakan di Medan-Sumut kemarin, aku sungguh beberapa kali merasa merinding2 sedap...karena dari situ aku melihat satu pesan simbolik dari suara hati masyarakat luas yg merindukan pemimpin negeri berikutnya adl seorang Jokowi. Mulai dari masyarakat kelas wong cilik spt pedagang asongan, ibu2 petugas pembersih jalan, dan abang2 tukang becak. Masyarakat kelas menengah spt anak2 Punk, komunitas sepeda, komunitas sepeda motor, hingga kelas atas spt komunitas pecinta anjing, mahasiswa, dokter, dan pengusaha, semua lapisan masyarakat terlihat dengan suka rela memberikan dukungannya.

Acara sederhana yg dimulai sejak pukul enam pagi hingga pukul sebelas itu sukses besar untuk mengukur suara dukungan rakyat sumut terhadap Gerakan Nasional Mencapreskan Jokowi sbg Presiden RI 2014 oleh Masyarakat Langsung. Delapan orang Relawan yang bekerja di hari minggu 26 januari kemarin itu pun merasa puas menyaksikan animo masyarakat hari itu. Ada begitu banyak kesaksian langsung yg terekam melalui foto maupun video ttg alasan2 dari masyarakat itu mengapa mereka mencintai dan memberikan dukungannya pada Jokowi. Masyarakat kelas bawah menyatakan alasan2nya dengan bahasa yg sederhana spt "pak Jokowi itu orang baik, orang yang tulus, pekerja keras, peduli rakyat kecil" dstnya. Sedangkan masyarakat kelas menengah-atas memberikan alasan2 yg lebih kritis spt "Pak Jokowi itu adl pemimpin yg punya kemampuan utk mensinergikan berbagai elemen masyarakat maupun birokrat, pemimpin yang paham masalah2 fundamental dari negeri ini, pemimpin yg mengerti geopolitik maupun psikologi massa, pemimpin yang dalam kesederhanaannya memiliki kekuatan diri/ketegasan yg seteguh karang, pemimpin yang dengan cara2 sederhana mampu memecahkan persoalan2 sosial kemasyarakatan baik dalam bidang ekonomi maupun budaya" dan masih banyak lagi alasan2 atas dukungan mereka terhadapnya.

Fenomena Jokowi memang sudah kehendak alam, ia muncul dari bawah karena bekerja memperjuangkan kaum bawah, kaum pinggiran, para wong cilik dengan ekonomi kerakyatannya sehingga mata dunia dan mata hati rakyatpunpun lalu mengapresiasinya, mengulas dan membedah kinerjanya, dan akhirnya mengganjarnya dengan berbagai penghargaan. Menjadi walikota terbaik ketiga dunia 2012 oleh situs worldmayor.com dibawah Wali Kota Bilbao, Spanyol, Inaki Azkuna, dan Wali Kota Perth, Australia, Lisa Scaffidi. Tiga wali kota terbaik itu dipilih dari sekitar 910 nominasi wali kota di seluruh dunia. Azkuna terpilih karena berhasil mengubah Bilbao, kota industri yang pamornya menurun di kawasan utara Spanyol, menjadi sebuah pusat wisata dan pusat seni di Provinsi Basque. Ia juga berhasil menjadikan Bilbao sbg kota yang bebas utang. Di bawah Azkuna, tak ada lagi utang sejak 2011. Kini, kota itu hanya memiliki utang baru untuk proyek-proyek khusus. Sedangkan Joko Widodo. Gubernur DKI Jakarta ini mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya sebagai Wali Kota Surakarta. Ketika memimpin Solo, Jokowi dinilai berhasil mengubah kota yang rentan kriminalitas menjadi pusat seni dan budaya yang mulai menjadi tujuan wisata dunia.

Seni dan budaya memang dua hal yg menjadi prioritas Jokowi dimanapun ia bertugas, baik disolo maupun di jakarta ia mampu membuat terobosan2 dan mengangkat pamor kedua kota tsb di dua hal tsb. Sebagai seorang pemimpin yang dikenal menyukai musik Rock dan memahami kekuatan potensi budaya2 lokal, maka wajar jika ia mampu memajukan dua bidang tersebut dimanapun ia diposisikan. Dan jika masyarakat luas mampu mendudukan Jokowi sbg Presiden RI berikutnya nanti, maka Seni Budaya nusantara pasti akan beliau rawat serta angkat naik ke pentas dunia.

Selain seni dan budaya, ekonomi kerakyatannya yg lebih fokus utk membangun pasar2 tradisional utk menguatkan ekonomi masyarakat kelas bawah, para petani, nelayan dan para pengrajin2 kecil pun menjadi hal yg sangat diapresiasi oleh masyarakat medan, itu terlihat ketika saya dan teman2 yg secara bergantian "memanggil2 serta memanas2i mereka" melalui pengeras suara berkata,

"Ayo bapak2 dan ibu2, abang2 tukang becak serta saudara2ku semuanya warga medan, mari kita lakukan Revolusi yg tanpa darah dan air mata, Revolusi Konstitusional dengan mencapreskan Jokowi, kalau para pejuang kemerdekaan dulu berjuang dengan meneteskan darah dan air matanya, maka kita kini berjuang hanya dengan membubuhkan satu tanda tangan saja, ayo kita satukan tekad utk mencapreskan Jokowi sbg presiden kita".

Saat itu kebetulan ada 3 becak motor yg lewat didepan lapak kami, mereka merapat dan lalu turunlah beberapa inang2 yg menjadi penumpangnya, lalu salah seorang dari inang2 itu berkata sambil mulutnya mengunyah sirih,

"Kalau kalian mau mencari pendukung jokowi, datanglah ke pajak sentral, disana seluruh pedagang adl para pendukung Jokowi"

Setelah ia membubuhkan tanda tangannya serta mengisi form petisi, kamipun mewawancarai rombongan kecil tsb...inang2 yg ternyata para pedagang kecil di pasar sentral serta abang2 becak yg mengantarnya, dan berjanji akan datang ke pasar sentral satu hari nanti (agenda berikutnya). Dalam wawancara tersebut, nande2/inang2 perengge-rengge atau ibu2 pedagang pasar sentral tsb mengungkapkan bahwa klaimnya atas dukungan besar terhadap jokowi dari para pedagang pasar tradisional di kota medan ini adl karena mereka menyaksikan perubahan pasar2 tradisional di kota Solo selama kepemimpinan Jokowi, hingga merekapun ingin agar pasar2 tradisional di kota medan pun menjadi spt itu.

Begitulah sepenggal kisah menarik dari begitu banyak kisah menarik yang terjadi di acara "Gerakan Nasional Petisi Pencapresan Jokowi Presiden" kemarin. Kisah2 menarik yang menjadi bukti nyata atas Fenomena Jokowi yg terjadi saat ini. Kisah2 yg menjelaskan mengapa Ketokohan Jokowi mengalahkan Tokoh2 lainnya dalam survey2 capres 2014, karena ternyata Jokowi menjadi Fenomenal oleh karena kerja2 nyatanya dalam mengangkat harkat dan martabat kaum kecil, kaum kecil yg menjadi penopang kelas menengah-atas...Jokowi adl org yg paham ekonomi yg sehat itu haruslah ekonomi yg menguatkan masyarakat kelas bawahnya, sebab jika masyarakat kelas bawah kuat maka otomatis kelas menengah-atasnyapun akan semakin kuat juga.

Bravo Medan-Sumatera Utara, Bravo Indonesia Baru....Selamat pagi teman2ku semua dan,

Ayo kita sukseskan "Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung" melalui petisi dukungan spt ini....Merdekaa...!!!


Source : FB Yulius Leonarta Tarigan
Yulius Leonarta Tarigan

Tergelitik karena sebuah komeng agan2 di bawah, ane mempunyai opini baru



Tergelitik karena sebuah komeng agan2 

di bawah, ane mempunyai opini baru

sebuah opini:

seperti yang kita tahu, sudah 20tahunan sejak era


reformasi.. saya merhatikan dari saya sd hehehe
bisa di bilang apa yg kita lakukan kita tengah belajar cara ber demokrasi, yang sebelum nya dari rezim otoriter menjadi rezim serba bebas, kondisi dari era reformasi sampai si buya menang pemilu, hingga saat ini lah memang kita semua sedang belajar untuk bernegara demokrasi.

20 tahunan kurang lebih adalah waktu yg cukup sebentar untuk kita belajar.. pada saat reformasi kita takjub gegap gempita mengalahkan rezim otoriter dengan pak amin yang menjadi juru kunci.. ternyata.. aapa??

beliau tak lebih dari antek asing. atau orang yg oportunis... lihat lah kerusakan yg ia tinggalkan, pada awalnya mnjatuhkan pak harto, lalu menjatuhkan gusdur terus memandulkan mpr (skrg kemana tugas mpr?) skrg malah jelek2kin jokowi

lalu ketika kita baru melakukan pemilu yg benar2 di laksanakan di era reformasi kita sebagai rakyat pun belum tahu benar pemimpin yang seperti apa yg harus di pilih..
pada saat itu saya ingat. ibu2 pada bilang pak sby aja lah, ganteng bisa nanyi..
sekarang apa yg terjadi??? makan tuh ganteng makan tuh bisa nyanyi... hasil nya?? nol besar.....

lalu di era sekarang tiba2 muncul orang seperti pak jokowi.. belia bagai oase di padang pasir yg dapat memenuhi rasa dahaga kita dalam mencari seorang pemimpin (yup tidak bisa di pungkiri memang pemimpin yang ideal salah 1 nya seperti beliau)

ingat..!!!!
yang seperti pak jokowi bukan cuma dia seorang, ada pak emil dari bandung ada bu risma surabaya, ada pak ahok dari bangka belitung disaat pemimpin2 di daerah lain banyak yg korup, tidak amanah mereka menjadi sosok pembaharu..!!! (padahal di negara lain bukan hal aneh memang pemimpin harus seperti itu)

intinya menjalankan amanat rakyat dengan baik dan benar

kita tidak boleh lelah belajar.. belajar dari kesalahan. kalo ga salah ga belajar....

kita tidak boleh apatis. karena politik/ pemerintahan adalah yg memegang semua hajat hidup orang banyak. ketika pemimpin kotor korup. maka semua kebijakan nya akan merugikan kita. sekuat apapun kita berusaha.. kalau pemerintah nya buruk. hasil nya tidak maksimal....

jangan berhenti belajar dan tetap yakin..
tuhan memberi kita jalan sekarang.

jokowi for president


sebuah opini dari baginda jaya


Source : FB Baginda Jaya
Baginda Jaya

Kisah "Blusukan" Jokowi Tersiar hingga Amerika

Kamis, 26 September 2013 | 13:54 WIB
Artikel tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang ditayangkan secara online di situs New York Times.

Kisah "Blusukan" Jokowi Tersiar hingga Amerika


NEW YORK, Kisah tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut disiarkan oleh media massa di Amerika Serikat. Oleh surat kabar New York Times, Jokowi disebut sebagai seorang gubernur yang gemar turun ke lapangan atau blusukan.
Artikel yang ditulis oleh Joe Cochrane tersebut dibuka dengan kebiasaan Jokowi, sapaan Joko Widodo, yang hampir setiap hari melakukan aktivitas yang tak biasa dilakukan oleh pemimpin-pemimpin lain di Indonesia. Jokowi turun ke lapangan, berbicara langsung dengan warga, dan kedatangannya selalu disambut antusias oleh warga.
Dalam artikel itu, Cochrane menceritakan bagaimana Jokowi berusaha menjelaskan program-program pembangunan dengan menyapa langsung warganya. Jokowi juga menggali informasi dan keinginan warga tentang program-program itu. Ini yang sering disebut Jokowi sebagai "belanja masalah". Crochcane juga menjelaskan bagaimana Jokowi memantau aparat-aparat di bawahnya untuk memastikan bahwa dia mengawasi kinerja mereka.
Crochane juga menuliskan hal-hal yang sudah dilakukan Jokowi di tahun pertamanya memimpin Ibu Kota. Jokowi memenuhi janji-janjinya selama kampanye, yakni membuat Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar untuk warga kurang mampu. Ia juga menerapkan sistem pembayaran pajak secara online serta memastikan pembangunan sarana transportasi cepat massal.
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADOGubernur DKI Joko Widodo blusukan ke permukiman RT 05 RW 07, Tanjung Priok, Rabu (5/6/2013) siang. Tapi ada pemandangan berbeda dari aksi blusukannya kali ini. Ia blusukan bersama Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scott Marciel.
Catatan lainnya meliputi pemindahan pedagang kaki lima dari jalan-jalan sekitar Pasar Tanah Abang yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jakarta Pusat. Tidak hanya memindahkan PKL, Jokowi juga menyediakan ruang bagi pedagang itu untuk menempati lapak-lapak di dalam pasar terdekat. Crochane juga menuliskan upaya Jokowi memindahkan 7.000 keluarga miskin di sekitar Waduk Pluit, Jakarta Utara, agar waduk itu bisa dikeruk untuk pertama kalinya dalam 30 tahun. Jokowi selalu mengunjungi kedua kawasan itu untuk memastikan proyek yang digagasnya berjalan lancar. Ia juga ingin meyakinkan kepada warga bahwa program relokasi itu dilakukan bukan untuk mengubah kawasan itu dengan membangun pusat perbelanjaan.
Disinggung pula dalam tulisan itu bahwa Jokowi adalah pemimpin bersih yang tidak menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri. Hal ini menjadi pembeda antara Jokowi dan pemimpin lain di tengah cibiran tentang maraknya korupsi di negeri ini.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Sumber : New York Times
Source : megapolitan.kompas.com